menjadi dua yaitu dialek Gayo Lut, yang terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Gayo Deret kemudian memiliki sub-subdialek yaitu Bukit dan Cik. Dan yang kedua yaitu Dialek
Gayo Lues yang terdiri dari sub-dialek Gayo lues dan Serbejadi, sub dialek Serbejadi terbagi lagi kedalam dua sub-subdialek yaitu sub-subdialek Serbejadi dan sub-subdialek
Lukup. Berdasarkan pemencarannya bahasa Gayo dan bahasa Aceh terjadi pada tahun
1515 SM dengan jangka kesalahan 423 tahun. Bahasa Gayo dan bahasa Karo pada tahun 609 SM dengan jangka kesalahan 340 tahun Melalatoa;1981. Pemencaran bahasa ini
juga mematahkan dugaan bahwa Orang Gayo merupakan sekelompok orang yang tidak mau masuk Islam, dengan bukti Orang Gayo ada jauh sebelum kedatangan Islam di Aceh.
Bahasa Gayo juga menyerap pengaruh bahasa Melayu, ini dikarenakan adanya hubungan komunikasi dengan Orang Temiang dan Orang Gayo yang bekerja di
perkebunantembakau di Sumatera bagian Timur, Langkat. Walaupun begitu bahasa Gayo tidak memiliki dialek yang sama dengan bahasa Melayu maupun Aceh.Hurgronje;1996
2.6.3 Sarana dan Prasarana
Secara umum masyarakat di Kecamatan Kebayakan sudah tersentuh dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi yang ada di daerah tersebut seperti adanya
listrik, kini disetiap rumah sudah menggunakan tenaga listrik sebagai penerangan dan menggunakan prabot-prabot rumah tangga yang sifatnya elektronik. Sistem informasi dan
komunikasi di Kecamatan Kebayakan ini juga terbilang maju. Banyak alat ataupun fasilitas untuk memperoleh informasi yang dimiliki warga secara pribadi seperti televisi,
telepon telepon genggam ataupun telepon rumah , jaringan internet, dan lain-lain. Di tambah lagi dengan tersedianya warnet di beberapa tempat di Kecamatan Kebayakan.
Universitas Sumatera Utara
Sarana pendidikan di Kecamatan Kebayakan cukup baik, dimana di Kecamatan Kebayakan ini memiliki sarana pendidikan sekolah umum berupa Taman Kanak-kanak
TK milik swasta bejumlah 9 sekolah dengan 41 guru. Sekolah Dasar Negri SDN berjumlah 10 sekolah dan swasta 1 dengan jumlah guru keseluruhan 119 orang. Sekolah
Menengah Pertama Negri SMPN 2 sekolah dengan tenaga pengajar 62 orang. Sekolah Menengah Atas Negri SMAN 2 sekolah; dan milik swasta 1 sekolah dengan tenaga
pengajar 123 orang. Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negri MIN 2 sekolah; dan milik swasta 1 sekolah dengan tenaga pengajar 54 orang. Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negri
MTSN 1 sekolah dengan 27 orang tenaga pengajar. Selain sarana pendidikan, sarana kesehatan juga memiliki peran penting bagi
warga sekitar Kecamatan Kebayakan dan terbilang cukup memadai. Di Kecamatan Kebayakan terdapat 1 Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat, 3 Pustu Puskesmas
Pembantu, dan 3 Polindes Poliklinik Desa. Tempat ibadah juga berperan penting bagi masyarakat sekitar untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu tempat ibadah juga di jadikan sebagai tempat untuk berorganisasi seperti misalnya di beberapa mesjid ada membentuk
kelompok Remaja Mesjid, Serikat Tolong Menolong STM, dan lain sebagainya. Untuk kecamatan Kebayakan tempat ibadah yang ada hanya tempat ibadah bagi umat muslim
saja, ini dikarena rata-rata masyarakat Kecamatan Kebayakan beragama muslim. Masjid dan meunasah yang ada di Kebayakan terbilang cukup banyak karena hampir di setiap
desa memiliki paling tidak 1 masjid ataupun meunasah. Untuk yang beragama nasrani karena jumlahnya yang sangat sedikit maka untuk tempat ibadah berada di kota
Takengon.
Universitas Sumatera Utara
2.6.4 Pemerintahan Adat