Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -76
Parameter COD terdeteksi melebihi baku mutu BM 25 mgL pada titik sampling Hulu Batang Momong Kecamatan IX Koto, Batang Pangian Sialang
Kecamatan Pulau Punjung, dan Sungai Koto Balai Kecamatan Koto Baru. Parameter Khlorin bebas terdeteksi melebihi nilai baku mutu BM 0,03 mgL
yaitu pada titik sampling Batang Pangian, Batang Piruko, Sungai Koto Balai, Batang Siat RM Suci Koto Baru, Batang Siat Pulau Mainan Kecamatan Koto
Salak dan Batang Sinabuhan Abai Siat Kecamatan Koto Besar. Sedangkan untuk parameter Total Posfat telah melebihi nilai baku mutu BM 0,2 mgL pada titik
Hulu Batang Momong, Sungai Pangian Sialang Kecamatan Pulau Punjung, Batang Piruko Gunung Medan Kecamatan Sitiung dan Sungai Koto Balai
Kecamatan Koto Baru.
Gambar 3.2.32. Kualitas Air Sungai dari Anak Sungai DAS Batanghari Tahun 2016 Untuk
Parameter Anorganik 2
Sumber: Olahan Tabel-17G. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Untuk parameter mikrobiologi fecal coliform, kualitas air sungai pada 5 lima titik sampling pada umumnya telah melebihi nilai baku mutu BM 2400
jmlh100 mL, yaitu di hulu dan muara Batang Momong, Batang Pangian, Batang Piruko dan Sungai Kotobalai. Sedangkan untuk total coliform masih memenuhi
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -77
nilai baku mutu. Untuk parameter kimia organik, seperti fenol, minyak lemak dan detergen masih memenuhi nilai baku mutu yang ditetapkan. Sumber: Tabel-17H.
Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.
Beberapa parameter kualitas air sungai telah melebihi nilai baku mutu dan berstatus tercemar ringan sampai tercemar sedang untuk beberapa titik sampling
sungai-sungai kecil, seperti Batang momong yang merupakan aliran sungai yang sumber pencemar berasal dari perkebunan kelapa sawit, karet, perkebunan HTI,
lahan terbuka, dan pemukiman penduduk, serta adanya lokasi PETI di Kecamatan IX Koto. Dengan perhitungan indeks pencemaran air diperoleh bahwa pada bagian
hulu dan muara berstatus tercemar ringan dengan indeks pencemaran air 2,39 pada bagian muara dan 4,18 pada bagian hulu. Rata-rata Indeks Pencemaran Air Batang
Momong sebesar 3,29 atau dengan nilai IPA sebesar 50.00. Hal ini menunjukkan bahwa beban pencemaran banyak terdapat pada bagian hulu sungai.
Aliran Sungai Batang Momong akan bermuara di Sungai Batanghari di Nagari Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung.
Batang Pangian Sialang merupakan sungai lintas kabupaten yang perbatasan dengan Kabupaten Sijunjung, kemungkinan sumber pencemar berasal
dari Pabrik Kelapa Sawit yang berada di perbatasan Sijunjung, dan daerah Sialang juga banyak terdapat Perkebunan sawit, karet dan campuran, pertanian dan
pemukiman penduduk. Aliran air sungai Batang Pangian akan bermuara di Sungai Batanghari di Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung. Indeks pencemaran air dari
hasil perhitungan untuk Batang Pangian yaitu 3,10 atau tercemar ringan.
Pencemaran yang terjadi di Batang Piruko memiliki sumber pencemar yang cukup kompleks yaitu berasal dari perkebunan masyarakat, pemukiman
penduduk, pertanian sawah dan adanya lahan akses terbuka serta PETI dibagian hulu Batang Piruko di Nagari Tebing Tinggi Kecamatan Pulau Punjung. Sungai
Koto Balai dengan sumber pencemar dapat berasal dari pabrik PKS, perkebunan karet, sawit, dan lahan terbuka serta PETI di bagian hulu sungai Koto Balai.
