commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang selalu berubah dan berkembang serta problem ilmiah yang selalu meningkat, maka salah satu tugas
sekolah ialah melatih atau mendidik siswa supaya dapat melaksanakan tugas- tugasnya di masyarakat. Selama bertahun-tahun metode mengajar IPAFisika
yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah bahkan juga di perguruan tinggi ialah metode mengajar secara informatif, yaitu guru
berbicara atau bercerita kemudian siswa mendengarkan dan mencatat. Secara tradisional, pembelajaran IPAFisika ditekankan pada penghafalan rumus-rumus,
konsep-konsep atau bentuk-bentuk problem tertentu. Pengajaran IPA lebih ditekankan pada produk dari pada proses-proses IPA. Berdasarkan situasi dan
kondisi inilah, maka sejak berapa tahun terakhir hingga saat ini strategi pembelajara IPA untuk tingkat sekolah dasar dan SMPMTs serta Fisika di tingkat
sekolah menengah atas dan perguruan tinggi, senantiasa diperbaharui dan dikembangkan
Sebenarnya kementrian pendidikan nasional pemerintah RI telah dan terus berusaha membiayai pengembangan pendidikan. Miliaran rupiah telah habis
digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan kurikulum IPA, matematika, ilmu sosial, bahasa, dan sebagainya. Namun, pada kenyataannya sistem
pembelajaran di sekolah-sekolah menengah masih lebih sering bersifat konvensional. Sehingga siswa hanya menerima apa adanya materi yang diajarkan
oleh guru tanpa berusaha mencari tahu asal mula konsep materi yang dipelajari. Padahal tujuan utama dari proses pembelajaran itu adalah meningkatnya
kemampuan kognitif dari siswa. Di mana kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki
secara optimal untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Sedangkan jika pembelajaran masih bersifat konvensional,
maka upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif akan sangat sulit. Itulah
1
commit to user
sebabnya pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.
Upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan berbagai pola pendekatan, modelmetode dan media pembelajaran yang bervariasi, disesuaikan
dengan materi pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak hanya monoton dilakukan dengan ceramah di depan kelas atau belajar secara individual dan hanya
berpegang teguh pada diktat-diktat atau buku-buku paket saja, karena kalau hanya dengan ceramah siswa akan cepat bosan dan pada akhirnya dapat melemahkan
sikap positif siswa terhadap mata pelajaran. Apabila guru dapat menggunakan pola pendekatan, metode dan media pembelajaran yang bervariasi, maka
kebosanan siswa dapat dihindari sehingga dapat meningkatkan minat dan kemampuan kognitif siswa
Minat belajar akan muncul dengan sendirinya apabila ada perhatian, oleh karena itu untuk memunculkan minat belajar sebaiknya seorang guru memiliki
strategi-strategi untuk menarik perhatian siswa pada materi tertentu. Seorang peserta didik tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh bila tidak berminat pada
materi yang diajarkan oleh pendidik dan berdampak hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Siswa yang berminat pada pelajaran fisika akan
memusatkan perhatian yang lebih banyak dan intensif terhadap fisika. Oleh karena itu diperlukan kegiatan pembelajaran yang aktif yang dimungkinkan dapat
mempengaruhi sikap positif siswa sehingga siswa akan lebih terarik bahkan tertantang untuk mengikuti pembelajaran. Program untuk mengembangkan
metode mengajar yang modern di sekolah dasar dan sekolah menengah sebenarnya tidak perlu yang baru asalkan mampu menekankan pada keterlibatan
siswa dalam proses belajar yang aktif. Salah satu program yang diusulkan adalah metode pembelajaran yang berorientasikan pada discovery-inquiry. Karena siswa
akan termotivasi lebih baik apabila terlibat secara langsung dalam proses belajar melalui kegiatan-kegiatan discovery-inquiry. Dengan demikian, meningkatlah
minat belajar dan kemampuan kognitif yang dipicu dari dalam diri siswa itu sendiri untuk mempelajari fisika dengan senang hati.
