Distribusi Nilai Fungsi Kognitif

et al. 2007; Owens et al. 2010; Wahlstrom 2010; dan Vorona et al. 2011 dalam Wright et al. 2012 menemukan bahwa waktu masuk sekolah yang lebih lambat dapat mengarah kepada waktu yang lebih lama di tempat tidur, nilai yang lebih baik, kehadiran yang meningkat dan pengurangan kecelakaan lalu lintas. Valdez et al. 2010 dalam Wright et al. 2012 mengemukakan bahwa kemampuan atensi meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari, sedangkan van der Heijden et al. 2010 mengemukakan bahwa kemampuan eksekusi bervariasi dalam sehari dan remaja mempunyai kemampuan yang lebih baik pada siang hari daripada pagi hari. Keseluruhan hal ini dipengaruhi oleh waktu irama sirkadian dan kekurangan tidur yang kronik yang dapat menyebabkan kualitas tidur menjadi buruk. Penelitian tentang hubungan antara kualitas tidur dan kualitas tidur subjektif dengan kemampuan penamaan juga dilakukan oleh Bub et al. 2012 yang menghubungkan kemampuan verbal dengan kualitas tidur yang ditandai dengan perasaan mengantuk. Uji kemampuan verbal dilakukan sebanyak 3 kali dan menghasilkan nilai korelasi terhadap tingkatan rasa kantuk sebesar r = -0,18 p 0,01, r = -0,19 p 0,01, dan r = -0,20 p 0,01. Rasa kantuk yang kronik dapat mempengaruhi kualitas tidur secara keseluruhan dalam jangka waktu yang lama dan dapat menyebabkan kemampuan pembelajaran verbal terganggu dari waktu ke waktu seperti kemampuan penamaan maupun kemampuan lain yang akan dipelajari. Penelitian yang dilakukan oleh Lo et al. 2012 menemukan bahwa deprivasi tidur dapat menyebabkan terjadinya gangguan kemampuan atensi yang ditandai dengan peningkatan waktu yang dibutuhkan pada tes Psychomotor Vigilance Task PVT p = 0,002. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan pada irama sirkadian responden tersebut. Selama wake maintenance zone, sinyal untuk mempertahankan kondisi sadarbangun mencapai puncaknya dan terjadi peningkatan pada kemampuan kognisi terutama atensi. Keadaan ini berbalik sewaktu pagi dimana otak sangat rentan dan semua aspek kognisi dapat terganggu. Ketika seseorang mengalami gangguan pada tidurnya, terjadi kekurangan tidur sleep debt dan gangguan pada irama sirkadian individu tersebut yang berakibat pada gangguan pada kognisi. Kelebihan dari penelitian ini adalah penggunaan kuesioner yang telah standar dan tervalidasi. Penelitian ini juga dapat meneliti tentang berbagai aspek dari kualitas tidur dan fungsi kognitif serta hubungannya. Adapun kekurangan penelitian ini terletak pada subjektifitas pemberian jawaban dan penggunaan alat yang kurang spesifik terhadap masing-masing variabel penelitian seperti penggunaan aktigraf dan polisomnografi untuk mengukur pola tidur, ataupun penggunaan instrumen yang khusus mengukur salah satu aspek fungsi kognitif tertentu. Kekurangan lain pada penelitian ini adalah perbedaan waktu penilaian fungsi kognitif, ada yang dilakukan pada pagi dan ada yang dilakukan pada siang hari, dimana fungsi kognitif dipengaruhi irama sirkadian menurut Wright et al. 2012 yang mengungkapkan bahwa kemampuan kognitif meningkat secara cepat pada 20 menit awal setelah seseorang bangun, dan meningkat drastis terus selama 2 sampai 4 jam sejak bangun. Kemampuan kognitif dipertahankan pada tingkat tertinggi selama 8 jam pertama sebelum terjadi sedikit penurunan midafternoon dip dan kembali meningkat kembali hingga tiba waktu tidur.