Aliran Sungai Batang Piruko dan Sungai Koto Balai akan bermuara di Batang Siat di Kecamatan Koto Baru. Dengan Indeks pencemaran air dari hasil perhitungan
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -78
diperoleh masing-masingnya yaitu Batang Piruko 3,09 tercemar ringan dan sungai Koto Balai 3,79 tercemar ringan.
Batang Siat juga menjadi muara dari banyak sungai-sungai kecil, seperti Batang Piruko, Sungai Koto Balai, Sungai Sinabuhan dan Sungai Betung. Hal
inilah yang mempengaruhi kualitas air sungai Batang Siat. Batang Siat merupakan sungai kedua terbesar setelah Batanghari yang melewati 3 tiga Kecamatan Koto
Besar, Koto Baru dan Koto Salak, sehingga sumber pencemar sudah sangat kompleks, dapat berasal dari perkebunan sawit, karet, kebun campuran, pabrik
PKS, lahan terbuka dan PETI di bagian hulu sungai. Namun, dari hasil perhitungan rata-rata Indeks Pencemaran Air di Batang Siat tergolong tercemar
ringan 1,39 atau dengan nilai IPA sebesar 63.33.
Gambar 3.2.33. Indeks Pencemaran Air Anak-Anak Sungai DAS Batanghari Tahun 2016
Sumber: Olahan Tabel-17I. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -79
Pada Gambar 3.2.33. terlihat perbandingan indeks pencemaran air dari anak-anak sungai DAS Batanghari tahun 2016, yang mewakili 9 sembilan
sungai.
Batang Mimpi berhulu di Kecamatan Pulau Punjung dan sumber pencemar dapat berasal dari perkebunan karet dan sawit, pertanian sawah, pemukiman
penduduk, dan lahan terbuka. Aliran sungai Batang Mimpi akan bermuara di Sungai Batanghari di Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung. Hasil perhitungan rata-
rata Indeks Pencemaran Air di Batang Mimpi dapat tergolong tercemar ringan 1,47 atau dengan nilai IPA 63,33.
Batang Timpeh mengalir sepanjang 2 dua kecamatan yaitu Kecamatan Timpeh dan Kecamatan Padang Laweh. Sumber pencemar Batang Timpeh
umumnya berasal dari perkebunan sawit, karet dan campuran, dan lahan terbuka. Aliran sungai Batang Timpeh akan bermuara di sungai Batanghari di Kecamatan
Padang Laweh. Hasil perhitungan Indeks Pencemaran Air di Batang Timpeh diperoleh status mutu air Batang Timpeh tergolong tercemar ringan 1,47.
3.2.5. Kualitas Air DanauSituEmbung
Kualitas air Embung pada tahun 2016 dilakukan analisis pada dua embung yaitu, embung Ampang Kamang dan Kamang Mani pada bagian hulu dan hilir
embung, yang dilakukan pada tanggal 1 November 2016. Pengukuran kualitas air embung dilakukan masing-masingnya untuk parameter fisika, kimia anorganik,
kimia organik dan mikrobiologi.
Untuk parameter fisika dilakukan analisis untuk residu terlarut, residu
tersuspensi, dan daya hantar listrik, seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.34.
yang
menunjukkan bahwa
semua parameter fisika masih memenuhi batas
baku mutu air kelas II dalam PP 822001 TSS ≤50 mgL dan TDS ≤1000 mgL,
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan kualitas
air embung terutama untuk parameter kimia Anorganik
dan Organik.
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -80
Sumber: Tabel-18A. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.
Gambar 3.2.34. Kualitas Air Embung Tahun 2016 Untuk Parameter Fisika
Sumber: Olahan Tabel-18A. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Parameter kimia anorganik dilakukan analisis masing-masing pada bagian hulu maupun hilir embung Ampang Kamang dan Kamang Mani untuk
parameter pH, DO, BOD, COD, NO
2
, NO
3
, NH
3
, Khlorin Bebas, T-P, Sianida dan H
2
S, pada Gambar 3.2.35. menunjukkan bahwa beberapa parameter kimia anorganik telah melewati batas nilai baku mutu air kelas II dalam PP 822001,
seperti pH pada embung Kamang Mani hilir, DO pada embung Ampang Kamang dan Kamang Mani, COD pada embung Ampang Kamang hulu dan Kamang Mani
hilir, dan H
2
S pada embung Ampang Kamang dan Kamang Mani. Sumber: Olahan Tabel-18B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya
Tahun 2016.
