TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN RISIKO

29 Fasilitas Pajak Penghasilan Badan yang diberikan dalam PP 52 tahun 2011 meliputi: 1. Tambahan pengurangan penghasilan neto sebesar 30 dari jumlah Penanaman Modal, yang dibebankan selama 6 enam tahun, masing-masing sebesar 5 per tahun. Fasilitas tambahan pengurangan penghasilan neto tersebut dimaksudkan agar pada awal periode operasi komersial, Wajib Pajak tidak dibebani dengan pengenaan Pajak Penghasilan Badan yang besar sehingga dapat mempercepat pengembalian investasi dan meningkatkan imbal hasil investasi. 2. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, sehingga masa total penyusutan aktiva menjadi setengah dari masa penyusutan dan amortisasi yang berlaku normal. Fasilitas percepatan masa penyusutan dan amortisasi aktiva ini dimaksudkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada awal periode operasi komersial investasi untuk meringankan cash low usaha. 3. Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri, yakni sebesar 10 atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku. 4. Perpanjangan masa kompensasi kerugian, dari 5 tahun menjadi maksimal 10 tahun. Perpanjangan tersebut diberikan apabila Wajib Pajak berada di kawasan industri dan kawasan berikat, mempekerjakan 500 orang tenaga kerja Indonesia, melakukan investasi untuk infrastruktur ekonomi dan sosial, mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan paling sedikit 5 dari jumlah investasi, dan menggunakan bahan baku hasil produksi dalam negeri paling sedikit 70 Perseroan berpendapat bahwa dengan memanfaatkan momentum positif perekonomian Indonesia dalam perspektif internasional saat ini, PP 52 tahun 2011 tersebut dapat menambah daya tarik iklim investasi Indonesia bagi investor dalam negeri maupun luar negeri, sehingga investor memiliki alternatif insentif yang mampu mendukung upaya percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada akhirnya dapat berdampak positif bagi Perseroan. DESKRIPSI UTANG PERSEROAN Seluruh utang bank Perseroan berdenominasi dalam mata uang Rupiah dengan jumlah utang Perseroan berjumlah sebesar Rp275.689,7 juta pada tanggal 30 September 2011, Rp202.781,1 juta pada tanggal 31 Desember 2010, Rp82.596,6 juta pada tanggal 31 Desember 2009 dan Rp95.049,7 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Jumlah bunga terutang pada tanggal 30 September 2011 adalah sebesar Rp409,8 juta. Perseroan tidak memiliki kewajiban utang bank dengan denominasi mata uang asing, hal ini disebabkan sebagian besar beban usaha dan belanja modal berupa pembelian lahan-lahan baru dilakukan dengan denominasi Rupiah. Selain itu, hal ini mengakibatkan Perseroan tidak melakukan lindung nilai hedging atas kewajiban tersebut. Apabila kedepannya Perseroan memperoleh atau mengkonversi utang bank yang ada saat ini dalam mata uang asing, Perseroan berkeyakinan memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran kewajibannya, mengingat sebagian besar pendapatan Perseroan diperoleh dalam Dolar AS. Seluruh utang bank Perseroan sebesar Rp275.689,7 juta pada tanggal 30 September 2011, memiliki marjin pembiayaan yang ditinjau kembali setiap tiga bulan dan tingkat bunga tetap. Namun demikian, Perseroan berpendapat luktuasi tingkat bunga tidak berpengaruh dan berdampak negatif atas kinerja serta berkeyakinan bahwa Perseroan mampu untuk mengembalikan atau membayar kewajiban- kewajibannya.

3. TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN RISIKO

Manajemen Perseroan dan Anak perusahaannya percaya bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten merupakan bagian yang penting bagi Perseroan dan Anak Perusahaan. Untuk keperluan tersebut Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan, telah menunjuk Komisaris Independen, Direktur Tidak Terailiasi dan pembentukan Unit Internal Audit. Selain itu dalam rangka menjaga kepentingan seluruh stakeholder dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham, selama ini Perseroan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam kegiatan usahanya. Perseroan memiliki komitmen untuk senantiasa menjunjung tinggi kode etik dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, serta memelihara komitmen yang tinggi untuk membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat. 30 Perseroan juga telah menetapkan penerapan tata kelola perusahaan dalam rangka pelaksanaan visi dan misi Perseroan, pedoman perilaku, rencana usaha, perencanaan keuangan anggaran, pengawasan kerja Dewan Komisaris dan Direksi, sistem manajemen risiko, pengendalian internal dan audit, keterbukaan transparansi, pengungkapan disclosure, dan benturan kepentingan. Dalam menghadapi risiko-risiko utama seperti yang dijelaskan pada Bab VI mengenai Risiko Usaha, Perseroan menerapkan manajemen risiko untuk memitigasi risiko usaha yang dihadapi sebagai berikut: 1. Untuk mengatasi persaingan usaha, Perseroan selalu berusaha melakukan kegiatan usahanya secara profesional dan akan senantiasa memenuhi ketentuan yang telah disepakati dengan para penghuni, untuk menjaga kepercayaan kerja yang telah dibentuk. Selain itu Perseroan juga senantiasa menjaga mutu atau kualitas dari produk-produknya baik yang sudah dikembangkan maupun proyek-proyek yang akan dikembangan. Perseroan juga senantiasa memberikan harga jual yang bersaing serta menjalankan layanan purna jual yang berkualitas dan konsisten dibandingkan dengan pesaing Perseroan; 2. Untuk mengatasi risiko keuangan, Perseroan senantiasa melakukan perencanaan keuangan yang matang dan prudent yang bertujuan memastikan ketersediaan dana untuk pembangunan proyek- proyek, kewajaran nilai-nilai proyek Perseroan, likuiditas, rasio-rasio keuangan dan mengoptimalkan penggunaan dana; 3. Untuk mengatasi risiko gugatan hukum, dalam proses pembelian tanah Perseroan selalu melakukan penelahaan atas kepemilikan dan kelengkapan surat-surat untuk menghindari kemungkinan adanya tuntutan dan sengketa mengenai keabsahan hak kepemilikan atau penguasan tanah di kemudian hari; 4. Untuk mengatasi risiko ertundanya penyelesaian proyek, Perseroan melakukan proses pemilihan yang lebih ketat dan selektif dalam penunjukkan para kontraktor yang didasari oleh pengalaman kontraktor tersebut. Selain itu, Perseroan akan memberikan pinalti yang mengikat kepada para kontraktor apabila persyaratan dan kondisi yang mencakup kualitas produk, ketepatan penyelesaian dan kesesuaian biaya dengan anggaran yang disetujui, tidak terpenuhi tercapai; 5. Untuk mengatasi risiko berkurangnya lahan yang berlokasi strategis untuk rencana pengembangan, Perseroan akan terus melakukan identiikasi dan akuisisi lahan-lahan potensial baru yang berlokasi strategis. Perseroan juga akan terus membina hubungan dengan para pemilik lahan dan agen- agen penjual tanah untuk mendapatkan harga akuisisi terbaik; 6. Perseroan berupaya untuk memberikan kebijakan yang memperhatikan kepentingan karyawan yaitu dalam bentuk pemberian remunerasi yang kompetitif serta memberikan kesempatan pengembangan karir dan menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawannya; 7. Untuk mengatasi risiko luktuasi kondisi ekonomi makro di pasar properti, Perseroan memiliki rencana untuk mengembangkan segmentasi pasar terutama untuk menghasilkan pendapatan yang berulang recurring income dari sektor komersial sehingga pendapatan Perseroan lebih stabil dan tidak terlalu bergantung kepada kondisi ekonomi makro. 8. Untuk mengatasi risiko dampak bencana alam, Perseroan mengantisipasi dampak bencana alam melalui asuransi, dimana Perseroan mengasuransikan aktiva tetap dan persediaan Perseroan; Perseroan juga memiliki unit pemadam kebakaran tersendiri di Kawasan MM2100. Perseroan juga melakukan review secara berkala terhadap besarnya nilai pertanggungan dari aset tersebut untuk menjaga agar nilainya masih wajar.

4. PERATURAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TERBARU