Istilah atau Sebutan Ikan Depik Menurut Orang Gayo Musim Ikan Depik

Gambar 3.3 Ikan Depik Jika dibandingkan dengan foto ikan Depik milik Muchlisin ada perbedaan yang terlihat jelas, pada gambar diatas ikan Depik di sebelah kiri. Dari foto yang diperoleh dari muchlisin dan dari lintas gayo, dilihat secara fisik gambar ikan Depik diatas lebih mirip dengan gambar ikan urutan yang kedua dari foto Muchlisin.

3.1.2 Istilah atau Sebutan Ikan Depik Menurut Orang Gayo

Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh Orang Gayo, ada beberapa klasifikasi jenis Depik berdasarkan musimnya. Ada “depik masir”, dikatakan depik masir karena ikan Depik ini bertelur secara bergerombolan, biasanya ditandai dengan buih-buih yang keluar kepermukaan danau. Ciri-ciri fisiknya sama seperti ikan Depik pada umumnya yang menandai ikan Depik ini termasuk jenis Depik masir yaitu telur ikan Depik sudah tidak ada lagi di tubuhnya, ikan Depik tersebut sudah bertelur sehingga telur di tubuh ikan Depik tidak ada lagi. Biasanya depik masir ini di dapat dari tempat dedesen, karena ikan Depik yang terjebak di dalam dedesen adalah ikan Depik, yang akan bertelur dan mencari mata air dipinggir danau. Jenis “depik meng” depik ini adalah ikan Depik yang setengah kering dan terkadang aromanya sedikit bau. Dan terakhir jenis “depik uyu”, dikatakan depik Universitas Sumatera Utara uyukarena ikan Depik ini diperoleh pada saat musim hujan dan apabila ingin dikeringkan ikan ini tidak dapat kering.

