Tujuan Belajar Metode Inquiry

commit to user

c. Tujuan Belajar

Tujuan belajar secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psiomotorik. Adapun taksonomi atau klasifikasinya menurut Benjamin Bloom dan kawan-kawan yaitu sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif Cognitive Domain Ranah Kognitif meliputi enam tingkatan, yaitu: a. Pengetahuan Knowledge b. Pemahaman Comprehension c. Penerapan Aplication d. Analisis Analysis e. Sintesis Syntesis f. Evaluasi Evaluation 2. Ranah Afektif Sikap Afective Domain Ranah Afektif meliputi lima tingkatan,yaitu : a. Kemampuan menerima Receiving b. Kemampuan menanggapi Responding c. Berkeyakinan Valuing d. Penerapan Kerja Organization e. Ketelitian Correcteration by value 3. Ranah Psikomotor Psycomotoric Domain Ranah psikomotrik meliputi empat tingkatan , yaitu: a. Gerak Tubuh Body movement b. Koordinasi gerak Finaly coordinated movement c. Komunikasi non verbal Non verbal communication set d. Perilaku bicara Speech behaviors Gino et al, 1998:19 Tujuan belajar pada intinya adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman sikapnilai, dan ketrampilan. Yang mana pencapaian tujuan belajar dapat diidentifikasikan dari hasil belajar. Untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal diperlukan sistem lingkungan kondisi belajar yang baik. Sistem lingkungan yang baik itu terdiri dari komponen- komponen pendukung antara lain tujuan belajar yang ingin dicapai, bahan pengajaran yang digunakan mencapai tujuan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta memiliki hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan dan saranaprasarana yang tersedia. Sehingga diharapkan tujuan belajar dapat tercapai secara menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. commit to user

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat disajikan dengan elaborasi sebagai berikut: Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar Gambar 2.1 menyajikan bahwa masukan mentah raw input merupakan bahan baku pengalaman belajar. Raw input diharapkan dapat berubah menjadi keluaran output dengan klasifikasi tertentu setelah melewati proses belajar mengajar learning teaching process. Proses belajar-mengajar ikut dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan. Masukan lingkungan environmental input merupakan faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang tercapainya keluaran output yang dikehendaki. Kelompok faktor lainnya adalah faktor instrumental instrumental input. Berbagai faktor tersebut saling berinteraksi dalam menghasilkan keluaran tertentu. Menurut Slameto yang dirangkum dari bukunya 1995: 54 - 72, ”Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.” ENVIRONMENTAL INPUT RAW INPUT OUTPUT LEARNING TEACHING PROCESS INSTRUMENTAL INPUT commit to user Faktor intern dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu : 1 Faktor Jasmaniah a Faktor Kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah. b Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuhbadan. 2 Faktor Psikologis Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor - faktor itu adalah : a Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahuimenggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. b Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah “Keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek bendahal atau sekumpulan obyek”. Slameto, 1995 : 56. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar. c Minat Menurut Hilgard dalam Slameto 1995, 57 memberi rumusan tentang minat bahwa “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Minat commit to user besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik siswa minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. d Bakat Bakat atau aptitude menurut Hilgard “ Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih”. Slameto, 1995, 57. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. e Motif Motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar, dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihankebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihankebiasaan sangat diperlukan dalam belajar. f Kematangan Kematangan adalah suatu tingkatfase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap matang. Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar. g Kesiapan Menurut Jamies Drever “Kesiapan atau readiness adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. commit to user 3 Faktor Kelelahan Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu : kelelahan jasmani dan kelelahan rohani psikis. Faktor ekstern dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1 Faktor Keluarga Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama 2 Faktor Sekolah Faktor Sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah. 3 Faktor Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat antara lain, adanya mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar. Berbagai faktor yang telah diuraikan diatas dapat diperjelas sebagai berikut: a Bahan atau hal yang harus dipelajari b Faktor-faktor lingkungan c Faktor-faktor instrumental d Kondisi individual pelajar Faktor individual dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1 Kondisi fisiologis 2 Kondisi psikologis Dari faktor-faktor yang telah disampaikan tersebut, dapat juga disajikan dalam bentuk ikhtisar sebagai berikut: commit to user Dalam Luar Lingkungan Intrumental Alami Sosial Tenaga Pengajar Saranafasilitas Program Kurikulum Fisiologis Psikologis Kecerdasan Kemampuan kognitif Bakat Minat Motivasi Kondisi panca indera Kondisi fisiologis umum Faktor Gambar 2.2 Ikhtisar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar terutama faktor luar yang ada di sekolah yang diteliti pada dasarnya sudah cukup mendukung pembelajaran. Yaitu dengan lingkungan belajar yang cukup tenang karena dipagari secara menyeluruh sehingga kebisingan yang ada di luar lingkungan sekolah dapat diminimalkan. Begitu pula dengan faktor instrumentalnya juga mendukung yaitu saranafasilitas pembelajaran sudah cukup lengkap serta tidak kekurangan tenaga pengajar. Demikian pula dengan kurikulum yang digunakan yaitu sudah mencanangkan KTSP. Dengan adanya faktor luar yang mendukung, seharusnya tujuan belajar yang dicapai oleh sekolah bisa maksimal yaitu menghasilkan peserta didik yang berkemampuan kognitif tinggi. Namun demikian dirasa masih kurang karena pada kenyataannya masih ada faktor dalam yang justru berpengaruh sangat besar dalam menentukan hasil belajar. Diantaranya yaitu minat belajar siswa dan kemampuan kognitif. Keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Jika siswa memiliki minat belajar yang tinggi, dimungkinkan akan berdampak positif pada meningkatnya kemampuan kognitif. commit to user Untuk meningkatkan minat belajar maka diperlukan peran penting dari guru yang merupakan faktor luar dari proses belajar. Sehingga faktor sekolah yang demikian belum bisa sepenuhnya mendukung, kalau kemampuan guru untuk menarik minat belajar siswanya masih dirasa kurang. Untuk menarik minat belajar siswa diperlukan metode yang bervariasi sesuai dengan kondisi siswa di sekolah. Sehingga peneliti memilih sekolah tersebut untuk mengetahui pengaruh metode yang diteliti terhadap proses dan hasil belajar dengan kondisi lingkungan yang demikian.

