dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapakan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan
menurut Masry 2004:61 pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang di lakukan bawahan sesuai dengan
rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup, dan melingkupi tujuan
organisasi, hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, sistem, dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh seorang manajer.
Hal ini juga didukung oleh Sonya 2007:2 menyatakan bahwa pengawasan dilakukan oleh pimpinan sebagai suatu usaha membandingkan
apakah yang dilakukan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Hal ini berarti juga pengawasan merupakan tindakan atau kegiatan pimpinan mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil kerja yang dikehendaki.Sedangkan menurut Chuck2001: 9 pengawasan merupakan
mengawasi kemajuan pencapaian sasaran dan mengambil tindakan koreksi bilamana kemajuan tidak tercapai. Adapun dipihak lain menurut Manullang
1995:18 mengatakan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan suatu pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila
perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
2.3.2 Fungsi Pengawasan
Pelaksanaan kegiatan untuk mencapaian tujuan yang telah ditetapkan memerlukan pengawasan, agar perencanaan yang telah disusun dapat
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan dengan baik Masry 2004:62 mengemukakan fungsi pengawasan sebagai berikut :
a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas
dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan. b.
Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan
kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
2.3.3 Tujuan Pengawasan
Adapun tujuan pengawasan seperti yang dikemukan oleh Usman 2001:400 menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut :
a. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan. b.
Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, dan hambatan.
c. Meningkatkan kinerja perusahaan
d. Melakukan tindakan-tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilakukan dalam pencapaian kinerja yang baik. Sementara itu menurut Masry 2004:61 menyatakan tujuan pengawasan
adalah sebagai berikut : a.
Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
b. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pencapaian tujuan perusahaan agar sesuai dengan yang diharapkan maka
fungsi pengawasan harus dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah dibandingkan dengan tindakan
tindakan pengawasan yang sesudah terjadinya penyimpangan.
2.3.4 Proses Pengawasan
Sistem pengawasan organisasi memiliki 4 empat langkah fundamental dalam setiap prosesnya Griffin 2004:167. Langkah-langkah tersebut
diilustrasikan dalam gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Dalam Proses Pengawasan
Sumber: Graffin 2004:167
Masing-masing langkah ini akan dijelaskan sebagai berikut : a.
Menetapkan Standar Control Standar adalah target yang menjadi acuan perbandingan untuk
kinerja dikemudian hari. Standar yang ditetapkan untuk tujuan pengawasan harus diekspresikan dalam acuan yang dapat diukur. Strategi
Menetapkan Standar
Mengukur Kinerja
Membandingkan kinerja dengan
standar Menentukan
kebutuhan akan tindakan koreksi
Mempertahankan status quo
Mengoreksi Penyimpangan
Mengubah Standar
Universitas Sumatera Utara
pengawasan harus konsisten dengan tujuan organisasi. Dalam penentuan standar, diperlukan pengidentifikasian indikator-indikator kinerja.
Indikator kinerja adalah ukuran kinerja yang menyediakan informasi yang berhubungan langsung dengan objek yang diawasi.
Standar bagi hasil kerja karyawan pada umunya terdapat pada rencana keseluruhan maupun rencana-rencana bagian. Agar standar
diketahui secara benar oleh karyawan, maka standar itu harus dikemukakan dan dijelaskan kepada karyawan sehingga karyawan
akan memahami kemana kegiatannya diarahkan dan tujuan apa yang ingin dicapai.
b. Mengukur Kinerja
Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontiniu bagi sebagian besar organisasi. Agar pengawasan berlangsung efektif, ukuran-ukuran
kinerja harus valid. Kinerja karyawan biasanya diukur berbasis kuantitas dan kualitas ouput, tetapi bagi banyak pekerjaan, pengukuran kinerja harus
lebih mendetail. c.
Membandingkan Kinerja dengan Standar Tahap ini dimaksudkan dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan
actual result dengan standar yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan karyawan dapat diketahui melalui laporan tertulis yang disusun oleh
karyawan, baik laporan rutin, maupun laporan khusus. Selain itu atasan juga dapat mengunjungi karyawan untuk menanyakan langsung hasil
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan atau karyawan dipanggil untuk menyampaikan laporan secara lisan.
d. Menentukan Kebutuhan Korektif
Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahlian-keahlian analitis dan diagnotis manajer. Selain membandingkan
kinerja dengan standar, manajer dapat memilih satu tindakan: mempertahankan status quo tidak melakukan apa-apa, mengoreksi
penyimpangan, atau mengubah standar. Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan nyata
yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau rencana yang ditetapkan sebelumnya.
2.3.5 Faktor-FaktorMempengaruhi Pengawasan