LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

17

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dari berbagai falsafah kehidupan masyarakat Batak Toba, salah satunya adalah kehidupan yang berhasil baik di dalam hal perekonomian, jabatan maupun di dalam hal pendidikan. Falsafah tersebut menjadi patokan yang mendasari atau memotivasi orangtua mendidik anak-anaknya. Orangtua menganggap anak harus lebih maju dari orangtua. Orangtua ayah dan ibu yang bersusah payah banting tulang demi menyekolahkan anak-anaknya adalah potret yang biasa di masyarakat tersebut 1 Dari situasi seperti diatas, tercermin suatu kondisi bahwa nilai anak dari berbagai aspek dan perspektif adalah sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat Batak Toba. Khususnya dalam konteks hubungannya dengan orangtua, maka anak menjadi sesuatu yang sentral posisinya. Keberadaan anak, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, bahkan menjadi suatu parameter di dalam mengukur keberhasilan suatu keluarga, dengan kata lain anak memiliki nilai budaya. Nilai dalam konteks ini . Oleh karena itu, banyak orangtua yang begitu tekun mempersiapkan anaknya di bidang pendidikan akhirnya ‘memetik’ hasil yang gemilang di hari tuanya karena keberhasilan anak-anaknya. Banyaknya anak dalam keluarga Batak Toba yang berkat bimbingan dan hubungan yang baik dengan orangtua, anaknya berhasil menjadi dokter, pengacara, pengusaha, birokrat penguasa daerah, bankers, penulis, artis, politisi, gurudosenprofessor, diplomat dan profesi lainnya. 1 Contohnya, Tiurma Nainggolan seorang janda dengan dengan empat orang anak. Demi menghidupi keluarga, dia berjuang menjadi partaganing perempuan penabuh taganingdi kota Medan. Diundang untuk mengisi acara pesta adat menjadi partaganing. Perempuan ini sangat mahir layaknya partaganing laki-laki dalam menabuh taganing. Semua dilakukannya demi menyekolahkan anaknya. “Tiurma, Perjuangan Partaganing Perempuan,” Tapian, edisi September, 2009 ,hal 44 Universitas Sumatera Utara 18 maksudnya adalah ‘sifat-sifat hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, KBBI 2007; lihat juga Marzali 1998:14. Bagi masyarakat Batak Toba nilai anak adalah sangat tinggi Aritonang, 1988:51. Hal ini sesuai dengan falsafah masyarakat Batak Toba yang mengatakan anakkonhi do hamoraon di au yang artinya ‘anakku adalah harta kekayaanku’. Kekayaan dalam konteks ini bukan dimaksud sesuatu yang diukur dengan nilai atau faktor ekonomis, melainkan kekayaan dalam arti nilai budaya, yaitu begitu penting dan bermaknanya memiliki keturunan 2 Pemahaman yang dapat dipetik dari uraian di atas adalah bahwa ketiga konsep tersebut merupakan wujud dari kebudayaan sebagai ide dan gagasan yang terus terwarisi dan mendarah daging bagi masyarakat Batak Toba. Sebagai gagasan, ketiganya disosialisasikan dan diwariskan baik dalam bentuk lisan maupun bentuk . Pemahaman inilah yang menjadi pendorong utama masyarakat Batak Toba untuk menikah dan kemudian memiliki anak laki-laki maupun anak perempuan. Kepada mereka anak akan diberikan bekal pendidikan setinggi-tingginya dan pendidikan tersebut diharapkan memberikan keuntungan finansial serta akan pula memperoleh kedudukanjabatan. Pemahaman ini selaras dengan tiga serangkai cita-cita tertinggi masyarakat Batak Toba yaitu : hamoraon memiliki kekayaan harta benda, hagabeon memiliki keturunan dari anak lelaki dan anak perempuan, serta hasangapon memiliki kharisma, kehormatan dan jabatan sosial. Dengan kata lain, hamoraon, hagabeon, dan hasangapon adalah tujuan hidup masyarakat Batak Toba Lubis 1999; lihat juga Aritonang 1988: 51. 