Memori menurut american academy of neurology membagi memori menjadi 3 kategori yaitu:
1. Short-term memory : kemampuan seseorang dalam mengingat informasi baru misalnya pada saat kita mengingat nomor telepon baru.
2. Working memory : kemampuan mengingat informasi di pikiran selama beberapa detik sampai menit setelah kejadian sekarang telah lewat.
3. Long-term memory : kemampuan mengingat dalam jangka waktu yang cukup lama, baik beberapa hari, minggu, bahkan seumur hidup Purves
et al., 2008.
McCoy Strecker 2011 membagi long-term memory dalam dua kategori yaitu:
1. Memori deklaratif atau memori eksplisit yaitu memori yang tahap penyimpanan dan pemanggilannya berada pada tahap sadar dan dapat
diekspresikan dengan bahasa. Memori deklaratif dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
a. Memori episodik yaitu ingatan mengenai pengalaman terkait waktu dan tempat.
b. Memori semantik yaitu ingatan mengenai fakta dan informasi umum yang didapat dalam pengalaman bicara Purves et al., 2008;
Markam, 2009; Ginsberg, 2010. 2. Memori non-deklaratif atau memori proseduralimplisit yaitu memori
yang pada tahap tidak sadar. Memori ini melibatkan kemampuan dan asosiasi yang berada pada tahap bawah sadar Purves et al., 2008;
Ginsberg, 2010.
Dasar anatomi untuk memori episodik dipengaruhi oleh sistem limbik termasuk hipokampus, talamus dan koneksinya, sementara memori semantik
dipengaruhi oleh neokorteks temporal. Memori implisit melibatkan berbagai struktur seperti basal ganglia, serebelum dan koneksinya dengan korteks serebri
Ginsberg, 2010.
2.2.2.2. Bahasa
Berbahasa merupakan suatu instrumen dasar bagi manusia untuk berkomunikasi antara satu orang dengan yang lainnya. Bila terdapat gangguan
dalam hal ini, akan mengakibatkan hambatan yang cukup besar bagi penderita. Kemampuan berbahasa seseorang mencakup kemampuan untuk berbicara
spontan, pemahaman, pengulangan, membaca, dan menulis Satyanegara et al., 2010.
Beberapa kelainan dalam berbahasa antara lain disartria pelo, disfonia serak, disprosodi gangguan irama bicara, apraksia oral, afasia, aleksia
kehilangan kemampuan membaca, dan agrafia gangguan dalam penulisan Satyanegara et al., 2010.
Broca 1861 menemukan pusat bicara terletak di girus frontalis inferior hemisfer kiri, sedangkan Wernicke menemukan pusat pengertian bahasa di girus
temporalis superior hemisfer kiri di belakang pusat pendengaran primer. Dejerine menemukan pusat baca di daerah girus angularis lobus parietalis kiri. Pusat
menulis juga berada di lobus parietalis kiri yang menyimpan ingatan gerakannya berkerja sama dengan pusat gerakan menulis di lobus frontalis di depan pusat
motorik tangan Markam, 2009. Di lobus parietalis kiri pada perbatasan dengan lobus oksipitalis, terdapat
pusat ingatan benda. Di dekat pusat ingatan benda ini diperkirakan berkembang pusat yang menyimpan nama benda bersangkutan. Pusat nama benda ini meluas
hingga perbatasan lobus oksipitalis dengan lobus temporalis kiri. Pada kerusakan di perbatasan lobus oksipitalis dan lobus parietalis kiri terjadi anomia atau afasia
nominal, yaitu kehilangan daya mengingat nama benda yang dilihat. Pada anomia ini, pasien dapat mengatakan nama benda yang diperlihatkan, bila dibantu dengan
memberikan suku kata pertama nama benda yang sebelumnya tidak dapat dia sebutkan namanya. Pada kerusakan di daerah perbatasan lobus oksipitalis dengan
lobus temporalis, pasien tetap tidak dapat mengatakan nama benda yang diperlihatkan, meskipun diberi bantuan dengan memberikan suku kata pertama
nama bendanya. Bila diminta menggambar dengan menyebutkan nama benda tersebut, dia juga tidak dapat melakukannya Markam, 2009.
Daerah yang diperkirakan homolog dengan pusat bahasa ini berada di lobus temporalis dan lobus frontalis hemisfer kanan. Daerah ini mengatur prosodi,
yaitu irama bicara yang digunakan Markam, 2009.
2.2.2.3. Praksis
Praksis merupakan integrasi motorik untuk melakukan gerakan kompleks yang bertujuan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain dengan meminta
pasien menggambar segi lima, membuat gambar secara spontan, atau dengan membuat gambar secara spontan Satyanegara et al., 2010.
Praksis dipengaruhi oleh lobus frontalis dan parietalis. Ingatan gerakan, segi aferen propriosepsi dan kinestesia, dan aspek visuospasial disimpan di lobus
parietalis. Kontrol visual gerakan dilakukan oleh lobus oksipitalis bersama lobus frontalis bagian dorsolateral. Lobus parietalis bersama area 6 lobus frontalis
memulai, menghentikan, dan menyusun urutan gerakan yang akan disampaikan kepada neuron pelaksana di area 4 korteks motorik primer. Area Brodman 6
meliputi area motorik suplementer yang terletak di bagian atas depan korteks motorik primer dan area premotorik di bawahnya. Pada kerusakan area motorik
suplementer, daya gerak cepat menjadi berkurang. Pada gangguan daerah premotorik, terjadi kesulitan mengubah urutan gerakan Markam, 2009.
2.2.2.4. Visuospasial
Visuospasial merupakan kemampuan konstruksional seperti menggambar atau meniru berbagai macam gambar dan menyusun balok. Semua lobus berperan
dalam kemampuan konstruksi dan lobus parietal terutama hemisfer kanan berperan paling dominan Markam, 2009.