Mengamati Pemahaman Peserta Didik tentang Hierarki Membaca, Menyimak Kisah

83 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kegiatan Pembelajaran Pembukaan: Doa • Guru mengajak para peserta didik untuk memulai pelajaran dengan doa misalnya. Ya Bapa yang Mahabijaksana, Syukur dan terima kasih kami haturkan kepada-Mu, Atas para Gembala utusan-Mu ke tengah-tengah kami. Mereka adalah Bapa Paus, para Uskup, para Imam dan Diakon untuk menuntun dan mendampingi kami para dombanya menuju ke tempat yang akan menyejahterakan hidup kami. Kini kami hendak merenungkan kehadiran para Gembala kami dalam pertemuan ini. Arahkanlah pembicaraan kami ini agar kami dapat memahami dan menghayati kehadiran sebagai wujud cinta kasih-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. Langkah Pertama: Menggali Makna Hierarki dalam Gereja Katolik

1. Mengamati Pemahaman Peserta Didik tentang Hierarki

• Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pemahamannya tentang makna hierarki dalam Gereja Katolik. Bisa juga peserta didik diminta untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar hierarki. • Guru meneguhkan jawaban-jawaban para peserta didik, kemudian mengajaknya untuk beranjak pada kegiatan pembelajaran kedua.

2. Membaca, Menyimak Kisah

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca, menyimak kisah berikut ini. Mgr. Yohanes Harun Yuwono Resmi Menjadi Uskup Tanjungkarang Kabut tipis perlahan mulai menyingkir di hembus angin pagi di tanah seribu “way” ini. Pagi melipat selimutnya dan berganti dengan kecerahan mentari, seolah- olah ikut merasakan kegembiraan umat Katolik keuskupan Tanjung Karang. Hari ini, Kamis 1010, merupakan hari yang bersejarah bagi umat Katolik Keuskupan Tanjungkarang karena pada hari ini sebagian dari mereka menyaksikan tahbisan Uskup Tanjungkarang yang baru. Upacara tahbisan yang diselenggarakan di lapangan Kompleks Sekolah Xaverius Pahoman, Bandar Lampung, ini dihadiri oleh ribuan umat dan berlangsung meriah. 84 Buku Guru Kelas XI SMASMK Antusiasme baik umat Keuskupan Tanjungkarang sendiri maupun dari kalangan kaum religius sungguh besar. Diperkirakan umat yang hadir mengikuti misa tahbisan ini sekitar 10.000 orang, jauh lebih banyak daripada undangan yang disebar yaitu 7.000. Umat terlihat tumpah ruah menyesaki halaman Kompleks Sekolah Xaverius dan bahkan ruang-ruang kelas dipakai untuk mengikuti misa Penahbisan Uskup Tanjungkarang yang baru ini. Sementara itu, acara tersebut juga dihadiri oleh 27 Uskup dari seluruh Indonesia, empat Uskup emeritus serta lebih dari 200 orang Imam yang datang dari berbagai keuskupan, antara lain: Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Agung Palembang, Keuskupan Pangkalpinang, Keuskupan Agung Jakarta, dan Keuskupan Bogor. Acara Tahbisan Uskup baru Tanjungkarang ini juga dihadiri oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi yang secara langsung mewakili Bapa Suci, Fransiskus. Di antara sejumlah tamu undangan yang hadir, tampak antara lain: Bapak Kardinal Yulius Darmaatmaja S.J. Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo, dan Dirjen Bimas Katolik RI, Bp. Antonius Semara Duran. Acara tahbisan Uskup baru Tanjungkarang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono yang dimulai pada pukul 09.00 WIB tersebut berjalan dengan hikmat. Bertindak sebagai Uskup Penahbis adalah Mgr. Aloysius Sudarso S.C.J, Uskup Agung Keuskupan Agung Palembang yang sekaligus adalah mantan Administrator Apostolik KeUskupan Tanjungkarang sebelum terpilihnya Mgr. Harun Yuwono didampingi oleh Mgr. Anicetus Sinaga O.F.M.Cap sebagai penahbis pertama, serta Mgr Hilarius Moa Nurak S.V.D, Uskup KeUskupan Pangkalpinang, sebagai penahbis kedua Sebelum berkat meriah penutup Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua KWI, menyampaikan kata sambutannya yang antara lain menyebutkan bahwa motto yang dipilih oleh Mgr. Yuwono, “Non Est Personarum Acceptor Deus” Kis 10:34 mencerminkan keluasan hati beliau. Mgr. Suharyo mengharapkan bahwa Uskup Harun Yuwono tetap menjadi Harun seperti cerita dalam Perjanjian Lama untuk mendampingi “Musa-Musa kecil” di KeUskupan Tanjungkarang memimpin umat Allah. Sementara itu, Duta Besar Vatikan dalam kata sambutannya antara lain me- nyebutkan bahwa rasa suka cita umat Keuskupan Tanjungkarang karena memperoleh gembala yang baru harus diperdalam dan diperluas. Hal ini membutuhkan fondasi yang kuat, yaitu iman. Duta Vatikan mengharapkan dengan mengutip sebagian isi dokumen Lumen Fidei no. 18 – bahwa Uskup Tanjungkarang yang baru juga harus memandang dirinya, visinya, umat yang dipercayakan Tuhan dengan pandangan penuh kasih, bahkan dengan kasih seperti Yesus sendiri. Menjadi Uskup bukanlah menjadi manajer atau penguasa, melainkan gembala seperti Yesus. Sementara itu, di lain pihak umat pun tidak perlu bertanya-tanya tentang asal-usul, suku, gelar akademis, ataupun keterbatasan Uskup baru. Mereka diharapkan memandang segala situasi dengan mata Yesus sendiri, yaitu mata iman. Dalam diri Uskup yang memiliki keterbatasan, tetap ada Yesus yang hadir di sana. Uskup terpilih, Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam kata sambutannya antara lain menyampaikan rasa terima kasih kepada Mgr. A. Henrisoesanto S.C.J. yang memberikan fondasi dasar baginya untuk menjadi seorang Imam Diosesan hingga 85 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti saat ini serta mengajak umat dalam keterbatasan dirinya mau berjalan bersama untuk mewujudkan kehendak baik. Uskup Yuwono juga mengharapkan dukungan dari semua umat beriman, baik Imam maupun Awam untuk bersama-sama menciptakan kerukunan dan kedamaian. “Inilah persaudaraan sejati dalam perziarahan menuju keselamatan berdasarkan iman akan Allah yang menghendaki semua orang selamat,” ucapnya. Dokpen KWI Sumber: http:www.miriica.net111013

3. Diskusi kelas