2. Hakikat Fisika

Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Sehingga ciri-ciri maupun definisi Fisika tidak berbeda jauh dari definisi IPA, yang mencakup gejala-gejala alam. Kata Fisika berasal dari bahasa Yunani Physic yang berarti alam atau hal ikhwal alam sedangkan fisika dalam bahasa inggris Physic ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan hukum- hukum elementemya. Menurut Harrys Siregar 2003:3 Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua Sains, baik Sains benda-benda hidup maupun Sains fisika. Dalam pengertian secara luas fisika itu cabang dari ilmu pengetahuan yang menguraikan dan menjelaskan tentang unsur-unsur dalam bumi serta penomenanya. Fisika juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang pengukuran, sebab segala sesuatu yang kita ketahui tentang dunia fisika dan tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku yang telah dipelajari melalui pengamatan-pengamatan terhadap gejala alam. Tanpa kecuali gejala-gejala itu selalu mengikuti atau memahami sekumpulan prinsip umum tertentu yang disebut hukum-hukum fisika. Harrys Siregar 2003:1 . Fisika adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian- bagian dari alam dan interaksi antara bagian tersebut. Sebagaimana diketahui, commit to user benda-benda di alam terbagi atas 2 bagian: alam makro yaitu benda-benda yang ukurannya besar dapat dilihat dengan alat-alat yang ada saat ini; alam yang besar ini termasuk benda-benda yang sangat besar dengan jarak antara 2 benda juga besar kali, misalnya bulan, matahari, bumu dan lain-lain. Alam mikro adalah benda-benda kecil sekali dengan jarak antara benda tersebut sangat kecil, benda- benda mikro ini tak dapat dilihat dengan alat-alat biasa. Tujuan belajar fisika adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap penerapan konsep-konsep fisika dan metode ilmiah yang melibatkan ketrampilan proses untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, melalui belajar fisika diharapkan pula untuk dapat meningkatkan perkembangan IPTEK, pelestarian lingkungan serta kekayaan alam. Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian alam yang bersifat fisik dan dapat dipelajari secara pengamatan dan eksperimen serta teori. Secara pengamatan dan eksperimen, Fisika dapat dipelajari di alam secara langsung di laboratorium, sedangkan secara teori Fisika dapat dipelajari dengan kegiatan berdasarkan analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah ditemukan sebelumnya. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori yang selanjutnya dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Metode Pembelajaran a. Metode Discovery

Menurut Sund, yang dikutip Roestyah N. K. 2001 : 20 dicovery adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip-prinsip. Discovery terjadi apabila siswa terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. commit to user Menurut Carl J. Wenning dalam jurnal internasional “Levels of inquiry” 2004:3 “Discovery learning is perhaps the most fundamental form of inquiry-oriented learning. The focus of discovery learning is not on finding applications for knowledge but, rather, on constructing meaning or knowledge from experiences. As such, discovery learning employs reflection as the key to understanding. Pembelajaran discovery merupakan bentuk paling dasar dari inquiry. Focus dari pembelajaran discovery tidaklah terpancang pada aplikasi pengetahuan saja, tetapi lebih diartikan untuk membangun pengetahuan dari pengalaman. Sedemikian rupa sehingga pembelajaran discovery merupakan kunci dari pemahaman.” Cara belajar dengan metode discovery menurut E. Mulyasa 2005:110, menempuh langkah-langkah berikut : 1 Adanya masalah yang akan dipecahkan 2 Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik 3 Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas. 4 Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan. 5 Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar. 6 Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data. 7 Garu harus memberikan jawaban dengan cepat dan tepat dengan data informasi yang diperlukan peserta didik Adapun keunggulan teknik discovery yang dirangkum menurut pendapat Roestiyah N.K 2001:20-21 adalah : 1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan siswa. 2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. 3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa. 4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing. commit to user 5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. 6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri. 7. Strategi ini berpusat pada diri siswea tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja. Sedangkan kelemahannya antara lain : 1 Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadan sekitarnya dengan baik. 2 Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.. 3 Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan. 4 Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa. 5 Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

