114
Ulasan mengenai Industri Properti di Indonesia
Secara umum, kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan perbaikan sejak tahun 2008, dan diperkirakan akan tetap aktif di tahun 2012-2013, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal ini mengakibatkan terciptanya permintaan terhadap properti industri properti yang positif. Dikatakan bahwa sektor properti memiliki peluang yang cerah, menurut pengamatan Pusat Studi Properti Indonesia
PSPI, ada tiga faktor pemicu bangkitnya industri properti yaitu i stabilnya laju inlasi, ii tingkat suku bunga KPR yang kompetitif dan iii menguatnya kurs Rupiah. Ketiga indikator tersebut mereleksikan
waktu yang kondusif bagi industri properti untuk bergerak. Lebih jauh lagi, penurunan suku bunga SBI dipredikasikan akan merangsang meningkatnya alokasi pada kredit properti yang terdiri dari KPR dan
kredit konstruksi, dimana akumulasi pertumbuhan kedua kredit ini dipredikasikan akan menggairahkan industri properti kembali.
Dengan iklim yang positif tersebut, hal ini akan membuka peluang yang positif dan optimisme baru bagi perindustrian properti atas meningkatnya permintaan dan pertumbuhan yang berarti pada sektor
produk-produk properti di tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Prospek Usaha Perseroan
Dengan membaiknya pertumbuhan Indonesia sejak 2008, tingginya tingkat populasi yang diikuti dengan urbanisasi di daerah Jabodetabek, regulasi pemerintah yang semakin kondusif, permintaan
lahan manufaktur di Indonesia yang terus meningkat dan dukungan pemerintah yang positif terhadap industri kawasan industri turut mendukung pertumbuhan sektor properti di Indonesia terutama di daerah
Jabodetabek pada khususnya sumber: www.vivanews.com, 1 Maret 2012.
Melihat berkembangnya perekonomian Indonesia, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, tingkat bunga pinjaman yang stabil dan kompetitif, dapat mengakibatkan perubahan gaya
hidup konsumen yang pada akhirnya dapat meningkatkan permintaan domestik yang merupakan landasan prospek usaha Perseroan. Meningkatnya permintaan dari konsumen, membuka potensi
berkembangnya pabrik-pabrik untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi konsumen tersebut.
Peraturan Pemerintah seperti Ketentuan Investasi No. 252007 tentang hak atas tanah yang diperoleh oleh investor serta Peraturan Presiden Presiden No. 272009 yang menurunkan waktu pemberian
keputusan atas investasi dari 30-40 hari menjadi selama-lamanya 7 hari, dapat meningkatkan jumlah permintaan atas kawasan industri, khususnya, suatu kawasan dengan infrastruktur dan fasilitas yang
lengkap dan terintegrasi akan sangat dibutuhkan bagi masyarakat baik penduduk dan pelaku usaha.
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan berkeyakinan bahwa kawasan MM2100 ini dapat menjadi salah satu kawasan industri yang menjadi pilihan utama sebagai lokasi manufaktur,
dengan dukungan antara lain, ketersediaan “landbank” yang cukup besar, infrastuktur yang lengkap dan terintegrasi, dukungan SDM yang berkualitas, dukungan pihak MMID dalam perencanaan,
pengembangan dan pengelolaan kawasan ini, rencana akuisisi lahan baru yang strategis secara aktif dan prudent, serta jumlah penghuni yang cukup banyak dengan reputasi yang cukup baik di bidangnya.
Disamping itu, dengan adanya rencana Pemerintah untuk menambah jalur jalan tol Jakarta-Cikampek sumber: www.pu.go.id, 27 Januari 2011 dan membangun bandara udara internasional, Perseroan
berkeyakinan bahwa hal tersebut dapat memberikan prospek usaha yang positif bagi Perseroan.
11. TANGGUNG JAWAB SOSIAL “CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYCSR”
Perseroan memastikan sepenuhnya bahwa semua pemangku kepentingan terlibat dan memperoleh manfaat dari kegiatan operasional. Dalam upaya menaruh perhatian kepada komunitas sekitar
kawasan MM2100 sebagai wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan, Perseroan telah melakukan beberapa kegiatan, yaitu melalui program-program sosial yaitu menyalurkan bantuan kepada sesama
yang membutuhkan di bidang sosial, pendidikan dan kesehatan. Selain itu, sebagai salah satu bukti kepedulian Perseroan terhadap lingkungannya, Perseroan memberikan bantuan pembangunan masjid
dan secara berkala menyelenggarakan bazar pasar murah.
