Peralatan yang Digunakan Proses Kerja Pembuatan Batik Tulis

commit to user Sistem pengupahan untuk tenaga kerja borongan dapat membuat tenaga kerja mengalami tekanan dalam bekerja. Sistem borongan akan membuat tenaga kerja bekerja tanpa melakukan istirahat untuk menyelesaikan target demi mendapatkan hasil yang lebih banyak yang akan berimbas pada upah yang didapatkan. Pengaturan organisasi kerja yang tidak baik akan mengakibatkan kelelahan yang dialami tenaga kerja.

2. Bahan Baku yang Digunakan

Pada proses pembuatan batik di industri rumah tangga batik tulis Brotoseno digunakan bahan baku berupa kain mori, malam, dan pewarna tekstil. Bahan baku barupa kain mori jika tidak diolah terlebih dahulu akan mengakibatkan debu kapas yang masuk ke dalam paru-paru. Namun pada proses membatik kain mori harus diolah terlebih dahulu karena berpengaruh terhadap kualitas batik yang dihasilkan. Potensi bahaya yang muncul adalah dermatitis, yang diakibatkan kontak langsung dengan bahan kimia berbahaya. Pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan sarung tangan berbahan plastik, serta sepatu boot.

3. Peralatan yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan dan tersedia di dalam proses pembuatan di industri rumah tangga batik tulis Brotoseno adalah : canting, wajan, kompor minyak tanah, gawangan, bandul, taplak, saringan malam, dan commit to user dingklik. Dari peralatan-peralatan tersebut akan menimbulkan bahaya berupa terciprat cairan malam, tersandung, keluhan-keluhan otot akibat duduk menggunakan dingklik yang tidak sesuai dengan antropometri tubuh manusia.

4. Proses Kerja Pembuatan Batik Tulis

Proses kerja pada pembuatan batik tulis dibagi dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap membatik. Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan perlatan untuk membatik, tidak hanya peralatan tetapi peralatan bahan baku untuk membuat batik tulis seperti kain mori yang sudah diolah terlebih dahulu, mempersiapkan api pada kompor untuk melelehkan malam, kemudian melelehkan malam terlebih dahulu sampai benar-benar meleleh tanpa ada gumpalan-gumpalan. Tahap selanjutnya adalah tahap membatik. Pada tahap ini sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan posisi duduk diatas dingklik kursi kecil yang tidak sesuai dengan antropometri tenaga kerja untuk posisi kerja duduk. Dalam melakukan pekerjaan membatik hanya dilakukan beberapa gerakan dan tidak bervariasi, gerakan-gerakan yang dilakukan dalam proses membatik adalah gerakan tangan mengambil malam dari wajan dengan menggunakan canting kemudian menulisnya pada kain mori yang sudah berpola. Hampir seluruh gerakan membatik terpusat pada gerakan tangan dengan duduk monoton. Selain beberapa proses yang dilakukan dengan duduk monoton ada juga pekerjaan yang dilakukan commit to user dengan berdiri dan terkadang duduk yaitu pekerjaan nolet. Dalam melakukan proses nolet gerakan juga terpusat pada gerakan tangan tetapi dilakukan dengan posisi duduk dan terkadang berdiri. Potensi bahaya yang muncul dalam proses membatik adalah kebosanan akibat monotoni pekerjaanyang dilakukan yaitu gerakan yang berulang-ulang tanpa variasi. Hal itu sesuai dengan yang di kemukakan oleh Pusparini 2003 bahwa pekerjaan yang dilakukan secara berulang- ulang dengan intensitas yang sering dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penurunan tingkat mentalitas. Proses selanjutnya adalah penggodogan atau penghilangan malam dan penjemuran. Dalam proses ini biasanya dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Proses ini berpotensi menimbulkan bahaya berupa gangguan kulit akibat kontak langsung dengan bahan kimia. Karena dalam melakukan pekerjaan ini biasanya tenaga kerja tidak menggunakan alat pelindung diri berupa sepatu boot dan sarung tangan karet.

B. Karakteristik Sampel