commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah menghasilkan banyak perubahan dan kemajuan diberbagai bidang dan
sektor kehidupan. Selain itu, pembangunan telah memunculkan banyak fenomena baru. Salah satu diantara fenomena itu adalah semakin besarnya
jumlah wanita yang bekerja. Bahkan saat ini banyak perusahaan yang sebagian besar tenaga kerjanya adalah wanita. Jika dahulu wanita hanya
berperan sebagai ibu rumah tangga, namun sekarang banyak wanita yang berpartisipasi dalam dunia kerja. Adanya tuntutan untuk mendukung
ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi wanita untuk bekerja Anoraga, 2009
Saat melaksanakan pekerjaannya tenaga kerja wanita perlu mendapatkan perlindungan sehingga terhindar dari segala risiko akibat
kerja, kecelakaan, atau penyakit akibat kerja. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 76
yang memuat waktu kerja, cuti haid, waktu melahirkan, perlindungan dari jenis pekerjaan terburuk, dan sebagainya. Namun selain itu, tenaga kerja
juga berhak mendapatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial Budiono dkk, 2003.
commit to user Setiap aspek pada pekerjaan dapat menjadi pembangkit stress.
Tenaga kerja yang menentukan sejauh mana situasi yang dihadapi merupakan situasi stress. Berbagai tekanan yang dirasakan oleh tenaga
kerja dapat berasal dari faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan yang menimbulkan kebosanan karena pekerjaan berulang-ulang dan tempat
kerja yang bising, konflik peran yang dirasakan wanita pekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai pekerja, adanya karir yang
tidak berkembang, hubungan yang buruk dengan rekan sekerja maupun dengan atasan, ditambah lagi adanya struktur organisasi yang tidak baik,
kebijakan yang terlalu kaku, sedikitnya keterlibatan atasan, serta ciri individu dalam menanggapi situasi yang dihadapi. Selain itu, tenaga kerja
dalam interaksinya dengan pekerjaan juga dipengaruhi pula oleh hasil interaksi di tempat lain seperti di rumah, di perkumpulan dan sebagainya
Sunyoto, 2001. Jenis pekerjaan yang monoton dari pekerja batik tulis juga dapat
menimbulkan rasa bosan. Dalam bukunya yang berjudul Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Nurmianto menyatakan bahwa rasa bosan
dikategorikan sebagai kelelahan. Rasa bosan adalah manifestasi dari reaksi adanya suasana yang monoton kurang bervariasi Nurmianto, 2004.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Risang 2004 terhadap karyawan Mandarin Oriental Hotel Majapahit Surabaya faktor penyebab
stress kerja ada 4, yang paling dominan adalah beban kerja yang berlebihan, faktor dominan kedua adalah tekanan atau desakan waktu.
commit to user Kemudian faktor dominan ketiga adalah pekerjaan yang monoton dan
yang terakhir yaitu kondisi lingkungan kerja Batik brotoseno merupakan industri rumah tangga yang bergerak di
bidang produksi batik, di industri ini mempunyai tenaga kerja wanita sebanyak 203 orang tenaga kerja, terdiri dari 76 tenaga kerja tetap dan 127
tenaga kerja borongan. Di industri ini menghasilkan 13.000 meter perbulan untuk batik handprinting, 5000 potong perbulan untuk batik kombinasi,
1500 potong perbulan untuk batik tulis. Seluruh Kegiatan mulai dari membuat pola sampai pemasaran dilakukan oleh industri itu sendiri. Jam
kerja karyawan mulai dari jam 08.00-16.00 WIB, waktu istirahat antara jam 12.00-13.00 WIB. Dalam satu minggu terhitung 6 hari kerja yakni
Senin sampai dengan Sabtu. Berdasarkan hasil pengukuran pendahuluan yang dilakukan pada
pekerja batik tulis Brotoseno dengan menggunakan Test Bourdan Wiersma, sebanyak 15 tenaga kerja bagian batik tulis yang diukur sebelum
bekerja dan sesudah bekerja ternyata semuanya mengalami penurunan tingkat konstansi. Sedangkan pada tingkat ketelitian ada tiga tenaga kerja
yang mengalami penurunan, sedangkan tingkat kecepatan relatif konstan. Penurunan tingkat ketelitian dan konstansi merupakan gejala awal
timbulnya stress yakni kinerja menurun. Berdasarkan hasil survei pendahuluan dengan mewawancarai 15
tenaga kerja wanita pada bagian batik tulis, semuanya mengeluhkan kebosanan dengan pekerjaannya karena tidak ada variasi gerakan dalam
commit to user sehari kerja yaitu hanya duduk membatik. Selain itu, jarakposisi antara
tenaga kerja juga agak sempit berakibat mengurangi kebebasan mereka dalam bergerak, sehingga menimbulkan kebosanan yang merupakan
dampak stress kerja. Berdasarkan hasil pengukuran dan wawancara tersebut peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rotasi Kerja pada Pekerjaan Batik Tulis Terhadap Stress Kerja Pekerja Wanita di Industri Batik Tulis
Brotoseno Desa Kliwonan Masaran Sragen ”.
B. Rumusan masalah