100
Buku Guru Kelas XI SMASMK
Peranan I.J. Kasimo dalam perjuangan kebangsaan dimulai dari kegigihannya membela dan memperjuangkan hak-hak kemerdekaan di dalam Volksraad Dewan
Rakyat dari tahun 1931-1943. Pidato terkenalnya di Volksraad adalah ketika dia menyerukan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia dalam sidang Volksraad 19 Juli
1932.
Bagi kalangan Katolik sendiri IJ.. Kasimo dipandang sebagai “bapak politik” bagi umat Katolik Indonesia. Lewat Partai Katolik yang didirikannya I.J. Kasimo mau
menggarisbawahi bahwa iman katolik adalah iman yang harusnya menggema dalam hidup bermasyarakat sehari-hari.
I.J. Kasimo melihat politik sebagai sebuah sarana perjuangan yang harus dilaksanakan dengan menjunjung kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat. Dan
ini semua dia yakini sebagai sebuah penghayatan akan iman Katoliknya. Sebagai seorang Katolik, I.J. Kasimo berani berdiri di persimpangan, mewartakan yang benar,
dan atas keyakinan dan imannya dia berani memperjuangkan kebenaran itu.
Diangkatnya I.J. Kasimo menjadi Pahlawan Nasional seharusnyalah membuat kita umat Katolik diajak untuk kembali bercermin pada sosok I.J. Kasimo. Dewasa ini,
baik para Uskup, umat dan kita semua, tidak banyak yang berdiri di “persimpangan” untuk mewartakan kebenaran. Mungkin tidak ada lagi para Uskup atau Awam yang
berani bersuara lantang secara individu atas ketidakadilan baik yang menimpa umat Katolik atau masyarakat pada umumnya. Bagaimana politikus Katolik? Kita
patut prihatin misalnya beberapa skandal di DPR baik hukum dan keuangan yang melibatkan politisi Katolik, yang tidak berani bersuara melantangkan kebenaran.
I.J. Kasimo adalah potret bagaimana iman bersuara dan mungkin merupakan sebuah “sketsa” Gereja yang bersuara. Dia adalah potret bagaimana iman itu
menggema dalam hidup dan memberanikan diri berpijak pada “yang benar”.Semoga kita dan Gereja Katolik Indonesia tidak semakin takut kepada “yang bayar” atau
malu-malu berbicara lantang tentang “yang benar”. Bila kita takut, semoga bercermin pada Ignatius Joseph Kasimo dan Yesus sendiri membuat kita berani bangkit.
Sumber: http:www.pmkri.or.id dari berbagai sumber
2. Pendalaman
• Guru mengajak peserta didik untuk mendalami isipesan dari cerita kemudian membuat pertanyaan-pertanyaan untuk di diskusikan bersama. Pertanyaan-
pertanyaan misalnya; a. Siapakah I.J. Kasimo?
b. Apa saja karyanya? c. Apa pandangannya tentang politik sebagai seorang Awam Katolik?
d. Apa yang dapat anda teladani dari Bp. I.J. Kasimo?
101
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
3. Penjelasan
• Guru memberikan penjelasan atas hasil diskusi, seperti berikut ini: - Semangat Ajaran Sosial Gereja ASG yang menekankan kemerdekaan, persamaan
hak dan persatuan bangsa mendorong I.J. Kasimo untuk aktif di berbagai organisasi pergerakan dan politik.
- Melalui Partai Katolik yang didirikannya I.J. Kasimo bersaksi bahwa iman Katolik adalah iman yang harusnya menggema dalam hidup bermasyarakat sehari-hari.
- I.J. Kasimo melihat politik sebagai sebuah sarana perjuangan yang harus dilaksanakan dengan menjunjung kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat.
Langkah Kedua 2: Menggali Makna Awam dan Kerasulan Awam dalam Ajaran Gereja Katolik
1. Dialog kelas
• Guru mengajak peserta didik untuk mengungkapkan pemahamannya tentang makna Kaum Awam dan Kerasulan Awam menurut ajaran Gereja Katolik.
2. Diskusi Kelompok
• Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok tentang makna Awam dan Kerasulan Awam menurut ajaran Gereja Katolik, berikut ini.
“Siapakah Kaum Awam Itu?” “Yang dimaksud dengan istilah Awam disini ialah semua orang beriman kristiani
kecuali mereka yang termasuk golongan Imam atau status religius yang diakui dalam Gereja. Jadi, kaum beriman kristiani, yang berkat
babtis telah
menjadi anggota tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah, dengan cara mereka sendiri
ikut mengemban tugas Imamat, kenabian dan rajawi Kristus, dengan demikian sesuai dengan kemampuan mereka melaksanakan perutusan segenap Umat kristiani dalam
Gereja dan di dunia. Ciri khas dan istimewa Kaum Awam yakni sifat keduniaannya. Mereka yang termasuk golongan Imam, meskipun kadang-kadang memang dapat
berkecimpung dalam urusan-urusan keduniaan, juga dengan mengamalkan profesi keduniaan, berdasarkan panggilan khusus dan tugas mereka terutama diperuntukkan
bagi pelayanan suci. Sedangkan para religius dengan status hidup mereka memberi kesaksian yang cemerlang dan luhur, bahwa dunia tidak dapat diubah dan
dipersembahkan kepada Allah, tanpa semangat Sabda bahagia. Berdasarkan panggilan mereka yang khas, Kaum Awam wajib mencari kerajaan Allah, dengan mengurusi
hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah. Mereka hidup dalam dunia, artinya: menjalankan segala macam tugas dan pekerjaan duniawi, dan berada
102
Buku Guru Kelas XI SMASMK
ditengah kenyataan biasa hidup berkeluarga dan sosial. Hidup mereka kurang lebih terjalin dengan itu semua. Di situlah mereka dipanggil oleh Allah, untuk menunaikan
tugas mereka sendiri dengan dijiwai semangat Injil, dan dengan demikian ibarat ragi membawa sumbangan mereka demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam.
Begitulah mereka memancarkan iman, harapan dan cinta kasih terutama dengan kesaksian hidup mereka, serta menampakkan Kristus kepada sesama. Jadi tugas
mereka yang istimewa yakni: menyinari dan mengatur semua hal-hal fana, yang erat- erat melibatkan mereka, sedemikian rupa, sehingga itu semua selalu terlaksana dan
berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang Pencipta dan Penebus”. Lumen Gentium, Art. 31
3. Melaporkan Hasil Diskusi Kelompok