3.1.2 Musim Ikan Depik

Ikan Depik tentu menjadi kebanggan Orang Gayo, dan dijadikan sebagai salah satu ikan favorit atau digemari untuk dikonsumsi oleh sebagian besar orang Gayo. Tidak heran kalau ikan Depik ini selalu diburu dan dicari. Ikan Depik tidak muncul setiap saat, ada waktu-waktu tertentu ikan Depik muncul kepermukaan danau. Waktu-waktu munculnya ikan Depik sering disebut Orang Gayo dengan “musim depik”, musim ikan Depik datang dua kali dalam setahun yaitu diawal musim hujan dan di awal musim kemarau. Musim ikan Depik ditandai dengan gejala-gejala alam seperti hujan gerimis disertai angin kencang dan suhu udara rendah dingin, adanya gelombang besar di danau Orang Gayo biasa menyebutnya dengan gelumang kul, gelombang tersebut datang dari arah barat ke arah timur. Saat musim ikan Depik Gunung Kelieten atau Burni Kelieten tertutupi oleh awan tebal. Berikut pernyataan dari informan, Aman Nani berumur 63 Tahun: “…Tanda-tanda ikan datang hujan gerimis, angin keras, dingin, ombak besar dari barat ke timur dan Burni Kelieten ditutupi awan tebal, musimnya ikan depik datang setahun dua kali yaitu di awal musim hujan dan di awal musim kemarau.”Pertanda musim Ikan Depik hujan gerimis, angin kencang, suhu udara dingin, ombak danau besar dari arah barat ke arah timur dan Gunung Kelieten ditutupi oleh awan tebal, musim Ikan Depik setahun dua kali yaitu di awal musim hujan dan di awal musim kemarau Selain informasi dari informan, peneliti mendapatkan data yang diperoleh melalui buku yang ditulis olehHurgronje. Bahwa ikan Depik datang pada saat angin berhembus dari barat. Berikut pernyataannya: Universitas Sumatera Utara “ketika musim angin berhembus dari barat, pada saat inilah datang musim depik…”Hurgronje dalam Melalatoa; 1981 Saat musim ikan Depik dengan ditandai gejala-gejala alam seperti yang disebutkan di atas, pada saat itu banyak orang yang sakit disebabkan oleh angin kencang, dan suhu yang dingin. Apabila seseorang sakit pada musim tersebut maka ikan Depik dapat dijadikan sebagai obatnya. Berikut penuturan dari dua informan yaitu Ibu Aminah berumur 65 tahun: “Itu kalo musim Depik angin gerimis, itu kalo kena angin itu sakit mau orang.”kalau musim ikan Depik angin disertai gerimis, dan apabila kena angin tersebut orang bisa sakit Penuturan informan bernama Aman Nani berumur 63 Tahun: “Kalo musim itu sakit kepala, bisa ikan Depik itu jadi obat.”Kalau musim Ikan Depik sakit kepala, maka Ikan Depik dapat dijadikan sebagai obatnya Memang ikan Depik selalu dikaitkan dengan Burni Kelieten dan Orang Gayo menyakini hal tersebut. Tidak sedikit pula orang menganggap cerita ini sebagai mitos dan sekedar legenda saja, tetapi tidak ada salahnya kalau cerita ini terus bertahan dan diyakini oleh sebagian besar Orang Gayo. Karena mitos dan legenda yang ada pada Orang Gayo merupakan kekayaan budaya. Perubahan iklim yang tidak tetap yang diakibatkan oleh pemanasan global global Warming, juga mempengaruhi iklim di Indonesia dan kota Takengon yang merupakan tempat Danau Laut Tawar berada. Dari perubahan iklim yang terjadi ini, iklim di daerah Takengon khususnya di kawasan Danau Laut Tawar tidak tetap lagi. Ikan Depik akan muncul pada saat awal musim hujan dan awal musim kemarau, dengan begitu musim Depik juga tidak dapat diprediksi oleh Orang Gayo karena iklim yang tidak tetap atau relatif berubah. Ketidaktetapan musim ikan Depik menjadi indikator atau pertanda bahwa Universitas Sumatera Utara alam sudah berubah. Ditambah lagi dengan rusaknya hutan di kawasan sekitar Danau Laut Tawar, yang disebabkan oleh ulah manusia seperti merubah hutan menjadi lahan perkebunan. Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global, menurut Soemarwoto 1992bumi secara terus menerus melakukan perubahan iklim seperti zaman es yang berganti dengan zaman antar es. Perubahan tersebut terjadi secara perlahan-lahan dan memakan waktu ribuan sampai jutaan tahun, karena perubahan yang lama itu makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim tersebut. Namun perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global memerlukan waktu yang lebih sedikit dan dapat terjadi dalam kurun waktu 50-100 tahun. Kurun waktu tersebut merupakan waktu yang pendek bagi geologi sehingga makhluk hidup sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim tersebut. Climate changeatau perubahan iklim ini terjadi karena naiknya suhu permukaan bumi sehingga menaikkan penguapan air, dengan begitu lengas tanah akan turun. Meningkatnya penguapan air akan membentuk banyak awan sehingga curah hujan secara umum akan naik. Menurut Al Gore 1994pada saat suhu bumi mengalami kenaikan maka bagian tengah-tengah Kutub Utara dan Kutub Selatan mengalami kerusakan. Pemanasan global terjadi karena konsentrasi karbon dioksida dan molekul-molekul penyerap panas yang telah meningkat. Penyebab pemanasan global adalah perilaku manusia yang tidak menyeimbangkan hidup dengan alam dan cenderung melakukan perusakan terhadap lingkungan, salah satunya adalah Perang Dunia II yang meningkatkan 25 persen peningkatan penyerapan panas.sehubungan dengan itu, menurut Soemarwoto penyebab peningkatan suhu bumi yang relatif cepat juga disebabkan oleh campur tangan manusia. Universitas Sumatera Utara Adapun campur tangan manusia dalam peningkatan suhu bumi seperti efek rumah kaca, rumah kaca merupakan sebuah istilah yang didapat dari petani di daerah yang beriklim sedang. Para petani ini menggunakan teknik menanam sayur dan bunga di dalam rumah kaca dan dipasang alat pemanas, dan digunakan sebagai pengatur suhu rumah kaca pada saat musim dingin dan malam hari. Teknik penanaman ini memiliki efek buruk bagi lingkungan karena cahaya matahari dapat menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda yang ada di dalam ruangan rumah kaca sebagi gelombang panas berupa sinar inframerah. Akan tetapi distribusi regional curah hujan akan berubah, ini ditandai dengan di salah satu daerah mengalami penurunan curah hujan dan di daerah lain mengalami kenaikan curah hujan. Untuk kawasan Asia Tenggara curah hujan mengalami kenaikkan dan untuk Indonesia yang memang memilki curah hujan yang tinggi dan akan mengalami kenaikan curah hujan dan menjadikan daerah rawan banjir. Ada beberapa cara untuk menanggulangi dampak pemanasan global yaitu antara lain: a Mengurangi emisi C0 2 dengan cara menggunakan energi dengan efisien. Seperti penghematan penggunaan energi listrik, pengurangi penggunaan bahan bakar minyak BBM b Mendaurulang CO2, mendaurulang CO2 ini dapat dilakukan dengan menjaga dan menyeimbangkan lingkungan hutan, atau menanam kembali hutan yang sudah rusak. Karena hutan dapat menyerap CO2. c Mengembangkan sumber energi yang tidak menghasilkan CO2, misalnya menggunakan energi angin dan cahaya matahari tenaga surya. Universitas Sumatera Utara

3.1.3 Jalur Migrasi Ikan Depik