Menggali Pemahaman tentang Kekudusan Gereja Menyimak Cerita tentang Segi-Segi Kekudusan Gereja

52 Buku Guru Kelas XI SMASMK Pada pembelajaran ini, peserta didik dibimbing untuk memahami dan menghayati dalam hidupnya, makna dan hakikat kekudusan Gereja. Bahwa Gereja itu kudus karena sumber dari mana Gereja berasal, ke mana arah yang dituju Gereja, dan unsur-unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus. Kekudusan kesucian Gereja adalah kekudusan kesucian Kristus. Gereja menerima kekudusan kesucian sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kesucian Gereja tidak datang dari Gereja itu sendiri, tetapi datang dari Allah dan dipersatukan dengan Kristus oleh Roh Kudus. Kristus ada dalam Gereja dan selalu menyertai Gereja sampai akhir zaman. Kegiatan Pembelajaran Pembukaan: Doa • Guru mengajak para peserta didik untuk memulai pelajaran dengan berdoa. Ya Allah pokok keselamatan kami, Gereja-Mu telah menjadi tanda keselamatan bagi banyak jiwa di bumi ini. Kehadiran Gereja yang bersifat: Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik sebagaimana iman para Rasul yang telah kami imani sampai saat ini, kini telah menyatukan kami dan menjadi tanda kehadiran-Mu yang menguduskan kami semua. Kami mohon kepada-Mu ya Bapa, hadirlah dalam pertemuan ini agar kami semakin mengenal, memahami teristimewa Gereja yang Kudus, serta selanjutnya dapat mengamalkan kehendak-Mu sebagai anggota Gereja yang turut serta menguduskan dunia. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin Langkah Pertama: Mendalami Makna dan Segi-Segi Kekudusan Gereja

1. Menggali Pemahaman tentang Kekudusan Gereja

• Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pemahaman pribadinya tentang makna kekudusan Gereja. Setelah para peserta didik menyampaikan pemahamannya tentang kekudusan Gereja, guru menjelaskan arti kekudusan.

2. Menyimak Cerita tentang Segi-Segi Kekudusan Gereja

• Guru mengajak peserta didik untuk membaca, menyimak atau mendengarkan cerita berikut ini. 53 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Santo Bernardinus Realino Bernardinus lahir di Carpi, lembah Sungai Po, Italia Utara pada tahun 1530. Setelah belajar ilmu kedokteran dan hukum, ia berturut-turut diangkat sebagai walikota di Fellizano, jaksa di Aleksandria dan sekretaris kedutaan Napoli. Setelah Kloside, istrinya meninggal dunia, ia berkenalan dengan Serikat Yesus di Napoli. Perkenalan itu berawal dari khotbah-khotbah seorang imam Yesuit yang diikutinya dengan rajin. Khotbah-khotbah ini sungguh menarik sehingga ia memutuskan untuk lebih memperhatikan kehidupan rohaninya. Keputusan ini semakin diperkuat oleh penampakan istrinya sebanyak tiga kali dengan pesan supaya ia meninggalkan karier duniawinya. Pesan istrinya itupun kemudian dikuatkan lagi oleh penampakan Bunda Maria padanya. Terdorong oleh hal-hal di atas, Bernardinus memutuskan untuk mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Serikat Yesus. Permohonannya diterima dan setelah mengikuti suatu pendidikan khusus, Bernardinus ditahbiskan menjadi Imam. Selama beberapa tahun ia bekerja di Napoli. Sifatnya yang sopan dan ramah, penuh cinta dan pengertian kepada umatnya menyebabkan dia sangat dicintai oleh umat Napoli. Umat dengan berat hati melepaskan dia ketika dia dipindahkan ke Lecce, Provinsi Apulia, untuk mendirikan sebuah Kolose. Di Kolose Yesuit ini, Bernardius memberi kuliah ilsafat dan teologi. Hingga akhir hidupnya dalam masa kerja selama 42 tahun, Bernardius menetap di Lecce. Sebagaimana di Napoli, di Lecce pun Bernardinus sungguh dicintai. Ia me- nampilkan diri sebagai seorang pewarta iman yang tangguh, pengkhotbah ulung, pembimbing rohani, dan bapa pengakuan yang disenangi umat. Kemasyuran namanya bukan saja karena gaya kepemimpinannya yang penuh kesabaran, pengertian dan cinta, melainkan juga lebih-lebih karena kesalehan hidupnya dan mukzijat-mukzijat pe-nyembuhan yang dilakukannya. Bernardinus sangat akrab dengan anak-anak dan muda-mudi. Ia menjadi penolong dan penghibur yang tidak kenal lelah bagi orang-orang yang malang. Ketika ajalnya mendekat, walikota Lecce mengumpulkan semua pembantunya dan pemimpin-pemimpin masyarakat setempat untuk berdoa bagi keselamatan jiwa Bernardinus. Kepada mereka ia berkata: “Kota kita telah diberkati Allah dengan satu anugerah istimewa, yakni Pater Bernardinus Realino. Beliau telah mengabdi di kota ini selama 40 tahun dan telah melakukan banyak hal dengan hidupnya yang suci, karunia-karunia dan berbagai mukzijat. Setiap orang dari kota ini, juga mereka yang berasal dari kota lain telah menikmati sedikit kebaikan hati Pater Bernardinus. Oleh karena itu, saya mengusulkan agar Pastor Bernardinus diangkat sebagai pelindung Kota Lecce.” Ketika tiba saat terakhir hidupnya, Bernardinus berkata kepada para pemimpin masyarakat, “Dari surga kediamanku yang abadi, Aku akan selalu melindungi kota Lecce dan seluruh umat.” Bernardinus Realino meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 1616. iman-katolik.or.id- gbr. Jesuit.org. 54 Buku Guru Kelas XI SMASMK

3. Pendalaman Cerita