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -81
Gambar 3.2.35. Kualitas Air Embung Tahun 2016 Untuk Parameter Kimia Anorganik
Sumber: Olahan Tabel -8B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Hasil analisis kualitas air embung Ampang Kamang dan Kamang Mani pada bagian hulu dan hilir untuk parameter kimia organik, seperti yang terlihat
pada Gambar 3.2.36. menjelaskan bahwa hampir semua parameter kimia organik seperti Minyak Lemak dan Detergen masih memnuhi batas baku mutu air kelas II
dalam PP 822001 Minyak Lemak
1000 mgL dan Detergen 200 µgL, sedangkan Fenol tidak terdeteksi untuk semua titik sampling air embung. Sumber:
Olahan Tabel-18C. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.
Kualitas air embung Ampang Kamang dan Kamang Mani pada bagian Hulu dan Hilir untuk parameter mikrobiologi Fecal Coliform dan Total Coliform,
tidak dilakukan analisis karena disebabkan oleh Bahan Kimia Laboratorium yang melakukan analisis tersebut sedang tidak tersedia. Untuk Parameter Fecal
Coliform seharusnya memiliki batas baku mutu air kelas II dalam PP 822001 Fecal Coliform ≤1000 jumlah100 ml dan Total Coliforom ≤5000 jumlah100 ml.
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -82
Sumber: Olahan Tabel-18D. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.
Gambar 3.2.36. Kualitas Air Embung Tahun 2016 Untuk Parameter Kimia Organik
Sumber: Olahan Tabel-18C. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Perbandingan kualitas air embung Kamang pada bagian hulu dan hilir pada tahun 2015 dan 2016 berdasarkan Standar Baku Mutu air kelas II dalam PP
822001, seperti yang terlihat pada Tabel 3.2.6. menunjukkan bahwa tidak ada persentase yang melebihi nilai baku mutu untuk parameter fisika. Sementara itu
untuk parameter kimia anorganik, persentase yang melebihi nilai baku mutu pada tahun 2014 dan tahun 2015 adalah sama sebesar 36,36, Sedangkan persentase
yang melebihi nilai baku mutu untuk parameter kimia organik mengalami peningkatan dari 66,67 tahun 2015 menjadi 18,18, dalam artian bahwa hanya
ada 2 parameter yang melebihi nilai baku mutu yaitu COD dan H2S. Begitu juga untuk parameter organik mengalami peningkatan kualitas dari 66,67 menjadi
0 tidak ada yang melebihi baku mutu. Sementara itu untuk parameter mikrobiologi tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 dengan keterpenuhan
terhadap baku mutu 50 pada taun 2015. Hal ini dapat menjelaskan bahwa terjadi
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -83
peningkatan kualitas air embung pada tahun 2016 untuk parameter kimia organik dan anorganik. Sumber: Olahan Tabel-18E. Lampiran Dokumen IKPLHD
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.
