NILAI HAGABEON MEMILIKI KETURUNAN

101 bahasa yang digunakan sebagai penanda identitas dan memperlihatkan budaya pemiliki nama tersebut Sibarani, 2004:108. Menurut KBBI, nama adalah kata untuk menyebut seseorang, gelarsebutan, kehormatan. Nama dalam konteks ini adalah mengharumkan keluarga. Anak dituntut untuk mengharumkan nama keluarga melalui prestasi di bidang pendidikan, berperilaku sebagai anak yang baik. Jadi, nama dimetaforasikan sebagai sesuatu yang harus dijunjung, untuk menjelaskan anak adalah harapan orangtua.

4.7. NILAI HAGABEON MEMILIKI KETURUNAN

Hagabeon merupakan salah satu dari tiga citacita tertinggi orang Batak. Ukuran umum hagabeon orang Batak adalah bila mempunyai keturunan baoa laki dan boru perempuan yang juga kemudian mempunyai keturunan lagi. Artinya bagi masyarakat Batak Toba keturunan memberi harapan hidup, karena keturunan itulah suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi orangtua dan keluarga. Seperti umpasa Batak Toba yang mengatakan “asa situbu laklak ma hamu, situbu singkoru di dolok ni purbatua, situbu anak ma hamu si tubu boru, donganmu saur matua” 33 Keberadaan anak baik dari segi kualitas maupun kuantitas merupakan sesuatu yang signifikan dalam kehidupan sosial masyarakat Batak Toba. Dari segi kuantitas, dapat dilihat pada umpasa . 34 yang mengatakan “bintang ma na rumiris, tu ombun na sumorop, maranak hamu riris, marboru pe torop” 35 33 Lihat pada pardede, 2012:16 34 Umpasa adalah bahasa sastra yang eufemis yang disusun secara puitis, dirangkum dalam satu kalimat yang indah. Umpasa bermakna “doa”, permohonan berkat pasupasu, bimbingan, petunjuk dan perlingdungan Tuhan. Umpasa khusus diucapkan pada upacara adat sedang berlangsung dalam suasan ritual di tempat tertentu Pardede, 2012:12 35 Ibid 18 . Umpasa ini menandakan bahwa keturunan ideal bagi masyarakatBatak Toba adalah adanya anak laki-laki dan anak perempuan. Dari segi kualitas, anak harus lebih bagus dibanding orangtua, orangtua Universitas Sumatera Utara 102 mendambakan anak yang berhasil didalam studinya, sehingga mampu menjadi orang yang sukses nantinya. Hal ini dapat kita lihat pada lirik lagu anakhonhi do hamoraon di au lihat lampiran materi A. Dalam lagu ini dapat dilihat, anak harus bersekolah, apapun dilakukan orangtua demi menyekolahkan anak. A 2 Hugogo pe mansari, arian nang botari, lao pasingkolahon gellenghi, Da ingkon do singkola, do satimbo-timbona, sintap ni natuk do gogongki Aku akan dengan sekuat tenaga mencari rejeki siang maupun sore demi menyekolahkan anakku, Mereka haruslah sekolah setinggitingginya selagi aku masih mampu Makna yang hakiki dari konsep hagabeon adalah memiliki anakketurunan. Pemahaman inilah yang mendorong masyarakat Batak Toba untuk menikah dan memiliki keturunan. Seperti umpasa perumpamaan Batak Toba yang menyebutkan “maranak sapuluh pitu marboru sampuluh onom” memiliki anak tujuh belas putra enam belas putri. Hagabeon tidak dapat terjadi begitu saja, hagabeon dicari melalui adanya pernikahan. Tujuan dari pernikahan adalah secara biologis untuk meneruskan keturunan. Kehadiran anak dalam suatu keluarga sangat di dambakan, anak di harapkan dapat meneruskan keturunan keluarga sehingga garis keturunan keluarga tersebut tidak terputus. Dengan kehadiran anak dalam suatu keluarga, orang tua akan merasa senang karena sudah ada yang akan meneruskan apa yang menjadi cita-cita dan harapan mereka. Anak sebagai peneruskan garis keluarga, nama keluarga, dan tradisi keluarga. Kebudayaan Batak Toba dalam pernikahan menurut pandangan orang Toba, kebudayaannya memiliki sistem nilai budaya yang amat penting, yang menjadi tujuan dan pandangan hidup orang Toba secara turun temurun yaitu 3H yang di dalamnya salah satu adalah hagabeon banyak keturunan. Universitas Sumatera Utara 103 Pernikahan dalam konteks adat Batak Toba adalah suatu upacara pengikatan dua individu yang akan hidup bersama, diresmikan dalam pemberkatan pernikahan dan serangkaian upacara adat. Dalam konteks ini penulis tidak membahas tata cara pernikahan dalam adat Batak Toba secara mendetail. Penulis hanya menguraikan secara singkat defenisi pernikahan dalam konteks Batak Toba. Fungsi pernikahan bagi masyarakat Batak Toba adalah untuk melanjutkan keturunan. Dan hal ini sesuai dengan ajaran Kristen orang Toba mayoritas beragama Kristen yang mengatakan “bertambah banyak dan beranak cuculah”. Selain menjalankan perintah agama juga menjalankan norma adat mendapatkan cita-cita hidup orang Toba untuk disebut gabe. Namun disisi yang lain, sisi negatif hagabeon itu sangat mempengaruhi perspektif masyarakat Batak Toba. Ketika anak belum menikah pada usia yang seharusnya menikah, inilah yang menjadi kerisauan orangtua. Jelas hal ini meresahkan orangtua, karena pemahaman orangtua Batak, anak hendaknya menikah dan mendapatkan keturunan. Apalagi anak yang menikah tetapi tidak memiliki keturunan, ini juga menjadi kekhawatiran orangtua, tidak akan disebut gabe. Dari pernikahan tentunya diharapkan akan adanya keturunan yang bisa memberikan kebahagiaan kepada keluarga. Pada lirik lagu “Didia Rongkaphi” menceritakan seorang anak yang tidak kunjung menemukan jodohnya, yang membuat gusarresah orangtuanya. Anak yang tak kunjung menikah menjadi ketakutan bagi orangtua. Berikut ini penulis lampirkan lagu kerisauan orangtua kepada anaknya yang tak kunjung menikah, dapat kita lihat pada lagu materi D, dan terjemahannya lihat lampiran. D 3 Muli dainang, nimmu tu au, ndang na solo au inang, alai didia rongkaphi, didia rongkapi, Nunga tung loja au mangalului, ndang jumpang au na hot Universitas Sumatera Utara 104 di au, So pambahenan na humurang, alai boasa ingkon sirang Menikahlah anakku, itulah pesanmu, bukan aku tak mau, tapi dimana jodohku, dimana jodohku Aku sudah lelah mencari, tidak kutemukan yang cocok, bukan perbuatanku yang kurang, tapi mengapa harus berpisah Lirik lagu diatas juga, penulis mengungkapkan bahwa perempuan Batak jika sudah diminta untuk menikah umumnya kebanyakan sudah menikah 25 tahun ke atas. Hal ini dapat ditandai dengan kegelisahan orangtua melihat putrinya yang tak kunjung menikah. Pernikahan dalam masyarakat Batak Toba merupakan suatu keharusan.

4.8. ANALISIS FUNGSI LAGU-LAGU POPULER BATAK TOBA BAGI MASYARAKAT BATAK TOBA