Anggaran Kegiatan OPD Bidang Lingkungan Hidup

Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah IV -18 Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan “Satu Milyar Pohon” dari Kementerian Kehutanan sebelumnya. Saat ini terlihat hasilnya, jalan sepanjang saluran + 5 km dari Kantor Camat Sitiung sampai ke arah Simpang 3 Sungai Duo terlihat asri. Adapun fungsi dari tanaman pelindung ini selain sebagai penyuplai oksigen tetapi juga sebagai penahan penguatan tanah tanggul saluran irigasi untuk mengendalikan potensi jebolnya tanggul dimana muka air irigasi lebih tinggi dari badan jalan. b Penanaman tanaman pelindung pada lahan seluas 14 Ha ex rumah pompa Balai Wilayah Sungai V Kementerian Pekerjaan Umum di Jorong Pisang Barabui Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung. Program ini merupakan kelanjutan program “Satu Milyar Pohon” dari Kementerian Kehutanan sebelumnya. Penanaman ini dilakukan bersama instansi pemerintah dan perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Dharmasraya. Program ini dinilai kurang berhasil sebab berada pada lahan pemerintah sehingga kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjaga dan merawat hasil penanaman bibit tanaman pelindung tersebut; c Penanaman tanaman pelindung sepanjang bahu jalan pada Jalan Lintas Sumatera dari Kecamatan Pulau Punjung sampai dengan Kecamatan Koto Baru. Jenis bibit tanaman yang ditanam adalah jenis trembesi dan mahoni. Program ini hanya sebagian kecil titik–titik lokasi yang berhasil disebabkan kurang melibatkan masyarakat sekitar lokasi jalan-jalan yang ditanam, selain itu juga kurangnya penataan pada saat penanaman. Banyak titik – titik lokasi penanaman tepat dibawah jaringan listrik PLN sehingga rutin dilakukan pemangkasan oleh pihak PLN; d Tanaman Durian untuk penghijauan yang ditanam oleh Kelompok Tani Swadaya Pisang Berebus dengan luasan mencapai 5 Ha. Tanaman penghijauan ini mempunyai nilai ekonomi. Konsep konservasi sumber daya alam berbasis manfaat ekonomi langsung ini lebih mudah Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah IV -19 implementasinya dan tinggi antusiasme dari masyarakat sebab manfaat ekonominya dirasakan langsung bagi pelaku; e Penanaman Kebun Jabon oleh Kelompok Tani Sako Mandiri seluas 50 Ha. Penanaman ini merupakan usaha penghijauan yang dilakukan masyarakat. Lahan diluar kawasan dimana termasuk miliki Ulayat Sitiung telah dilakukan penebangan kayunya dan ditinggalkan oleh pengelola kayu. Oleh masyarakat Ulayat Sitiung direncanakan akan dilakukan penanaman komoditi kelapa sawit. Dalam perjalanannya melalui pembinaan dari Dinas Perkebunan Kabupaten Dharmasraya, Ulayat Sitiung mengalihkan komoditinya ke penanaman Jabon yang merupakan komoditi jenis kayu- kayuan untuk lahan 50 Ha tersebut. Kebun Jabon Kelompok Tani Sako Mandiri telah mendapat perhatian dari peneliti dari WWF, penelitian terkait perbandingan manfaat tanaman kayu–kayuan dibandingkan tanaman kelapa sawit terhadap lingkungan hidup dan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Gambar 4.2.9. Kebun Jabon Kelompok Tani Sako Mandiri Nagari Sitiung Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya, 2016 Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah IV -20 f Pada Nagari Koto Tinggi terdapat kearifan lokal yakni pada Calon Pengantin diwajibkan menanam pohon dengan tujuan memberikan persembahan dan sumbangsih pada alam sebagai perwujudan rasa syukur pada Yang Maha Kuasa. Kearifan lokal ini sudah berlangsung sejak zaman Nenek Moyang masyarakat Nagari Koto Tinggi sebelumnya dan masih dipertahankan hingga saat ini baik oleh masyarakat nagari ini sendiri maupun oleh Pemerintah Nagari Koto Tinggi. Gambar 4.2.10. Kewajiban Menanam Pohon oleh Calon Pengantin pada Nagari Koto Tinggi Kecamatan Koto Besar Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya, 2016 g Pada Nagari Koto Tinggi Kecamatan Koto Besar memiliki regulasi nagari terkait penghijauan pada lingkungannya, melalui Peraturan Nagari Koto Tinggi Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penghijauan Nagari, mewajibkan pada mayarakat Nagari Koto Tinggi untuk melakukan penanaman pohon dan penghijauan pada areal pekarangannya. h Nagari Koto Besar Kecamatan Koto Besar merupakan Nagari yang memiliki kearifan lokal yakni adanya Kerajaan Koto Besar yang secara tata administratif nagari diakui dalam semua lini kehidupan masyarakatnya. Kerajaan Koto Besar tersebut selalu dijaga pelestariannya oleh masyarakat Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah IV -21 Nagari Koto Besar. Masyarakat Nagari Koto Besar memiliki Hutan Adat atau Hutan Nagari milik Kerajaan Koto Besar dimana berkembang suatu kepercayaan jika ada masyarakat yang melanggar dengan berburu satwa atau mengambil hasil hutan tanpa seizin dari pemangku adat atau pemegang adat dari Kerajaan Koto Besar maka akan ada efek atau atau hukuman langsung secara ghaib yang ekan menimpa pelaku perusakan atau pelanggar tersebut. Secara tata adminsitratif pemerintahan yang berlaku, Hutan Nagari atau Hutan Adat tersebut telah dikuatkan pengelolaannya melalui Peraturan Nagari Koto Besar Nomor 03P-WN-KB2012 tentang Pelestarian Hutan Nagari Koto Besar Rimbo Tolang dan Rimbo Ubau. Selain menjaga fungsi Hutan Nagari, Nagari Koto Besar juga menerbitkan larangan perburunan satwa dan pemungutan tumbuhan pada Hutan Nagari Rimbo Tolang dan Rimbo Ubau melalui Peraturan Nagari Koto Besar Nomor 04P-WN- KB2012 tentang Larangan Perburuan Satwa dan Pemungutan Tumbuhan di Hutan Nagari Rimbo Tolang dan Rimbo Ubau. i Selain kegiatan penghijauan, konsep perlindungan satwa liar untuk menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat juga dikembangkan. Perlindungan satwa untuk menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat berupa perlindungan satwa walet dan lubuk larangan untuk tambak masyarakat yang banyak dikelola oleh nagari atau desa. Hampir setiap nagari atau desa yang memiliki sumber daya air mengembangkan lubuk larangan sebagai tambak nagari. Nagari menerbitkan Peraturan Nagari terkait pengelolaan lubuk larangan, regulasi nagari atau desa ini mengatur konsep konservasi sumber daya air dan pengelolaan tambak lubuk larangan untuk nagari atau desa. Selain itu dalam tataran pemerintahan dinas terkait, Dinas Peternakan juga menerbitkan Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Nomor 523.635KPTS-Disnakan-IV2014 tentang Penetapan Lokasi Konservasi Perairan Darat. Regulasi ini untuk mendukung dan menguatkan program lubuk larangan nagari atau desa.