Tabel 3.2.6. Perbandingan Kualitas Air Embung Tahun 2015 dengan Tahun 2016
Berdasarkan Standar Baku Mutu
Parameter Baku
Mutu PP
822001 Kelas II
2015 2016
Parameter yang
Melebihi Baku Mutu
Persentase Parameter
yang Melebihi
Baku Mutu Persentase
1 2
3 4
5 6
Parameter Fisika
Temperatur
o
C Deviasi 3
Tidak Ada Melebihi =
Tidak Ada Melebihi =
Residu Terlarut mgL ≤ 1,000 Tidak Ada
Tidak Ada Residu Tersuspensi
mgL ≤ 50
Tidak Ada Tidak Ada
Parameter Anorganik
pH 6-9
Tidak Ada
Melebihi = 36,36
Tidak Ada
Melebihi = 18,18
DO mgL ≥ 4
Ada Tidak Ada
BOD mgL ≤ 3
Tidak Ada Tidak Ada
COD mgL ≤ 25
Ada Ada
NO
2
mgL ≤ 0,06
Tidak Ada Tidak Ada
NO
3
mgL ≤10
Tidak Ada Tidak Ada
NH
3
mgL -
Tidak Ada Tidak Ada
Klorin Bebas mgL ≤ 0,03
Ada Tidak Ada
T-P mgL ≤ 0,2
Tidak Ada Tidak Ada
Sianida mgL ≤ 0,02
Tidak Ada Tidak Ada
H
2
S mgL ≤0,002
Ada Ada
Parameter Organik
Fenol µgL ≤ 1,0
Ada Melebihi =
67,67 Tidak Ada
Melebihi = 0,0
Minyak dan Lemak µgL
≤ 1,000 Tidak Ada
Tidak Ada Detergen µgL
≤ 200 Ada
Tidak Ada
Parameter Mikrobiologi
Fecal coliform jmlh100 ml
≤ 1,000 Tidak Ada
Melebihi = -
Melebihi = -
Total coliform jmlh100 ml
≤ 5,000 Tidak Ada
- Sumber: Olahan Tabel-18E. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Pada Tabel 3.2.7. terlihat hasil analisis statistik sederhana terhadap kualitas air embung Ampang Kamang dan Kamang Mani pada bagian Hulu dan Hilir
untuk nilai minimum, rata-rata dan maksimum masing-masing parameter fisika, kimia anorganik, kimia organik, dan mikrobiologi. Hasil analisis statistik
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -84
menjelaskan beberapa parameter telah melewati nilai baku mutu air kelas II berdasarkan standar baku mutu air kelas II dalam PP 822001. Nilai rata-rata
masing-masing parameter yang melebihi baku mutu diantaranya yaitu DO 3,075 mgL pada embung Ampang Kamang dan 3,45 mgL pada embung Kamang Mani;
Parameter H2S pada embung Ampang Kamang 0,018 mgL dan pada embung Kamang Mani 0,014 mgL, sedangkan nilai rata-rata untuk parameter organik dan
mikrobiologi tidak ada yang melebihi baku mutu. Sumber: Olahan data Tabel- 18E. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.
Tabel 3.2.7. Hasil Analisis Statistik Kualitas Air Embung Tahun 2016
No Parameter
Baku Mutu PP
822001 Kelas II
Ampang Kamang Kamang Mani
Min. Rata-
Rata Maks. Min.
Rata- Rata
Maks.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
A. Parameter Fisika
1 Temperatur
o
C Deviasi 3
31 31
31 25,9
26,7 27,5
2 Residu Terlarut mgL
1000 5,5
6,16 6,80
6,32 6,40
6,48 3
Residu Tersuspensi mgL 50
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
B. Parameter Anorganik
1 pH
6-9 6,65
6,87 7,08
7,22 7,86
8,5 2
DO mgL Min. 4
3,58 3,705
3,83 2,54
3,13 3,71
3 BOD mgL
3 0,60
1,11 1,61
2,42 2,62
2,82 4
COD mgL 25
12,00 19,50
27,00 24,00 27,50
31,00 5
NO
2
mgL 0,06
0,014 0,014
0,014 0,007 0,013
0,018 6
NO
3
mgL 10
0,080 0,393
0,706 0,658 0,789
0,920 7
NH
3
mgL -
0,00 0,014
0,00 0,00
0,014 0,00
8 Klorin Bebas mgL
0,03 0,00
0,002 0,00
0,00 0,002
0,00 9
T-P mgL 0,2
0,00 0,013
0,00 0,00
0,013 0,00
10 Sianida mgL
0,02 0,00
0,004 0,004
0,00 0,002
0,00 11
H
2
S mgL 0,002
0,017 0,018
0,019 0,011 0,014
0,016 C.
Parameter Organik
1 Fenol µgL
1 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 2
Minyak dan Lemak µgL 1000
0,127 0,188
0,248 0,086 0,115
0,144 3
Detergen µgL 200
0,01 0,01
0,01 0,01
0,01 0,01
D. Parameter Mikrobiologi