commit to user
Discovery adalah suatu proses mental dimana anak atau individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Dengan kata lain, discovery terjadi
apabila siswa terutama terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Misalnya, siswa mungkin menemukan
“apa atom itu”, yaitu siswa membuat suatu konsep tentang atom, atau kemudian siswa mungkin menemukan suatu prinsip ilmiah bahwa “atom tidak dapat dibagi
lagi“. Suatu kegiatan inquiry ialah suatu kegiatan atau pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip melalui proses mentalnya sendiri. . Metode pembelajaran discovery-inquiry terbagi menjadi tujuh sistem
yang penggunaannya disesuaikan
dengan kebutuhan. Dua di antara
pengembangan kemampuan discovery-inquiry pada diri siswa melalui IPA yang akan diteliti adalah discovery-inquiry terbimbing guided discovery-inquiry dan
inquiry bebas
yang dimodifikasi
modified dicovery-inquiry.
Dalam melaksanakan
discovery-inquiry terbimbing, seorang
guru memberikan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada para siswa, sehingga siswa tidak
merumuskan problem yang akan diteliti itu sendiri melainkan telah disiapkan oleh guru lengkap dengan modul yang mencakup petunjuk-petunjuk pelaksanaan.
Sedangkan dalam discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi, guru hanya memberikan problem dan kemudian siswa diundang untuk memecahkan problem
tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan melalui penelitian. Disini guru merupakan nara sumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang
diperlukan saja. Sebelumnya telah banyak penelitian mengenai penggunaan metode
pembelajaran discovery-inquiry. Kebanyakan pendekatan yang digunakan juga sama dengan yang sedang dilakukan oleh peneliti yaitu discovery-inquiry
terbimbing guided discovery-inquiry dan discovery-inquiry
bebas yang dimodifikasi modified dicovery-inquiry. Penelitian-penelitian terdahulu paling
banyak diuji cobakan di tingkat perguruan tinggi yaitu pada mahasiswa semester awal terutama pada mata kuliah Praktikum Fisika Dasar dengan tinjauan yang
berbeda-beda. Diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Isro’ Siti
commit to user
Nangimah dengan judul “Penggunaan Pendekatan Discovery-Inquiry pada Praktikum Fisika Dasar II Ditinjau dari Kemampuan Logika Terhadap
Kemampuan Analisis Kognitif Mahasiswa Jurusan P MIPA FKIP UNS Tahun Ajaran 20042005”. Hasil yang diperoleh dalam penelitiannya adalah bahwa
penggunaan pendekatan discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi
pada praktikum fisika dasar II memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
kemampuan analisis kognitif mahasiswa daripada pendekatan discovery-inquiry terbimbing. Peneliti lainnya adalah Rahmulyo dengan judul “Pembelajaran Fisika
Dasar I Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Dan Metode Discovery-Inquiry Di Laboratorium Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada pokok
Bahasan Viskositas Ditinjau Dari Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Mahasiswa Jurusan P MIPA FKIP UNS Tahun Ajaran 2005 2006”. Hasil yang
diperoleh bahwa mahasiswa yang diberi pembelajaran Fisika dengan
menggunakan pendekatan ketrampilan proses melalui metode discovery-inquiry terbimbing mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada melalui
metode discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi. Dan masih ada peneliti lain dengan konsentrasi sama yang tidak dapat dituliskan semuanya. Melihat cukup
banyak penelitian yang meneneliti metode discovery-inquiry sehingga penulis lebih mantap untuk mengadakan penelitian terhadap metode yang sama, namun
dengan tinjauan yang berbeda dan sasaran yang berbeda pula. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penulis mencoba
mengadakan penelitian yang sama namun untuk diujicobakan di tingkat SMP. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Fisika dengan
metode discovery-inquiry terbimbing guided discovery-inquiry dan metode discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi modified dicovery-inquiry terhadap
kemampuan kognitif siswa yang ditinjau dari seberapa besar minat belajar siswa. Materi yang diperkirakan sesuai untuk menunjang metode yang diteliti adalah
materi kalor, karena dalam materi kalor banyak dipelajari sub-sub materi yang untuk memahamkan konsepnya perlu dilakukan pengamatan langsung melalui
penemuan eksperimen. Sehingga penulis mencoba mengambil judul Skripsi :
commit to user
”PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY DENGAN SISTEM TERBIMBING DAN BEBAS YANG DIMODIFIKASI
DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN KALOR DI SMP”
B. Identiikasi Masalah