Gejala Stress Kerja Dampak Stress Kerja

commit to user internal dari dalam individu meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, kondisi kesehatan, keadaan psikologis, konflik peran, peran ganda. sedangkan faktor dari luar pekerjaan antara lain beban kerja, lingkungan kerja, hubungan kerja, dan organisasi kerja.

5. Gejala Stress Kerja

Sebagai hasil dari adanya stress kerja karyawan mengalami beberapa gejala stress yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah, agresif, tidak dapat santai, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat dan susah tidur Novitasari, 2009. Sedangkan gejala stress ditempat kerja, meliputi: a. Kepuasan kerja rendah b. Kinerja yang menurun c. Semangat dan energi menjadi hilang d. Komunikasi tidak lancar e. Kurang tepat dalam pengambilan keputusan f. Kreatifitas dan inovasi kurang g. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif Pengaruh stress di tempat kerja menurut Tarwaka 2010 bahwa reaksi stress dikelompokkan menjadi dua pengaruh yaitu : commit to user a. Pengaruh terhadap individu seseorang 1 Reaksi emosi, tanda-tandanya adalah mudah marah, emosi, tidak terkontrol, mudah curiga dan lain-lain. 2 Reaksi perubahan kebiasaan, mudah merokok, minum minuman keras, penggunaan obat terlarang. 3 Perubahan fisioligis, mudah sakit kepala, insomnia, hipertensi, serangan jantung dan lain-lain. b. Pengaruh terhadap organisasi Akibat stress pada organisasi kerja akan memberikan pengaruh yang kurang baik. Pengaruhnya dapat berupa tingginya angka tidak masuk kerja, turnover, hubungan kerja jadi tegang dan rendahnya kualitas kerja. Dari keadaan tersebut dapat mengganggu performansi kerja dan meningkatkan terjadinya risiko terjadinya kecelakaan kerja, secara khusus dapat menurunkan produktivitas kerja, menyebabkan biaya kompetensi pekerja meningkat. Stress akibat kerja yang menyebabkan menurunnya produktivitas kerja, antara lain disebabkan oleh karena ; 1 Performansi pekerjaan yang rendah. 2 Meningkatkan angka absensi. 3 Menurunnya moral kerja. 4 Meningkatnya turnover pekerja yang dapat menyebabkan kehilangan banyak waktu kerja. commit to user

6. Dampak Stress Kerja

Menurut Tarwaka dkk, 2004 bahwa pengaruh stress ada dua yaitu: a. Pengaruhnya terhadap individu seseorang 1 Reaksi emosi, tanda-tandanya adalah mudah marah, emosi tidak terkontrol, mudah curiga. 2 Reaksi perubahan kebiasaan, mudah merokok, minum-minuman keras, penggunaan obat terlarang. b. Pengaruhnya terhadap organisasi Akibat stress pada organisasi kerja akan memberikan pengaruh yang kurang baik. Pengaruhnya dapat berupa tingginya angka tidak masuk kerja, turnover, hubungan kerja jadi tegang dan rendahnya kualitas kerja. Reaksi tubuh terhadap stressor pada seseorang sangat bervariasi dan berbeda dari masing-masing orang yang menerimanya. Perbedaan reaksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor psikologis dan faktor sosial- budaya seseorang. Reaksi stress akibat kerja yaitu : a. Reaksi psikologis Stress kerja biasanya merupakan perasaan subjektif seseorang sebagai bentuk kelelahan, kegelisahan dan depresi. Reaksi psikologis akibat stress kerja dapat dievaluasi dalam bentuk beban mental, kelelahan dan perilaku. commit to user b. Respon sosial Setelah beberapa lama mengalami kegelisahan, depresi, konflik dan stress akibat kerja di tempat kerja, maka pengaruhnya akan dibawa ke dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. c. Respon stress akibat kerja pada gangguan kesehatan atau reaksi fisiologis. Bila tubuh mengalami stress akibat kerja, maka akan terjadi perubahan fisiologis sebagai jawaban atas terjadinya stress kerja. Sistem di dalam tubuh yang mengadakan respon adalah diperantarai oleh saraf otonom, hypothalamic-pituitari axis dan pengeluaran petekolamin yang akan mempengaruhi fungsi-fungsi organ di dalam tubuh seperti sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinal dan gangguan penyakit lainnya. d. Respon individu Pengaruhnya akan sangat tergantung dari sifat dan kepribadian seseorang.

7. Pencegahan Stress Kerja