Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Stress Kerja

commit to user Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yulianingsih 2009 tentang perbedaan tingkat stress kerja pada kebisingan kurang dari NAB dan lebih dari NAB Pada Tenaga Kerja Bagian Finishing Dan Assembling di PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia PECGI . Tingkat stress kerja pada intensitas kebisingan lebih dari NAB lebih tingggi daripada kebisingan kurang dari NAB

D. Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Stress Kerja

1. Analisis Berdasarkan Hasil Uji Statistik Non Parametrik Mann-Whitney Menurut Sutrisno dalam Oktarina 2009 bahwa rotasi kerja adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Rotasi dilakukan untuk menghindari kejenuhan tenaga kerja pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. Hasil penilaian stress kerja dengan skoring antara kelompok I tidak dirotasi dengan kelompok IIdirotasi, Sebelum dilakukan rotasi diperoleh Nilai rerata kelompok I 120.9±10.55, nilai rerata kelompok II 121.27±9.04. Kemudian setelah dilakukan rotasi kerja nilai rerata kelompok I 112.40±11.77, nilai rerata kelompok II 131.20±13.91. Setelah dilakukan uji Mann-Whitney untuk stress kerja antara kelompok I dengan kelompok II sebelum dilakukan perlakuan diperoleh hasil nilai p=0.967 pada tabel 18, sedangkan hasil uji Mann-Whitney antara kelompok I commit to user dengan kelompok II setelah dilakukan perlakuan diperoleh nilai p0,05 pada tabel 21. Berdasarkan nilai signifikansi sebelum dilakukan perlakuan p0,05 maka dapat disimpulkan skor stress sebelum dilakukan perlakuan tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan skor stress antara kelompok I dengan kelompok II. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pekerja pada dua kelompok sama, stress yang dialami bukan karena faktor-faktor dari luar pekerjaan melainkan karena beban kerja yang mereka terima. Sedangkan nilai signifikasi setelah dilakukan perlakuan p0,05 maka dapat disimpulkan skor stress setelah dilakukan perlakuan signifikan artinya terdapat perbedaan skor stress antara kelompok I dengan kelompok II. Terjadi penurunan tingkat stress setelah dilakukan rotasi kerja hal ini menunjukkan perubahan kondisi psikologis tenaga kerja. Manfaat rotasi kerja dapat mengurangi rasa jenuh dan lelah pada rutinitas pekerjaan sehingga suasana kerja menjadi nyaman. Dengan suasana kerja yang nyaman tenaga kerja dapat terhindar dari stress kerja. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Oktarina 2009 mengenai perbedaan tingkat stress kerja antara tenaga kerja yang dirotasi dengan tenaga kerja yang tidak di rotasi di PT.PGEI. Ada perbedaan tingkat stress antara tenaga kerja yang dirotasi dengan tenaga kerja yang tidak dirotasi. Dengan pengukuran sebelum dan sesudah kerja. commit to user Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jacinta F Rini dalam Oktarina 2009 mengenai stress kerja ditempat kerja, Rotasi kerja bahwa rotasi antar karyawan di tempat kerja dapat menghindari terjadinya stress kerja 2. Analisis Berdasarkan Kriteria Tingkat Stress. Mengurangi stress kerja akibat pekerjaan monoton dapat dilakukan dengan rotasi kerja. Sutrisno menyatakan bahwa rotasi kerja dilakukan untuk mengurangi kejenuhan pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh tingkat stress kerja tenaga kerja yang pada kelompok yang tidak dirotasi pengukuran sebelum dan sesudah hasilnya sama yaitu stress tingkat sedang dan stress tingkat tinggi. Sedangkan untuk kelompok yang dirotasi sebelum dilakukan rotasi kerja tenaga kerja mengalami stress tingkat sedang adalah 93.3, stress tingkat tinggi 6.67 . Kemudian pengukuran yang dilakukan setelah rotasi kerja tenaga kerja yang mengalami stress tingkat sedang menjadi 46.67, stress tingkat rendah yang mulanya tidak ada menjadi 53,3 dan tidak ada yang mengalami stress tingkat tinggi Dari hasil tersebut dapat diketahui pada kelompok yang dirotasi mengalami penurunan tingkat stress kerja yakni dari tingkat stress sedang menjadi tingkat stress rendah. Hal ini munjukkan bahwa manfaat dari perlakuan rotasi kerja dapat mengurangi rasa lelah dan jenuh pada rutinitas dan tuntutan pekerjaan yang membosankan, sehingga tercipta suasana commit to user kerja yang nyaman. dengan suasana yang nyaman atau tidak monoton pada tenaga kerja dapat terhindar dari stress kerja tingkat tinggi atau sangat tinggi. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Oktarina 2009 mengenai perbedaan tingkat stress kerja antara tenaga kerja yang dirotasi dengan tenaga kerja yang tidak dirotasi di PT.PGEI. Tingkat stress kerja pada kelompok sampel yang tidak dirotasi lebih tinggi dibandingkan pada kelompok sampel yang dirotasi. Pada bagian yang tidak dirotsai tenaga kerja yang mengalami stress kerja sebesar 73.33 sedangkan tenaga kerja yang dirotasi yang mengalami stress kerja adalah 46.67. commit to user BAB VI PENUTUP

A. Simpulan