b. Metode Inquiry

Inquiry dibentuk dan meliputi discovery, karena siswa harus menggunakan kemampuan discovery dan lebih banyak lagi Inquiry adalah perluasan proses-proses discovery yang digunakan dengan cara yang lebih dewasa. inquiry mengandung proses–proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan problem, mendesain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menaarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Dalam jurnal internasional Randy L. Bell, dkk, 2005:1 dipaparkan penggambaran oleh The National Science Education Standards bahwa “inquiry commit to user instruction as involving students in a form of active learning that emphasizes questioning, data analysis, and critical thinking. Pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran yang menyertakan siswa untuk aktif dalam proses belajar yang menekankan pada tanya jawab, analisa data, dan kritis berfikir.” Sund dan Trowbridge E. Mulyasa, 2005 : 109 mengemukakan tiga macam metode inquiry sebagai berikut : 1 Inquiry terbimbing Guide inquiry Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Metode ini digunakan terutama bagi para peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan metode inquiry, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru. 2 Inquiry bebas free inquiry Pada inquiry bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang akan diselidiki. Metodenya adalah inquiryrole approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertantu, setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatat data dan pengevaluasi proses. 3 Inquiry bebas yang dimodifikasi modified free inquiry Pada inquiry ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Adapun keunggulan teknik inquiry dirangkum dari pendapat Roestiyah N.K,2001:76-77 sebagai berikut: 1 Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa. 2 Membantu dan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. 3 Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. 4 Mendorong siswa untuk intuitif dan merumuskan hipotesis sendiri. 5 Memberi kepuasan yaang bersifat intrinsik. 6 Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. commit to user 7 Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8 Memberi kebebasan siswa daripada cara-cara belajar yang tradisional. 9 Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.. Sedangkan kelemahannya adalah : 1 Tidak dapat diterapkan secara aktif pada semua tingkatan kelas 2 Tidak semua guruinstruktur mampu menerapkannya. 3 Terlalu menekankan aspek kognitif dan kurang menekankan aspek afektif. 4 Memerlukan banyak waktu. Slameto, 1991:117 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan discovery- inquiry, dalam proses menemukaan discovery, siswa menggunakan proses – poses mentalnya untuk menemukan konsep atau prinsip. Proses-proses mental ini, antara lain: mengamati, menggolong-golongkan, mengukur, membuat dugaan, dan sebagainya. Dalam proses menyelidiki inquiry, siswa mungkin menggunakaan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip, ditambah proses-proses mental lain yang memberikan ciri-ciri seorang dewasa yang sudah matang. Moh. Amin 1988: 23 menguraikan tentang tujuh jenis discovery- inquiry yang dapat diikuti sebagai berikut : 1 Guided Discovery-Inquiry Lab. Lesson Sebagian perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. 2 Modified Discovery-Inquiry Guru hanya memberikan problema saja. Biasanya disediakan pula bahan atau alat-alat yang diperlukan, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara berkelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, nara sumber, dan memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa. commit to user 3 Free Inquiry Kegiatan free inquiry dilakukan setelah siswa mempelajarai dan mengerti bagaimana memecahkan suatu problema dan telah memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang studi tertentu serta telah melakukan modified discovery-inquiry. Dalam metode ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang akan dipelajari atau dipecahkan. 4 Invitation Into Inquiry Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana cara-cara yang lazim diikuti scientist. Suatu undangan invitation memberikan suatu problema kepada siswa, dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin, semua kegiatan sebagai berikut : a merancang eksperimen b merumuskan hipotesis c menetapkan control d menentukan sebab akibat e menginterpretasi data f membuat grafik 5 Inquiry Role Approach Inquiry Role Approach merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri tas empat anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota tim diberi tugas suatu peranan yang berbeda-beda sebagai berikut: a koodinator tim b penasihat teknis c pencatat data d evaluator proses e Pictorial Riddle Pendekatan dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar atau peragaan, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa. Suatu ridlle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu trasparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan ridlle itu. 6 Synectics Lesson Pada dasarnya syntetics memusatkan pada keterlibatan siswa untyuk membuat berbagai macam bentuk metafora kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksankan karena metafora dapat membantu dalam melepaskan “ikatan struktur mental” yang melekat kuat dalam memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif. commit to user

c. Discovery Inquiry Terbimbing