BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Letak Geografis dan Sejarah Kabupaten Aceh Tengah
Aceh tengah merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Ibukota Kabupaten Aceh Tengah yaitu Takengon, yang memiliki luas
wilayah 445.404,12 Ha terdiri dari 14 Kecamatan dan 268 Desa. Kota Takengon terletak pada ketinggian 200-2600 meter di atas permukaan laut. Daerah ini terletak pada 4°10’-
4°58’ Lintang Utara dan 96°18’-96°22’ Bujur Timur. Ditinjau dari letaknya Kabupaten Aceh Tengah, pada bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Bieruen dan Kabupaten
Aceh Utara. Pada bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur. Sedangkan disebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Gayo Lues. Kabupaten Aceh Tengah terbagi lagi menjadi 14 Kecamatan, Kecamatan tersebut
antara lain: Atu Lintang, Bebesen, Bies, Bintang, Celala, Jagong Jeget, Kebayakan, Ketol, Kute Panang, Linge, Lut Tawar, Pegasing, Rusip Antara, dan Silih Nara. Data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kecamatan
Kabupaten Aceh Tengah
No Kecamatan
Luas Ha 1
Linge 176.624,89
2 Bintang
57.826,07 3
Lut Tawar 8.310,16
4 Kebayakan
4.817,95 5
Pegasing 18.687,11
Universitas Sumatera Utara
No Kecamatan
Luas Ha
6 Bebesan
2.895,52 7
Kute Panang 2.094,86
8 Silih Nara
7.504,35 9
Ketol 61.146,86
10 Celala
10.881,85 11 Atu
Lintang 14.626,87
12 Jagong Jeget
18.824,75 13 Bies
1.231,55 14 Rusip
Antara 59.931,33
Total 445.404,13
Sumber : Buku Putih Sanitasi BPS Kabupaten Aceh Tengah
Awal mula nama kota Takengon berasal dari bahasa Gayo “Beta ku engon” yang berarti begitu saya lihat. Dan diduga kata-kata tersebut diucapkan oleh Genali yang
merupakan orang pertama yang dipercaya menemukan kota Takengon. Kabupaten Aceh Tengah berdiri pada tanggal 14 April 1948 berdasarkan Oendang-oendang No. 10 tahoen
1948 dan dikukuhkan kembali sebagai sebuah Kabupaten pada tanggal 14 November 1956 melalui Undang-undang No.7 Drt Tahun 1956.
Wilayahnya meliputi tiga kewedanaan yaitu kewedanaan Takengon, Gayo Lues dan Tanah Alas. Kemudian pada tahun 1974 Kabupaten Aceh Tengah dimekarkan
kembali menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Tenggara melalui Undang-undang No. 4 Tahun 1974, pemekaran ini terjadi karena sulitnya transportasi dan didukung oleh
masyarakat. Dan kembali lagi dimekarkan pada tanggal 7 Januari 2004 Kabupaten Aceh Tengah tetap menjadi Ibukota Takengon dan Bener Meriah menjadi Ibukota Simpang
Tiga Redelong, dengan Undang-undang No. 41 Tahun 2003. Kolonial Belanda memasuki wilayah Aceh Tengah sekitar tahun 1904, kolonial
Belanda tertarik untuk datang ke Aceh Tengah karena potensi perkebunan tanah Gayo sangat cocok untuk budidaya Kopi Arabika, tembakau dan damar. Pada masa ini wilayah
Universitas Sumatera Utara
Aceh Tengah dijadikan Onder Afdeeling Nordkus Atjeh dengan Sigli sebagai Ibukotanya. Pada masa itu juga di kota Takengon mulai berkembang menjadi pusat pemasaran hasil
bumi dataran tinggi Gayo, khususnya sayuran dan kopi. Kemudian masuknya penduduk Jepang pada tahun 1942-1945 sebutan Onder Afdeeling Takengon diubah menjadi Gun
yang dipimpin oleh Gunco. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 sebutan tersebut berganti lagi menjadi wilayah
yang kemudian berubah lagi menjadi Kabupaten.
2.2 Iklim