Mendalami Ajaran Gereja tentang Perdamaian dan Keadilan, serta Kesejahteraan

177 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

4. Mendalami Ajaran Gereja tentang Perdamaian dan Keadilan, serta Kesejahteraan

• Guru mengajak para peserta didik untuk menemukan ajaran-ajaran Gereja tentang keadilan dan perdamaian sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. • Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak ajaran Gereja berikut ini. Memajukan Kesejahteraan UmumGs.art.26 “Karena saling ketergantungan itu semakin meningkat dan lambatlaun meluas ke seluruh dunia, maka kesejahteraan umum sekarang ini juga semakin bersifat universal, dan oleh karena itu mencakup hak-hak maupun kewajiban-kewajiban, yang menyangkut seluruh umat manusia. Yang dimaksudkan dengan kesejahteraan umum ialah: keseluruhan kondisi-kondisi hidup kemasyarakatan, yang memungkinkan baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri. Setiap kelompok harus memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan serta aspirasi-aspirasi kelompok- kelompok lain yang wajar, bahkan kesejahteraan umum segenap keluarga manusia. Akan tetapi serta-merta berkembanglah kesadaran dan unggulnya martabat pribadi manusia, karena melampaui segala sesuatu, lagi pula hak-hak maupun kewajiban- kewajibannya bersifat universal dan tidak dapat diganggu-gugat. Maka sudah seharusnyalah, bahwa bagi manusia disediakan segala sesuatu, yang dibutuhkannya untuk hidup secara sungguh manusiawi, misalnya nakah, pakaian, perumahan, hak untuk dengan bebas memilih status hidupnya dan untuk membentuk keluarga, hak atas pendidikan, pekerjaan, nama baik, kehormatan, informasi yang semestinya, hak untuk bertindak menurut norma hati nuraninya yang benar, hak atas perlindungan hidup perorangan, dan atas kebebasan yang wajar, juga perihal agama. Jadi, tata masyarakat serta kemajuannya harus tiada hentinya menunjang kesejahteraan pribadi-pribadi sebab penataan hal-hal harus dibawahkan kepada tingkatan pribadi- pribadi, dan jangan sebaliknya menurut yang diisyaratkan oleh Tuhan sendiri ketika bersabda bahwa hari Sabbat itu ditetapkan demi manusia, dan bukan manusia demi hari Sabbat. Tata dunia itu harus semakin dikembangkan, didasarkan pada kebenaran, dibangun dalam keadilan, dihidupkan dengan cinta kasih, harus menemukan keseimbangannya yang semakin manusiawi dalam kebebasan. Supaya itu semua terwujudkan perlulah diadakan pembaharuan mentalitas dan peubahan-perubahan sosial secara besar-besaran. Roh Allah, yang dengan penyelenggaraan-Nya yang mengagumkan mengarahkan peredaran zaman dan membaharui muka bumi, hadir ditengah perkembangan itu. Adapun ragi Injil telah dan masih membangkitkan dalam hati manusia tuntutan tak terkendali akan martabatnya”. GS.art. 26 178 Buku Guru Kelas XI SMASMK

5. Pendalaman Ajaran Gereja