commit to user dengan berdiri dan terkadang duduk yaitu pekerjaan nolet. Dalam
melakukan proses nolet gerakan juga terpusat pada gerakan tangan tetapi dilakukan dengan posisi duduk dan terkadang berdiri.
Potensi bahaya yang muncul dalam proses membatik adalah kebosanan akibat monotoni pekerjaanyang dilakukan yaitu gerakan yang
berulang-ulang tanpa variasi. Hal itu sesuai dengan yang di kemukakan oleh Pusparini 2003 bahwa pekerjaan yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan intensitas yang sering dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penurunan tingkat mentalitas.
Proses selanjutnya adalah penggodogan atau penghilangan malam dan penjemuran. Dalam proses ini biasanya dilakukan oleh tenaga kerja
laki-laki. Proses ini berpotensi menimbulkan bahaya berupa gangguan kulit akibat kontak langsung dengan bahan kimia. Karena dalam
melakukan pekerjaan ini biasanya tenaga kerja tidak menggunakan alat pelindung diri berupa sepatu boot dan sarung tangan karet.
B. Karakteristik Sampel
1. Usia
Pertambahan usia dapat menyebabkan bertambahnya risiko stress kerja. Usia yang rentan terhadap timbulnya stress kerja menurut Rostam
dalam Adilla 2009 adalah di atas 40 tahun. Penelitian dengan menggunakan indikator adrenalin dan tekanan darah pada usia di atas 40
commit to user tahun dan di bawah 40 tahun. Didapatkan hasil bahwa kelompok usia
yang lebih dari 40 tahun lebih rentan dalam menghadapi stress kerja. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dengan mengendalikan
usia sampel yaitu 20-40 tahun. Nilai rerata kelompok 1 33.6±4.39, nilai rerata kelompok II 34.93±5. Dari hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai p
= 0.386 pada tabel 2 dan berarti tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel pengganggu usia dapat dikendalikan dan tidak
memberikan pengaruh yang berbeda pada dua kelompok variabel yang diteliti.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jacinta F. Rini dalam Oktarina 2009 bahwa variabel usia bukan
merupakan faktor utama penyebab stress kerja. Usia seseorang tidak memberikan pengaruh terhadap variabel yang dteliti . Selain itu hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktarina 2009 tentang pengaruh rotasi kerja terhadap stress kerja di PT.PECGI
diperoleh nilai P = 0.227 menunjukkan tidak signifikan. Variabel pengganggu usia bukan faktor utama penyebab terjadinya stress kerja
2. Masa Kerja
Masa kerja berpengaruh terhadap kinerja tenaga kerja, baik pengaruh positif maupun negativ. Masa kerja memberi pengaruh positif
pada kinerja tenaga kerja, semakin lamanya masa kerja seseorang semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya, selain itu juga terhadap
commit to user keterampilan dan pengalaman kerja yang dimiliki dalam melakukan
pekerjaannya. Masa kerja dapat berpengaruh negativ apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebosanan pada tenaga kerja.
Hal ini, biasanya terkait dengan pekerjaan monoton dan bersifat berulang- ulang. Grandjen menyatakan bahwa masa kerja yang panjang bisa
menyebabkan kelelahan kronis sebagai akumulasi kelelahan dalam jangka yang panjang.
Hasil penelitian masa kerja dikendalikan yaitu 5 tahun dengan nilai rerata kelompok I 11.27±4.38, nilai rerata kelompok II 12.33±5.99.
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney diperoleh p=0.401 pada tabel 4 yang artinya nilai p0.05 dan berarti tidak signifikan. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel pengganggu masa kerja dapat dikendalikan dan tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada dua kelompok
variabel yang diteliti Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Oktarina 2009 menyebutkan bahwa usia dan masa kerja seseorang tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada kelompok variabel yang
diteliti. Usia dan masa kerja bukan merupakan faktor utama penyebab terjadinya stress kerja dengan nilai signifikan 0.117.
3. Status Gizi