commit to user
a. Validitas Angket
Untuk menguji validitas butir angket pada penelitian ini digunakan rumus korelasi produk moment sebagai berikut:
2 2
2 2
xy
Y Y
N .
X X
N Y
X XY
N r
Keterangan :
xy
r = koefisien korelasi suatu butir atau item
X = menyatakan nilai dari variabel X Skor butir nomor tertentu. Y = menyatakan nilai dari variabel Y Skor subyek nomor tertentu.
N = menyatakan jumlah subyek Σ = menyatakan sigma jumlah nilai.
Untuk
xy
r
tabel
r maka soal valid sedangkan untuk
xy
r
tabel
r maka soal invalid.
Di mana untuk mencari
tabel
r dengan menggunakan inerpretasi db = N – nr.
Anas Sudijono, 2008:181 Tabel 3.2: Kategori Item Berdasarkan Validitas Angket
Kategori Nomor Item
Jumlah Ket.
r
pbi
r
tabel
1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45
40 Valid -
r
pbi
r tabel 3, 4, 7, 21, 40
5 Invalid +
Keterangan : butir item yang valid dipakai, sedangkan butir item yang invalid tidak dipakai
commit to user
b. Reliabilitas Angket
Untuk pengujian reliabilitas angket dengan kemungkinan jawaban 1, 2, 3, dan 4 digunakan rumus koefisien alpha yang dinyatakan sebagai berikut:
2 t
2 i
11
S S
1 1
n n
r Keterangan:
11
r = reliabilitas butir secara keseluruhan
n = banyaknya butir pertanyaan
t i
S
= jumlah varian butir
2 t
S = varians total
N N
X X
S
2 i
2 i
2 i
N N
X X
S
2 t
2 t
2 t
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reabilitas angket r
11
pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 1 Apabila r
11
≥ 0,70 berarti tes angket yang sedang diuji reabilitasnya dinyatakan telah memiliki reabilitas tinggi = reliable.
2 Apabila r
11
0,70 berarti tes angket yang sedang diuji reabilitasnya dinyatakan belum memiliki reabilitas tinggi un-reliable.
Anas Sudijono, 2008:208-209
Nilai realibilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,952 sehingga instrumen tes dapat dikategorikan memiliki nilai reliabilitas Tinggi.
commit to user
2. Instrumen Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif yang dicapai siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai data
nilai prestasi belajar. Untuk memperoleh data kemampuan kognitif siswa maka perlu disusun instrumen terlebih dahulu untuk diujicobakan. Tes kognitif ini
memuat tentang materi- materi yang memuat sub pokok bahasan kalor sebanyak 35 soal tes obyektif dengan empat alternatif jawaban.
Sebelum tes dibuat, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes. Kemudian dikonsultasikan dengan pembimbing sebagai analisa kualitatif butir soal.
Pengujian soal tes secara kualitatif diperoleh dengan menelaah butir tes untuk aspek materi, aspek konstruksi dan aspek bahasa hingga diperoleh hasil sebagai
berikut: Tabel 3.3: Kriteria Hasil Analisis Kualitatif Butir Soal
Kriteria Butir Soal
Jumlah
Diterima 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45
34 76
Direvisi 1, 2, 3, 15, 17, 19, 33, 34, 40, 42, 43
11 24
Ditolak -
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 Langkah selanjutnya soal hasil analisa kualitatif kemudian diujicobakan.
Pengujian soal tes secara kuantitatif dilakukan pada siswa kelas VII di sekolah yang dinilai memiliki prestasi yang sebanding dengan sekolah yang akan diteliti
yaitu SMP Negeri 20 Surakarta. Hasil pengujian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Kegunaannya adalah untuk memilih butir soal yang baik dan memenuhi
syarat- syarat daya pembeda, taraf kesukaran, validitas dan reliabilitas. Butir soal yang memenuhi syarat dapat digunakan sebagai instrumen dan yang tidak
memenuhi tidak digunakan.
commit to user
a. Daya Pembeda Item
Daya pembeda item adalah kemampuan sesuatu butir tes hasil belajar untuk membedakan antara siswa yang pandai kemampuan tinggi dengan siswa
yang bodoh kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Untuk menentukan daya
pembeda, seluruh peserta tes dibagi dua sama besar, 50 kelompok atas dan 50 kelompok bawah. Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari nilai teratas sampai
terbawah. Indeks pembeda diskriminasi berkisar antara 0,0 sampai 1,0 walaupun ada tanda positif dan negatif.
D =-1,00 D = 0,00
D = +1,00
Gambar 3.1. Batasan Daya Pembeda
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D
Dengan:
J = jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelas atas J
B
= banyaknya peserta kelas bawah B
A
= banyaknya kelas atas menjawab soal itu benar B
B
= banyaknya kelas bawah menjawab soal itu benar
A A
A
J B
P
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B B
B
J B
P
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Daya pembeda
item bersifat negatif
Item yang bersangkutan tidak
memiliki daya pembeda sama
Daya pembeda item bersifat
positif
commit to user
Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Diskriminasi Item dan Interpretasinya Besarnya Angka
Indeks Diskriminasi Item D
Klasifikasi Interpretasi
Kurang dari 0,20
0,20- 0,40 0,40- 0,70
0,70- 1,00 Bertanda negatif
poor
satisfactory good
excellent –
Butir item
yang bersangkutan
daya pembedanya lemah sekali jelek dianggap
tidak memiliki daya pembeda yang baik Butir item yang bersangkutan telah memiliki
daya pembeda yang cukup sedang. Butir item yang bersangkutan telah memiliki
daya pembeda yang baik. Butir item yang bersangkutan telah memiliki
daya pembeda yang baik sekali. Butir
item yang
bersangkutan daya
pembedanya negative jelek sekali Anas Sudijono, 2008: 389
Tabel 3.5: Kategori Item Soal Berdasarkan Nilai Daya Beda D
Kategori Nomor Butir
Jumlah Ket.
D 0,20 Jelek
2, 10, 17, 20, 22, 23, 26, 36, 38, 41, 10
+ 0,20- 0,40
Sedang 1, 3, 6, 7, 9, 11,12, 13, 14, 15,16, 18,
24, 25, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 40, 44, 45
26 -
0,40- 0,70 Baik
4, 5, 8, 19, 21, 27, 29, 42, 43 9
- 0,70- 1,00
Baik sekali -
- Bertanda -
Jelek sekali -
+
commit to user
b. Derajat Kesukaran