32
4. Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga
Tingginya tingkat suku bunga umumnya akan mempengaruhi industri properti baik kawasan industri, perumahanpemukiman, properti komersial dan ritel. Peningkatan suku bunga dapat mempersulit
Perseroan untuk memperoleh pendanaan baru yang digunakan untuk pengembangan usahanya yang meliputi modal kerja dan belanja modal, dan dapat mengakibatkan peningkatan beban bunga yang lebih
mahal atas pinjaman baru maupun pinjaman yang sudah ada dari bank maupun lembaga keuangan lainnya. Selain itu, peningkatan suku bunga ini, juga dapat mempersulit konsumen untuk memperoleh
kredit dan pendanaan keuangan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap permintaan properti yang dijual Perseroan. Setiap peningkatan suku bunga dan setiap penurunan ekonomi atau kepercayaan
konsumen dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan.
5. Risiko Bencana Alam
Bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia seperti gempa bumi maupun banjir, tidak menutup kemungkinan untuk dapat terjadi kembali di wilayah Indonesia di masa yang akan datang dan
tidak dapat dikendalikan oleh Perseroan. Apabila terjadi bencana alam yang terjadi dalam kawasan industri Perseroan, hal tersebut dapat memberikan dampakkerusakan yang material, bagi pemilik
bangunan maupun Perseroan dan Anak Perusahaan, antara lain kerusakan pada infrastrukur seperti jalan, jembatan, fasilitas pengolahan air bersih dan pengolahan air limbah, dan sarana dan prasarana
lainya yang mendukung kegiatan usaha Perseroan. Apabila hal ini terjadi, dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, operasional, kinerja keuangan dan prospek usaha
Perseroan.
6. Risiko Dampak Lingkungan
Sebagai suatu perusahaan yang mengelola kawasan komersial yang terintegrasi, Perseroan dihadapkan pada masalah limbah, baik cair maupun padat, yang dihasilkan oleh kawasan tersebut baik atas lahan
yang ada saat ini, lahan yang sedang dikembangkan dan juga pada lahan-lahan yang diperoleh di masa datang. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah mengenai lingkungan hidup yang berlaku
mewajibkan Perseroan dan Anak Perusahaan serta penghuni kawasan industri untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan perlindungan lingkungan hidup dimana kelalaian dalam
menaati peraturan-peraturan tersebut dapat mengakibatkan dikenakannya sanksi pidana dan sanksi administratif yang mungkin cukup material.
Terdapat juga risiko dimana kondisi lingkungan, kewajiban atau masalah kepatuhan Perseroan terhadap lingkungan hidup akan muncul di kemudian hari akibat adanya perubahan atau penetapan peraturan
tambahan yang akan mengharuskan Perseroan untuk mengeluarkan biaya tambahan sehubungan dengan masalah lingkungan hidup. Apabila Perseroan dan Anak perusahaan tidak dapat mentaati
peraturan tersebut maka Perseroan dan Anak Perusahaan akan dikenakan sanksi, sehingga Perseroan dan Anak Perusahaan diharuskan untuk mengeluarkan biaya tambahan. Hal ini dapat mengakibatkan
dampak negatif terhadap kegiatan usaha, laba bersih, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan. 7. Risiko Gugatan Hukum
Perseroan membebaskan tanah dari penduduk setempat atau dari pihak-pihak lain berdasarkan Surat Izin Lokasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Dalam proses perolehan hak atas tanah tersebut
terdapat kemungkinan adanya sengketa mengenai keabsahan hak kepemilikan atau penguasaan tanah. Jika terjadi sengketa, hal tersebut dapat menunda danatau menghentikan proses pembelian
tanah oleh kedua pihak serta dapat mengakibatkan tertundanya atau gagalnya perolehan Hak Guna Bangunan atas tanah bersangkutan. Perolehan atas tanah ini tidak menutup kemungkinan timbulnya
gugatan hukum. Hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja keuangan dan prospek usaha Perseroan.
33
8. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Asing