Eksekusi Aspek Fungsi Kognitif 1. Memori

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidur merupakan kebutuhan fisiologis manusia. Selama seseorang tidur, tingkat aktivitas otak secara keseluruhan tidak berkurang. Ada tahap tertentu dari tidur dimana terjadi peningkatan penyerapan oksigen oleh otak bahkan melebihi keadaan ketika terjaga. Tidur berfungsi untuk pemulihan dari kerusakan akibat radikal bebas toksik yang dihasilkan sebagai produk sampingan metabolisme selama keadaan terjaga. Tidur juga berfungsi bagi otak untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kimiawi dan struktural jangka panjang yang diperlukan untuk belajar dan mengingat Sherwood, 2012. Ditinjau dari durasi tidur, didapatkan penurunan durasi tidur dimana pada anak usia 13 tahun, durasi tidurnya berkurang menjadi 7,7 jam dimana seharusnya durasi tidurnya selama 9-11 jam National Sleep Foundation, 2011. Sedangkan pada orang dewasa didapatkan sebanyak 35,3 penduduk memilik durasi tidur dibawah 7 jam CDC, 2013 dimana seharusnya memiliki durasi tidur selama 7-9 jam National Sleep Foundation, 2011. Menurut Wolfson Carskadon 1998 dalam National Sleep Foundation 2011, pada remaja didapatkan kecenderungan perlambatan waktu baik untuk tidur dan bangun. Studi juga menemukan bahwa siswa menengah atas cenderung tidur diatas jam 11 malam. Selain ditentukan dari durasi tidur, kualitas tidur juga ditentukan dari beberapa faktor antara lain onset tidur, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan gangguan pada siang hari Okubo et al., 2014. Penelitian pada siswa remaja di Portugal menunjukkan bahwa remaja mengalami gangguan pada onset tidur. Siswa yang berada di tahun kesebelas menunjukkan gangguan tidur dan durasi tidur yang kurang, sedangkan pada siswa yang berada di tahun kedua belas menunjukkan gangguan onset tidur, efisiensi kebiasaan tidur, dan penggunaan obat tidur Duarte et al., 2014. Deprivasi tidur akibat kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan perhatian dan berpikir serta mempengaruhi pada fungsi otak dan kognisi Ratcliff, Van Dongen, 2009. Penelitian pada orang dewasa yang sehat juga menunjukkan bahwa deprivasi tidur menyebabkan perubahan pada fisiologi saraf dan endokrin yang ditandai dengan gangguan fungsi kognitif Klumpers et al., 2015. Penelitian pada orang dewasa di Amerika juga didapatkan sebanyak 23,2 mengalami gangguan konsentrasi dan sebanyak 18,2 mengalami gangguan dalam mengingat CDC, 2013. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berniat meneliti hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada siswa menengah atas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif siswa SMA Wiyata Dharma?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif siswa SMA.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik demografi siswa SMA Wiyata Dharma. 2. Mengetahui gambaran kualitas tidur siswa SMA Wiyata Dharma. 3. Mengetahui gambaran fungsi kognitif siswa SMA Wiyata Dharma.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Penelitian untuk Penelitian

Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan kualitas tidur terhadap fungsi kognitif pada siswa SMA.