Faktor yang Mempengaruhi Pekerjaan Monoton Penyebab Pekerjaan Monoton Akibat Pekerjaan Monoton

commit to user Berdasarkan pembagian tersebut pekerjaan duduk membatik termasuk ke dalam pekerjaan monoton golongan pertama yakni pekerjaan monoton dengan gerakan berulang dan gerakan yang dilakukan adalah gerakan sederhana.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pekerjaan Monoton

Menurut Pusparini 2003 pekerjaan monoton dipengaruhi oleh : a. Lingkungan kerja Faktor lingkungan kerja yang dapat memperburuk akibat dari pekerjaan monoton antara lain; kebisingan, getaran, penerangan yang tidak cukup, dan iklim yang tidak nyaman. b. Tenaga kerja Faktor dari tenaga kerja meliputi jenis pekerjaan, keadaan fisik pekerja keahlian pekerja, motivasi kerja, dan tingkat pendidikan.

5. Penyebab Pekerjaan Monoton

Menurut Prihartini 2007, Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi hanya pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton, dalam kerja rutin sehari-hari, karena tugas dan pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga commit to user secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang terlalu rendah maupun berlebihan dapat menimbulkan stress. Pekerjaan monoton biasanya disebabkan oleh spesialisasi kerja dan pengulangan gerak dalam pekerjaan.

6. Akibat Pekerjaan Monoton

Menurut Oktarina 2009 bahwa tenaga kerja sebagai pelaku sekaligus sasaran dari pembangunan harus dibina dan dikembangkan. kualitas tenaga kerja tercermin dalam produktivitas tenaga kerja tersebut sehingga perlu adanya upaya-upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman nyaman dan sehat untuk menunjang produktivitas. Selain itu, perlu diperhatikan juga sistem kerja yang aman nyaman dan sehat untuk menunjang produktivitas. Hal lain yang diperhatikan adalah sistem kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja itu sendiri, apakah mereka dalam bekerja dilakukan rotasi kerja atau tidak, karena kerja monoton akan berdampak pada reaksi psikologis mereka dan dapat mengakibatkan stress kerja. Menurut Sutrisno dalam Oktarina 2009 bahwa rotasi kerja adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Rotasi dilakukan untuk menghindari kejenuhan tenaga kerja pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. commit to user Menurut Chris Argyris dalam Suryatiningsih 2005 penulis menaruh perhatian terhadap masalah-masalah yang timbul sebagai akibat penyederhanaan kerja yang ekstrim terhadap individu. Peneliti mengemukakan bahwa apabila pekerjaan sangat dispesialisasikan atau difragmentasikan, maka karyawan akan merasakan bahwa tugas-tugas mereka monoton, tidak menyenangkan dan tidak memuaskan. Dengan demikian, pekerja kehilangan rasa otonominya dan tidak menghadapi tantangan atau menjadi tidak berdaya serta bergantung. Para peneliti ini tidak menyebutkan bahwa semua bentuk spesialisasi tidak diinginkan. Tetapi mereka mengemukakan bahwa spesialisasi dalam beberapa bidang telah mencapai suatu titik dimana manfaat yang diharapkan dalam efisiensi dan produktivitas tidak diperoleh karena lebih banyak menyebabkan kerugian bagi manusia Menurut Manuaba dalam Prihartini 2007 pekerjaan monoton yaitu pekerjaan yang mengalami pengulangan gerak akan menimbulkan rasa bosan. Kebosanan dalam pekerjaan rutin sehari-hari mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau terlalu rendah akan menimbulkan stress kerja. Pada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari, sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus dilakukan, dapat menghasilkan berkurangnya commit to user perhatian. Hal ini, secara potensial membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan darurat. Menurut Pusparini 2003 efek dari pekerjaan monoton ada dua yakni : a. Efek kesehatan Pekerjaan monton dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti; sakit tenosynovitis, sindrom terowongan karpal, osteoarthritis dan sakit pada lengan. b. Efek psikologis Efek psikologis yang timbul akibat pekerjaan monoton adalah : 1 Kebosanan Akibat kebosanan pada pekerja yang telah melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang terus menerus, akan mengalami penurunan tingkat mentalitas. 2 Hilangnya kewaspadaan Akibat dari kepenatan dan keletihan dari pekerjaan yang terlalu berat, tenaga kerja yang melakukan pekerjaan monoton akan berkurang tingkat kewaspadaannya setelah melakukan pekerjaan tersebut dalam jangka waktu yang lama. Dari uraian di atas dapat disimpulkan akibat dari pekerjaan monoton, spesialisasi pekerjaan dan pengulangan gerak akan menimbulkan kurangnya perhatian pada pekerjaan, menimbulkan commit to user kebosanan dalam bekerja yang berakibat pada penurunan tingkat mentalitas.

B. Stress Kerja