Kerusakan Danau Laut Tawar

Dari dialog tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah tangkapan ikan Depik tidak sebanyak dulu, tetapi apabila sudah masuk musimnya jumlah tangkapan ikan Depik bisa banyak. Berkurangnya jumlah populasi ikan Depik di Danau Laut Tawar menjadi penanda bahwa ekosistem di danau tersebut sudah tidak sehat.

5.3 Kerusakan Danau Laut Tawar

Keadaan Danau Laut Tawar sudah mengalami kerusakan, kerusakan tersebut seperti pendangkalan. Pendangkalan ini dapat dilihat di aliran sungai Peusangan tepatnya di jembatan Bale biasanya orang setempat menyebutnya dengan totor Bale sudah mengering, sekitar tahun 1980-an sungai ini memiliki kedalam sampai 15 meter dan menjadi tempat pemandian. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Ami dan Aman Fijas berumur 54 tahun, berikut penuturan Ibu Ami berumur 53 tahun: “Kalo jaman dulu dek itu totor bale tu, tu totor cina kampung cine sama yang bawah sana itu aernya sikit lagi nggak naek kek gini sedikit lagi ke jembatan itu. Jadi orang jalan dari sana tu nggak bisa. Kalo sekarang kan udah bisa.” Berikut ini adalah foto yang menggambarkan keadaan sungai Peusangan yang mengalami pendangkalan. Gambar 5.1 pendangkalan di sungai Peusangan Universitas Sumatera Utara Foto ini diambil dari atas jembatan Bale totor Bale, di sisi kanan dan kiri sungai Peusangan adalah kampung China. Berdasarkan penjelasan dari informan yaitu Ibu Ami mengatakan bahwa dahulu perkiraan tahun1970-an sungai ini memiliki tinggi yang hampir mengenai jembatan, namun kini air di Sungai Peusangan memiliki kedalam hanya semata kaki orang dewasa saja dan orang dapat berjalan kaki di sungai ini. Berikut penuturan dari infoman yaitu Ibu Ami berumur 53 tahun. “Kalo jaman dulu dek itu totor bale tu, tu totor cina kampung cine sama yang bawah sana itu airnya sikit lagi nggak naik kek gini sedikit lagi ke jembatan itu. Jadi orang jalan dari sana tu nggak bisa. Kalo sekarang kan udah bisa.” Penuturan Aman Fijas berumur 54 tahun: “Sekarang udah dangkal mana berani geh. Dulu dalam itu mau lima belas meter.” Dan berikut dialog mengenai pendangkalan yang terjadi di Danau Laut Tawar Ibu Ami: “lagi pula ini danau kita ni udah surut kali bang ya…” Aman Fijas: “Uda surut.” Pewawancara: “Uda surut enggak kayak dulu…? Kalo dulu tinggi aernya…?” Ibu Ami: “Dulu kalo rumah-rumah yang kita datangin kemaren, ee yang tadi pagi pun tu masi laut.” Aman Fijas: “Itu masi laut. Laut itu.” Pendangkalan yang terjadi di sungai Peusangan ini juga disebabkan oleh pembangunan tanggul untuk PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air dan menyebabkan Danau Laut Tawar meluap. Proyek besar ini bekerja sama dengan dua negara asing yaitu Jepang dan Korea. Yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat, sungai Peusangan yang mengering disebabkan oleh adanya tanggul yang dibuat untuk proyek PLTA di daerah Bale sehingga air yang ada di tepi danau meluap nyang lemo. Danau yang meluap di tepi danau tersebut. merugikan masyarakat sekitar, khususnya petani Universitas Sumatera Utara yang memiliki lahan sawah dan kebun di daerah pinggir danau terendam oleh luapan, berikut gambarnya. Gambar 5.2 kebun tomat yang terendam sumber lintas gayo Gambar 5.3 sawah yang terendam sumber lintas gayo Gambar 5.4 kolam yang dibuat untuk PLTA Universitas Sumatera Utara Tanda dari ketidak pedulian juga dapat dilihat dari keadaan