Diskusi Mendalami Tindakan Euthanasia

273 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti seorang kaishakunin orang kedua yang tugasnya kemudian menebas leher si samurai. Seppuku adalah suatu ritual yang dilakukan di depan umum dan dianggap sebagai penebus malu Oleh Tina Kardjono http:sosbud.kompasiana.com20110322berani-bunuh-diri-348566.html

2. Diskusi

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. a. Apa pendapatmu tentang tulisan mengenai bunuh diri? b. Mengapa bisa terjadi kasus bunuh diri? c. Apa yang kalian tahu tentang kasus-kasus bunuh diri di dunia ini? pada per- tanyaan ini, peserta didik diminta untuk menemukan informasi seputar kasus bunuh diri di dunia melalui berbagai sumber informasi, termasuk internet, bila hal itu memungkinkan d. Bagaimana pendapatmu tentang kasus-kasus bunuh diri di Indonesia?

3. Penjelasan

• Guru dapat memberi penjelasan jika diperlukan, misalnya: Alasan atau Sebab-Sebab Bunuh Diri Ada banyak alasan yang menyebabkan orang melakukan tindakan bunuh diri. Di sini hanya akan disebut dua alasan besar.

a. Orang mengalami depresi, tekanan batin

Perasaan tertekan, frustrasi, dan bingung dapat disebabkan oleh: - putus cinta, pasangan menyeleweng, kurang diperhatikan dan dihargai dalam keluarga, dan sebagainya. -beban ekonomi yang tidak tertanggungkan, kehilangan pekerjaan, dililit utang, dan sebagainya - merasa hidup tak lagi bermakna, dan sebagainya.

b. Orang mau mengungkapkan protes.

Mungkin saja terjadi kasus-kasus ketidakadilan, kemudian untuk memprotesnya orang melakukan aksi mogok makan sampai tewas, membakar diri, menembak diri, dan sebagainya. 274 Buku Guru Kelas XI SMASMK

4. Mendalami Tindakan Euthanasia

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca, mendengar kisah berikut ini, Kasus Ny. Agian, RS Telah Lakukan Euthanasia Pasif Jakarta - Masih ingat Ny Agian yang karena lama tidak sadarkan diri dari sakitnya membuat sang suami minta agar RS menyuntik mati saja euthanasia, tapi ditolak? Menurut dr Marius Widjajarta, apa yang dilakukan RS terhadap Ny Agian sudah masuk kategori euthanasia pasif. “Sebenarnya pihak RS sudah melaksanakan euthanasia pasif. Kalau orang yang tidak punya uang dan membuat suatu pernyataan tidak mau dirawat, itu sudah merupakan euthanasia pasif meskipun euthanasia dapat diancam hingga 12 tahun penjara,” kata Marius dari Yayasan Konsumen Kesehatan Indonesia menjawab pertanyaan wartawan. Seperti diketahui, Ny Agian Isna Nauli 33 hingga kini dirawat di bagian stroke RSCM, Jakarta, setelah berbulan-bulan tidak sadarkan diri pasca melahirkan. Karena ketiadaan ongkos, suaminya Hassan Kusuma meminta RSCM menyuntik mati istrinya karena dirasa tidak ada harapan hidup normal kembali. Tapi RSCM menolak menyuntik mati Agian karena secara kedokteran tidak bisa dikatakan koma meskipun dia tidak bisa melakukan kontak. Dalam istilah kedokteran, pasien mengalami gangguan komplikasi, digolongkan sebagai stroke, sehingga tidak ada alasan untuk euthanasia. Selain itu, di Indonesia, euthanasia tidak dibenarkan dalam etika dokter juga dalam hukum “Jadi saya rasa, kalau pembiayaan kesehatan sudah ditanggung negara dengan disahkannya UU Sistem Jaminan Sosial, maka saya rasa kasus-kasus euthanasia tidak terulang lagi,” sambung dr Marius. Bagaimana dengan permintaan euthanasia bukan alasan biaya, tapi karena tidak punya harapan hidup? “Karena itulah saya sudah menganjurkan pada pemerintah, profesi, ahli hukum, dan agama, kalau euthaniasi diatur lagi sesuai peraturan. Jangan seperti sekarang, boleh atau tidak boleh. Tetapi, harus ada jalan keluarnya bahwa pasien mempunyai hak untuk memilih,” demikian dr Marius. Muhammad Atqa– detikNews • Guru mengajak para peserta didik untuk berdialog, dengan pertanyaan-pertanyaan, sebagai berikut. a. Apa tanggapanmu terhadap cerita tersebut? b. Apa arti euthanasia? c. Apakah euthanasia itu diperbolehkan atau tidak? Mengapa?

5. Pendalaman cerita