2 Sebuah keluarga dalam adat masyarakat Batak Toba secara umum jika tidak memiliki keturunan biasanya akan bermasalah malah disebut malapetaka, baik dalam keluarga besarnya ataupun di lingkungan masyarakat. Keluarga tersebut banyak mendapat tekanan dari keluarga besarnya sendiri maupun dari lingkungan. Universitas Sumatera Utara 19 tulisan. Bentuk lisan maksudnya disini adalah penyebarannya dari mulut ke mulut 3 sedangkan bentuk tulisan adalah melalui media musik 4 Hubungan anak dan orangtua di dalam kehidupan sosial masyarakat Batak Toba tidak saja diekpresikan melalui interaksi keseharian sosialisasi dalam keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat . Penelitian ini akan mengkaji berbagai ekspresi nilai budaya yang terkandung didalam lirik lagu populer Batak Toba dengan penekanan pada hubungan anak dengan orangtua di dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba. Nilai yang dimaksud akan ditinjau dari eksistensinya, format dan acuan ekspresinya di dalam lirik lagu-lagu Batak Toba. Hubungan dalam konteks ini maksudnya adalah hubungan timbal balik antara anak dan orangtua, bagaimana keduanya bisa berkomunikasi dengan baik sehingga bisa tercipta hubungan yang harmonis yaitu kondisi seia sekata, adanya sikap saling mendukung, menghormati, menyayangi di antara anggota keluarga. Dengan begitu, kondisi tersebut menghantarkan mereka anak dan orangtua kepada kebahagiaan. 5 3 Sejak kecil, masyarakat Batak Toba sudah mensosialisasikan kepada keturunannya bagaimana adat Batak Toba itu sendiri, bagaimana menjalankan adat tersebut, bagaimana menjalani kehidupan. Biasanya dalam pensosialisasian ada aktifitas yang menonjol yaitu mendengar, melihat dan menghafal. 4 Lagu-lagu Batak Toba yang ada dipasaran merupakan lagu yang diciptakan oleh para seniman dengan tujuan menitipkan pesan kepada ataupun mensosialisasikan kebudayaan adat Batak Toba dengan versi lain musik. 5 Contohnya di dalam keluarga, orangtua sering melibatkan anak dalam aktivitas di rumah baik dalam memasak, berladang, membersihkan rumah, bahkan dalam menerima tamu. Secara tidak langsung orangtua mengajarkan kepada anak bagaimana bersikap yang seharusnya. , tetapi juga diekspresikan lewat media- media yang bersifat seni, antara lain musik nyanyian. Musik adalah tingkah laku manusia yang simbolik Langer dalam Merriam 1964: 230. Musik mengandung unsur ungkapan jiwa melalui nada-nada Salim, 1982:41. Sebahagian besar dari lagu-lagu yang diciptakan berisi pernyataan doa, ucapan syukur, kebahagiaan, kesedihan, yang kesemuanya itu adalah bentuk ungkapan perasaan manusia berupa lirik lagu. Seni musik termasuk juga seni vokal lagu adalah salah satu cabang seni Universitas Sumatera Utara 20 yang memiliki irama, memiliki daya komunikasi yang demikian tinggi dan seringkali digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang mengandung masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara tentang musik secara umum ibarat bicara tentang ‘kebudayaan’ secara umum, lingkupnya sangat luas. Oleh karena itu, perlu penegasan bahwa musik yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah musik populer Batak Toba yang hanya memiliki lirik lagu, dan memiliki identitas penulis pencipta yang jelas. Oleh karena itu musik tradisi godang sabangunan, tradisi gondang hasapi dan musik vokal lainnya yang tidak jelas siapa penciptanya tidak akan dibicarakan di dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, musik Batak Toba yang menjadi perhatian adalah musik populer yang berkembang di masyarakat Batak Toba hingga sekarang. Pada dasarnya musik populer Batak Toba dapat dikategorikan sebagai musik populer yang bersifat daerah regional. Musik populer merupakan musik yang mempunyai ciri-ciri dasar, melodi lagu yang pendek, serta mudah diterima pendengarnya, tema dan suasana yang akrab dengan sasaran audiens serta musik yang dikemas untuk hiburan, dipasarkan