Danau Laut Tawar yang kotor, beberapa tempat penuh dengan sampah-sampah yang tidak dapat terurai secara alami misalnya plastik bugkus makanan, popok bayi drypers. Perilaku ini menunjukkan bahwa masyarakat sekitar belum memiliki kesadaran dan tanggung jawab kepada lingkungan, seperti yang diutarakan oleh Inen Fijas berumur 52 tahun. “Kadang di sungai tu orang buang-buang sampah. Pampers anak-anak keliling ni banyak Danau laut Tawar.” Berikut adalah gambar yang menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah di Danau Laut Tawar, gambar tersebut diambil di daerah Mendale yang merupakan pariwisata yaitu Putri Pukes yang berdekatan dengan Danau Laut Tawar. Gambar 5.5 sampah Pencemaran yang terjadi di Danau Laut Tawar menjadikan prioritas ke-10 PUD perairan umum daratan. hal ini disampaikan oleh Syahroma yang merupakan seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang konsen ke masalah Limnologi. Beliau mengatakan seperti berikut. Universitas Sumatera Utara “Kedepannya pengkajian akan terus dilaksanakan terhadap perairan umum daratan yang meliputi danau yang telah ditetapkan sebagai danau yang telah ditetapkan sebagai danau prioritas tersebut, baik mengenbal ekologi maupun sosial ekonominya” Danau merupakan bagian dari sistem akuatis yang meliputi sungai, lahan basah, dan air tanah. Sumber utama air danau dari air hujan dan aliran permukaan dan resapan air tanah yang masuk ke dalam cekungan danau. Danau terdiri atas dua bagian yang berbeda namun berkaitan antara satu dan lainnya, bagian tersebut adalah daerah tangkapan air dan badan air. Danau merupakan ekosistem akuatis yang bersifat dinamis, fungsi lain dari danau yang sangat penting yaitu sebagai habitat atau rumah bagi organisme tertentu yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Seperti halnya Danau Laut Tawar yang menjadi rumah bagi ikan Depik ikan endemik. Walaupun begitu danau merupakan ekosistem akuatis yang rentan terhadap kerusakan karena danau yang menampung material yang mengalir ke dalamnya antara lain sedimen , nutrisi tanaman air, mineral dan bahan organik yang berasal dari daerah tangkapan air. Kemudian material tersebut akan terakumulasi di dalam air atau di dasar danau. Kegiatan manusia secara signifikan dapat mempercepat proses alamiah tersebut, yang pada akhirnya kualitas air dan lingkungan di dasar danau menurun. Salah satu kasus yang terjadi di Danau Laut Tawar yaitu pihak tertentu memasukkan spesies ikan asing ke dalam Danau Laut Tawar. Ikan asing tersebut antara lain sepat Trichogastertrichopterus,Betta sppikan laga,Trichopsis sppikan cupang,Homaloptera spp ilie,Monopterus albusbelut, betok Anabas testudineas, bado Channa gachua,mud Clariasbatrachus, pedih Neolissochilus sp, dan gegaring Tor sp.Masuknya ikan asing tersebut menimbulkan Universitas Sumatera Utara permasalahan baru yaitu dapat menyebabkan hilangnya ikan endemik jika cepat berkembang biak dan ikan asing akan menjadi kompetitor bagi ikan endemik. Penebaran ikan asing di Danau Laut Tawar sudah dicegah melalui FGD focus group discussion yang diadakan di Takengon pada tanggal 26 Agustus 2013 dengan mendatangkan dua peneliti yang masing-masing memiliki keahlian yang berbeda. Peneliti tersebut adalah Syahroma ahli Limnologi dari Lembaga ilmu Penelitian Indonesia LIPI, dan Husnah yang merupakan peneliti senior BP3U yang berasal dari Palembang. Salah satu dari mereka menjelaskan