115 Kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh Perseroan adalah memberikan bantuan pembangunan Masjid
Baitul Mustafa di MM2100 sejak tahun 2008 hingga awal tahun 2011, bantuan untuk musibah Gunung Merapi pada tahun 2010, program tahunan donasi hewan kurban untuk masyarakat di luar kawasan,
program tahunan “Peduli Pendidikan” berupa bantuan alat-alat belajar perangkat pendidikan untuk sekolah di sekitar kawasan, program tahunan bazar pasar murah menjual barang-barang kebutuhan
pokok, dan program tahunan penyelenggaraan donor darah di kawasan MM2100.
Berikut ini adalah biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2010, 2009 dan 2008.
dalam jutaan Rupiah Total biaya
Jan – Sep 2011 2010
2009 2008
135 478
205 265
12. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki Hak Kekayaan Intelektual, lisensi dan paten, baik yang menyangkut merek dagang untuk logo Perseroan maupun nama untuk kawasan
industri.
116
X. EKUITAS
Tabel di bawah menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian untuk periode 9 sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011
dan 2010 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma Rekan dengan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian dan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Achmad, Rasyid, Hisbullah Jerry
dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, yang kemudian Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 telah dinyatakan kembali. Laporan auditor independen
atas laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2009 dan 2008 bertanggal 17 Oktober 2011, merupakan laporan auditor atas penyajian kembali Laporan Keuangan tahun 2009 dan 2008 dengan
No. 1355ARHJ-RDKDS-BFIEGA10.11. Tujuan penyajian kembali laporan keuangan Perseroan adalah untuk mencatat kewajiban imbalan kerja karyawan dan penyesuaian atas investasi pada
perusahaan asosiasi dengan menggunakan metode ekuitas, mengubah metode penyajian arus kas dari metode tidak langsung menjadi metode langsung serta melengkapi pengungkapan yang dibutuhkan.
dalam jutaan Rupiah
Keterangan Per 30 September
Per 31 Desember 2011
2010 Disajikan
Kembali 2010
Disajikan Kembali
2009 Disajikan
Kembali 2008
Disajikan Kembali
Modal Dasar 700.000,0
70.000,0 70.000,0
70.000,0 70.000,0
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
700.000,0 70.000,0
70.000,0 70.000,0
70.000,0 Modal Disetor lainnya
- 462.271,0
467.271,0 429.271,0
429.271,0 Selisih nilai transaksi restrukturisasi
dengan entitas pengendali 958,7
Modal proforma berasal dari restrukturisasi dengan entitas
sepengendali -
194.802,3 88.791,2
194.829,2 194.841,3
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
- -
- 58.910,6
66.846,7 Saldo laba
deisit yang belum ditentukan penggunaannya
157.376,9 212.117,3
213.436,0 104.401,5
2.685,6 Kepentingan non pengendali
50,2 32,5
14,8 32,5
32,5
Jumlah Ekuitas 858.385,8
939.223,1 839.513,0
857.444,8 758.305,9
Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Nomor 49, tanggal 9 Desember 2011, dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta, para
pemegang saham telah menyetujui:
i. perubahan nominal saham Perseroan dari Rp1.000,00 menjadi Rp100,00;
ii. peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp700.000.000.000,00 yang terbagi atas 700.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,00 menjadi sejumlah Rp2.800.000.000.000,00 terbagi atas
28.000.000.000 saham; iii. dilakukannya Penawaran Umum Saham Perdana Initial Public Offering “IPO” Perseroan
melalui pengeluaran saham baru dari dalam simpanan portepel sebanyak-banyaknya sebesar 1.800.000.000 saham, atau jumlah saham lainnya sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris
Perseroan, untuk ditawarkan kepada masyarakat Indonesia, serta dicatatkan di Bursa Efek Indonesia;
iv. penerbitan waran dalam jumlah sebanyak-banyaknya 900.000.000 waran Seri I dimana 1 waran dapat dikonversi menjadi 1 saham setelah IPO. Oleh karena itu, jumlah saham baru yang akan
dikeluarkan sebagai pelaksanaan waran sebanyak-banyaknya adalah 900.000.000 saham; v. perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka PT Tbk;
vi. perubahan nama Perseroan dari PT Bekasi Fajar Industrial Estate menjadi PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk;