Mendidik Anak Melalui Nasehat

81 Disini terlihat bahwa orang Batak suka merantau termasuk merantau untuk bersekolah. Orangtua menyekolahkan anak hingga ke perantauan. Pemahaman orang Batak, “pergi merantau untuk mencari sesuatu yang baru”, meskipun dalam hal ini tidak semua orang Batak di perantauan bisa berhasil. L 2 i ale anak hasianku Tung burjuhon ma amang na singkola i Bereng angka na haseai, Na sinuan tubu do ni dapot nai Anakku tersayang baik-baiklah yang sekolah Lihat orang-orang yang sukses, karena apa yang kita tanam itu yang kita tuai Kembali pada penggalan lirik lagu diatas digambarkan anak harus sekolah. Hanya sekolah yang orangtua bisa berikan untuk mengejar kemajuan dari ketertinggalan. Melalui lirik lagu diatas diekspresikan sifat masyarakat Batak Toba yang mau mengakui kelebihan orang lain dan itu dijadikan motivasi untuk berbuat lebih dari yang orang bisa perbuat. Pewarisan ilmu yang ditandai dengan keharusan menyekolahkan anak setinggi-tingginya menjadi tradisi bagi keluarga orang Batak. Rela bersakit-sakit bekerja, hidup penuh prihatin dan bekerja siang malam, demi untuk memastikan kelanjutan pendidikan putra-putranya diluar kota dan bahkan di luar negeri untuk mencapai cita-cita tertingginya. Dalam lirik lagu di atas ditekankan begitu pentingnya pengaruh orang tua dan lingkungan dalam menstimulus, memotivasi bagi kesuksesan seorang anak. Lama- kelamaan dukungan tersebut akan memprogram pikiran anak sehingga tumbuh motivasi untuk berprestasi dan menjadi kebanggan bagi diri dan lingkungannya.

4.1.2. Mendidik Anak Melalui Nasehat

Universitas Sumatera Utara 82 Nasehat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan yang baik. Nasehat selalu bersifat mendidik. Anak adalah kekayaan bagi masyarakat Batak Toba, dan berkat yang harus disyukuri. Anak tidak hanya diberi kebutuhan fisik, tapi kebutuhan spritual juga harus diberikan. Kebutuhan spritual anak salah satunya adalah nasehat. Di dalam menasehati anak, berisi beragam makna, diantaranya adalah cinta dan kesabaran. Menasehati anak berarti orangtua mencintai anaknya. Orangtua menasehati agar anaknya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Menasehati anak, orangtua berarti sabar mengarahkan anakmengajarkan anak segala yang baik. Nasehat yang diberikan merupakan suatu didikan dengan maksud menegur dan membangun sifat anak ke arah yang lebih baik. Orang tua Batak Toba sebagai pengajar pertama dan utama, penerus tradisi bagi anak-anaknya. Pesan-pesan orangtua kepada anaknya terkhusus dapat kita lihat dalam lagu Poda lihat lampiran materi E. Dalam lagu tersebut banyak nasehat yang disampaikan orangtua kepada anaknya, diantaranya adalah • Nama anak akan masyur jika berperilaku yang baik Angur do goarmi anakhonhu Molo marparange na denggan • Menjadikan doa sebagai kekuatan hidup tangiang ido parhiteanmi • Tidak menyimpan iri dan dengki di dalam hati unang mian jat ni roha • Berlapang dada ingkon benget marroha • Hormat kepada yang lebih tua pantun maradophon natua-tua • Anak yang menjadi teladan buat adik-adiknya silehon dalan, di anggi iboto Universitas Sumatera Utara 83 Poda atau nasihat dalam lagu ini disampaikan orang tua sebagai petuah pergi merantau kepada putranya. Pesan nasihatnya agar senantiasa berdoa, berperilaku baik, sopan, jangan berniat jahat jika di rantau, agar selamat dan berhasil. Sebagai anak tertua, harapan orang tua kepadanya kelak menjadi generasi penerus yang akan mengayomi adik-adiknya. Bukan hanya pada lagu “poda” yang ditemukan nasehat, pada lagu lain juga ditemuka n banyak nasehat orangtua kepada anaknya. Pada lagu “uju dingolukkon” lihat lampiran materi N, secara keseluruhan merupakan nasehat kepada anak. Pada lagu tersebut, orangtua mengingatkan kepada keturunannya untuk berbuat yang baik kepada orangtua selagi masih hidup. Uju di ngolukkon ma nian Tupama bahen akka nadenggan, Asa tarida sasude Holong ni rohami, marnatua-tua i Semasa hidupkulah semestinya kamu melakukan yang baik, agar terlihat semua kasihmu terhadap orangtua Lagu ini sekaligus menjadi tamparan sekaligus kritik bagi masyarakat Batak Toba secara umum. Sekarang masyarakat Batak Toba secara umum gemar melakukan adat kematian orangtuanya secara besar-besaran padahal semasa hidup orangtua, sangat minim perhatian yang diberikan keturunannya kepada orangtua. Fenomena ini kemudian diprotes oleh senimanpengamat sosial yang memperhatikan hal ini kemudian menuangkannya ke dalam bentuk lagu. Lagu ini berisi jeritan hati orangtua yang dalam kondisi yang sudah tua dan sakit-sakitan. Harapan orangtua di akhir hidupnya, anak-anaknya melakukan hal yang baik. Hal-hal baik itu tentu bukanlah materi yang diharapkannya, hal baik yang menopang hidupnya disaat masa tuanya yang telah lemah, bahkan untuk berdiri, makan, dan mandi-pun tidak lagi mampu dilakukannya. Jika anaknya sudah Universitas Sumatera Utara 84 melakukan itu maka akan tampak semua kasih sayang anak-anak pada orang tuanya. Bukan kasih sayang dalam kata atau ucapan, tapi kasih dan sayang yang diwujudkan dalam sikap hidupnya, saat orangtuanya masih hidup, saat orang tuanya masih bisa dilihat fisiknya, hidup di alam semesta yang sama. Lagu diatas hampir serupa dengan lagu “unang jaishon” lihat lampiran U marisuang do i molo dung mate au marembas- embas ho, mambaen boan horbo ho hape jais dingolukon, pajong-jong tambak pe, lao pasangappon au lao patimbohon au, marisuang doi molo jais dingolukkon Semua akan sia-sia jika aku sudah meninggal, engkau menari-nari, daging kerbau yang engkau sediakan di pestaku, tugu yang engkau dirikan, untuk menghormati aku, semua itu sia-sia jika dalam hidupku penuh kesombongan

4.2. Nilai Ekonomi