melalui media massa. Sebagai musik populer daerah, musik ini secara umum disebut juga musik “pop daerah”. Pop daerah merupakan musik yang berasal dari daerah tertentu, musik yang menggunakan bahasa lokal dan terkadang menggunakan instrumen khas daerah tersebut Purba dan Pasaribu, 2006: 74-77. Genre musik vokal inilah yang menjadi perhatian khusus di dalam penelitian ini. Musik populer Batak Toba banyak mengandung pesan yang menggambarkan keadaan masyarakat itu sendiri. Misalnya, hubungan antara anak dengan orangtua, perasaan rindu pulang ke kampung halaman, cinta kasih dengan pasangan, Universitas Sumatera Utara 21 fenomena-fenomena yang sedang terjadi 6 Tulisan atau referensi yang belum ada tersebut sama halnya belum adanya penelitian mendalam yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam lirik lagu-lagu Batak Toba. Oleh karena itu belum diketahui dengan jelas berbagai potensi positif maupun dampak negatif dari lagu-lagu tersebut sebagai . Di dalam lagu Batak Toba kekuatan lirik lagu banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat pecinta lagu tersebut. Pesan yang hendak disampaikan melalui lirik tersebut kebanyakan mengangkat kehidupan masyarakat Batak Toba, ada juga yang menjelaskan tentang kegagalan hidup, sejarah desa atau kampung, legenda, nasib dan penderitaaan hidup, serta hal- hal terkait dengan silsilah dan pendidikan sosial. Dari beberapa tema dari lagu Batak Toba, penulis akan memusatkan perhatian khusus pada lagu yang bertemakan hubungan anak dengan orangtua. Beberapa hal penting yang akan dibicarakan dalam tulisan ini adalah mengulas secara khusus bagaimana fungsi lagu-lagu Batak Toba dalam membentuk perilaku masyarakat Batak Toba. Fungsi disini lebih diartikan adalah suatu konsep tentang apa yang disampaikan lewat lagu dan bagaimana lagu tersebut menjadi kreasi budaya, oleh karena itu budaya menentukan pola perilaku seseorang dalam berbagai posisi sosial. Hal tersebut menarik perhatian khusus penulis bahwa penulis juga melihat lagu-lagu Batak Toba yang ada, membuktikan pengaruhnya terhadap psikologi sosial masyarakat Batak Toba. Menurut hemat penulis belum ada tulisan atau referensi yang membahas hal tersebut secara detail, padahal untuk mengukur sejauh mana fungsi lagu-lagu Batak Toba itu sendiri diperlukan pengkajian yang lebih lagi. 6 Sekarang masyarakat Batak Toba secara umum gemar melakukan adat kematian orangtuanya secara besar-besaran padahal semasa hidup orangtuanya, sangat minim perhatian yang diberikan keturunannya kepada orangtua tersebut. Fenomena ini kemudian diprotes oleh senimanpengamat sosial yang memperhatikan hal ini dan menuangkannya dalam sebuah karya musiklagu. Universitas Sumatera Utara 22 wujud musik rakyat masa kini. Nilai budaya yang dimaksudkan oleh penulis sama seperti yang diutarakan oleh Melalatoa 1989:26 adalah bagaimana lagu-lagu tersebut menjawab atau menginterpretasikan permasalahan kehidupan sosialnya, mengisi kebutuhan atau mencapai suatu tujuan bersama. Karya seni dari suatu etnik biasanya berpedoman kepada sistem budayanya yaitu sistem pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma-norma yang hidup dalam budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut Melalatoa 1989:27. Mungkin masih ada kesenian ‘murni’ pesan budaya etniknya dan ada karya seni yang sudah banyak mendapat pengaruh dari luar agama, budaya asing. Lagu-lagu Batak Toba salah satu yang banyak mendapat pengaruh dari luar maupun nilai budaya baru yang berkembang di masyarakat. Justru terkadang dengan banyaknya pengaruh dari luar tersebut semakin banyak karya lagu-lagu Batak Toba yang bermutu baik dalam hal melodi, aransemen harmoni, strukt ur musik, atau pesan yang disampaikan lewat lirik.

1.2. TINJAUAN PUSTAKA