Menyanyikan Lagu Yang Bertema Tentang Melayani Pendalaman Lagu Menyimak Sebuah Cerita Kehidupan

157 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kegiatan Pembelajaran Pembukaan: Doa • Guru mengajak para peserta didik untuk memulai pelajaran dengan doa. Bapa yang Maharahim, Yesus Kristus Putra-Mu telah memberikan teladan tentang bagaimana seharusnya kami hidup saling melayani. Karena itu ya Bapa, bimbinglah kami dalam pelajaran ini agar mampu memahami ajaran Yesus tentang melayani yang diwariskan kepada Gereja sehingga selanjutnya kami mampu menjadi pelayan satu terhadap yang lain atas dasar kasih Yesus sendiri sendiri. Amin. Langkah Pertama: Mendalami Makna Gereja yang Melayani

1. Menyanyikan Lagu Yang Bertema Tentang Melayani

• Guru mengajak para peserta didik untuk menyanyikan lagu “Melayani Lebih Sungguh”.

2. Pendalaman Lagu

• Guru mengajak para peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertnyaan tentang lagu yang telah dinyanyikan. • Guru mengajak para peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman pelayannya sebagai anggota Gereja di lingkungan, Komunitas Basis, Stasi atau di parokinya masing-masing.

3. Menyimak Sebuah Cerita Kehidupan

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak kisah pelayanan seorang dokter Katolik berikut ini. dr. Lie Augustinus Dharmawan, Peduli Kaum Pinggiran LABUAN BAJO, FBC- Keprihatinan terhadap kaum pinggiran yakni mereka yang miskin dan termarjinal telah mendorong dr. Augustinus Dharmawan, Ph.d, FICF, SpB, Sp B.T.K.V mengabdikan diri tanpa pamrih dengan memberikan pelayanan medis secara gratis kepada ribuan masyarakat miskin di desa-desa di seluruh wilayah Indonesia. Untuk mempermudah aktivitas pelayanan medis, ia mendirikan sebuah wadah yakni Yayasan Doctor Share share accessible health and care yang berkedudukan 158 Buku Guru Kelas XI SMASMK di Jakarta. “Saya terpanggil untuk melayani mereka yang miskin dan terpinggirkan. Saya terpanggil untuk mengabdikan diri untuk masyarakat kita yang sebagian besar masih hidup dalam kemiskinan terutama anak-anak. Mereka harus diselamatkan dari kematian terutama karena malnutrisi,” ujar dr. Lie demikian ia biasa disapa ketika berbincang-bincang dengan FBC di Labuan Bajo, Sabtu pekan lalu. Keprihatinan terhadap kaum miskin dan terpinggirkan merupakan panggilan jiwa dr. Lie untuk memberikan diri sepenuhnya melayani orang-orang sakit. Ia berkeliling Indonesia memberikan pertolongan medis secara gratis. dr, Lie adalah seorang ahli bedah dan telah menghabiskan waktu dan tenaga untuk melayani masyarakat miskin di seluruh Indonesia. Ia berjalan dari kampung ke kampung untuk melayani mereka yang sakit dan menderita. Ia sudah menjelajahi separuh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Ia mengaku selama menjalankan pelayanan medis, ia menghadapi berbagai tantangan dan halangan terutama tantangan alam yang sering tidak bersahabat. Namun ia mengaku kekuatan Tuhan telah menuntun perjalanan dan karya luhurnya melayani sesama. Pengagum berat Muder heresa dari Kalkuta ini menyatakan, NTT termasuk wilayah yang mendapatkan pelayanan dari yayasannya karena daerah NTT merupakan salah satu daerah paling tertinggal di Indonesia selain Papua dan Maluku. Di NTT sejumlah daerah telah ia kunjungi seperti Atambua di Pulau Timor dan Manggarai Barat di Flores. Kata dia, manusia tentu saja menghadapi banyak persoalan, namun persoalan tersebut bukanlah untuk dihindari melainkan untuk diatasi. Ia mengaku sejak Yayasan ini didirikan pada tahun 2008 lalu, sudah ribuan pasien yang mendapatkan pelayanan secara gratis. Dalam tugas pelayanan itu ditemukan beragam penyakit mulai dari penyakit yang ringan sampai yang berat seperti penyakit kanker. Atas dedikasi dan pelayanan tanpa pamrih itu pada tahun 2011 lalu, ia mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia MURI karena berhasil menolong pasien secara gratis sebanyak 12.380 orang pasien. Dokter ahli bedah yang tampil low proile itu mengatakan, Indonesia semestinya tidak boleh miskin dan menderita kalau semua orang termasuk pemerintah peduli pada mereka yang miskin dan terpinggirkan. Manusia Indonesia harus sehat secara rohani, jasmani, dan spiritualnya. Untuk mendukung karya pelayanan, yayasan telah merancang sebuah kapal laut untuk dijadikan rumah sakit terapung. Rumah sakit itu untuk melayani masyarakat di wilayah-wilayah terpencil terutama masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil di seluruh Indonesia. 159 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti “Kami sudah punya rumah sakit terapung tetapi kami tidak datang bersama kapal karena cuaca buruk. Namun ke depan kami akan melakukan pelayanan di atas kapal yang sudah tersedia. Dengan adanya rumah sakit terapung, masyarakat di pulau-pulau akan mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus ke darat,” ujarnya. Kornelius Rahalaka http:www.loresbangkit.com201208dr-lie-augustinus-dharmawan-peduli-kaum-pinggiran

4. Pendalaman Cerita