larangan menebarkan ikan asing ke dalam Danau Laut Tawar, berikut pernyataannya: “Jangan pernah menebar ikan Nila, ikan Mas, ikan Grasscarp, atau ikan lainnya yang merupakan ikan asing di Danau Lut Tawar, karena akan dikhawatirkan jenis-jenis ikan asing tersebut akan menyebabkan punahnya jenis-jenis ikan asli” Kerusakan lainnya dapat dilihat dari vegetasi hutan yang semakin sedikit menyumbang bagi kerusakan danau, hutan memiliki fungsi sebagai pengendali resapan air. Sedikitnya vegetasi hutan juga terjadi di Danau Laut Tawar, sisa hutan di sekitar danau laut tawar berjumlah 74,57 pohon per hektar idealnya kerapatan pohon minimal 201 pohon per hektar, maka Danau Laut Tawar memerlukan 62,9 pohon. Kini Danau Laut Tawar sudah mengalami pendangkalan permukaan air sekitar 1-2 meter. Berkurangnya lahan peresapan air atau hutan menimbulkan erosi yang berdampak buruk bagi lingkungan, erosi tersebut yang menyebabkan tanah tidak mampu lagi menyerap dan menahan air. Sehingga air terangkut ke danau dan menyebabkan danau menjadi dangkal. Tanah yang terangkut ke danau tersebut menjadi lumpur yang dapat mengakibatkan penurunan jumlah tangkapan atau hasil perikanan. ini disebabkan karena lumpur dapat menghambat pernafasan dan menahan sinar matahari yang digunakan untuk Universitas Sumatera Utara fotosintesis plankton yang menjadi sumber energi rantai makanan di dalam danau. Soemarwoto,1978 Dampak dari pengrusakan hutan juga memiliki dampak yang merusak Danau Laut Tawar yaitu berkurangnya pasokan air dari gunung, hal ini terjadi pada saat turun hujan selama seminggu air di dari gunung dengan cepat turun ke tempat yang lebih rendah. Dan dalam waktu singkat pasokan air dari gunung mengalami penurunan yang diakibatkan oleh kurangnya peresapan air. Berikut penuturan dari Aman Fijas berumur 54 tahun: “Kan sekarang ni kalo misalnya hujan, kalo dulu misalnya seminggu hujan masi ada aer tu dari gunung kan kalo sekarang ni dua hari aja ujan besoknya udah nggak ada lagi.” Atas kerusakan hutan yang telah terjadi di sekitar Danau Laut Tawar, maka perlu tindakan berupa pemulihan. Adapun pemulihan tersebut terdiri dari aspek-aspek kehutanan seperti berikut: a. Melakukan tebang pilih selective cutting yang konsekuen. b. Mengadakan upaya penghutanan kembalireboisasi yang intensif. c. Tindakan-tindakan yang mencegah terjadinya pengrusakan hutan, berdasarkan peraturan-peraturan yang sudah ada. Pemulihan lingkungan di di sekitar Danau Laut Tawar sangat dperlu dilakukan, ini bertujuan agar dapat meminimalisir kerusakan yang telah terjadi. Tampaknya pemulihan lingkungan yang dilakukan seperti misalnya penanaman pohon dan sebagainya akan percuma, apabila tidak didampingkan dengan penanaman kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Universitas Sumatera Utara Yang lebih mencengangkan lagi Rumah Sakit Daerah Takengon tidak memiliki pengolahan limbah yang baik, rumah sakit tersebut membuang limbah langsung ke Danau Laut Tawar melalui selokan atau parit. Bahkan apabila terjadi hujan maka selokan meluap dan menggenangi badan jalan. Ini merupakan masalah yang besar, dan berdampak bagi kesehatan masyarakat sekitar dan merusak ekosistem Danau Laut Tawar. seharusnya setiap Rumah Sakit memiliki standart dalam mengolah limbah dan menetralisir limbah yang akan dibuang. Dengan tujuan agar limbah yang dibuang tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan