Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

commit to user 3 Radiasi atau Pancaran Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat radiasi berbagai permukaan disebut termoskop diferensial. a Dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam ruang hampa; b Radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.

B. Kerangka Berpikir

Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, sehingga guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa, misalnya metode pembelajaran mana yang dipakai dalam menyajikan suatu bahan untuk memberi kesan positif dan dapat membantu kejelasan konsep pada diri siswa selama ini, sehingga dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam belajar terutamanya pelajaran fisika yang bagi sebagian orang dikategorikan sebagai pelajaran yang sulit. Untuk itu guru dituntut kreatifitasnya dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa sehingga melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis antara guru dan siswa. Dengan demikian, tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan kajian teori dan uraian sebelumnya dapat dinyatakan bahwa kemampuan kognitif siswa dipengaruhi oleh penggunaan metode mengajar dan minat belajar siswa. Metode pembelajaran fisika yang dicobakan dalam proses penelitian adalah metode discovery-Inquiry. Seperti yang telah diuraikan pada kajian teori sebelumnnya, maka dapat dikemukakan kerangka berfikir sebagai berikut: 1. Pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa. commit to user Melalui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing, siswa dilatih secara perlahan untuk menemukan sendiri beberapa konsep atau pengetahuan melalui bimbingan dan pengarahan yang cukup luas dalam pelaksanaannya. Petunjuk dan pedoman-pedoman tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru. Sehingga siswa dapat mengembangkan mental dan pola pikirnya secara bertahap. Penggunaan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban atas persoalan yang telah dirumuskan guru. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara berkelompok maupun perseorangan. Dalam proses belajar guru hanya berperan sebagai pendorong, nara sumber, dan memberikan bantuan sebatas yang diperlukan. Dengan metode ini kemampuan berfikir memecahkan masalah siswa dilatih dan dikembangkan. Penggunaan metode mengajar yang berbeda dimungkinkan akan memberikan pengaruh yang berbeda pula dalam mempelajari Fisika bagi siswa. Kedua metode discovery-inquiry dalam pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diduga bahwa metode discovery-inquiry terbimbing akan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap perkembangan kemampuan kognitif siswa daripada metode discovery-inquiry bebas termodifikasi karena melihat karakteristik siswa SMP yang belum berpengalaman dalam pembelajaran yang menggunakan metode discovery-inquiry. Sehingga diperlukan tahapan untuk membiasakan siswa melakukan penemuan tentang konsep secara mandiri. 2. Pengaruh antara minat belajar kuat dan lemah terhadap kemampuan kognitif siswa. Berdasarkan teori, dinyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang meliputi faktor luar dan faktor dalam. Minat belajar siswa merupakan bagian dari faktor dalam diri siswa. Minat belajar siswa berkaitan dengan dorongan diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan minat belajar yang tinggi tentu akan menimbulkan dampak terhadap naiknya commit to user kemampuan kognitif siswa. Sebaliknya jika minat belajar siswa rendah, maka akan mengakibatkan kemampuan kognitif siswa juga menurun. Dengan demikian, minat belajar siswa juga turut mempengaruhi kemampuan kognitif siswa. Minat belajar siswa dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu minat belajar tinggi dan rendah. Diperkirakan melalui minat belajar yang tinggi kemampuan kognitif cenderung lebih meningkat dari kemampuan kognitif semula dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar rendah. 3. Interaksi antara pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry dengan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif siswa. Telah diuraikan pada pemikiran sebelumnya bahwa penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan kognitif siswa. Demikian pula dengan pengelompokan kategori minat belajar siswa tinggi dan rendah yang memberikan pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa. Apabila faktor penggunaan metode pembelajaran tersebut berinteraksi dengan faktor tingkatan minat belajar siswa, maka interaksi pun akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan kemampuan kognitif siswa. Sehingga terdapat empat interaksi yaitu antara metode discovery-inquiry terbimbing dengan minat belajar tinggi, metode discovery-inquiry terbimbing dengan minat belajar rendah, metode discovery-inquiry bebas termodifikasi dengan minat belajar tinggi, dan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi dengan minat belajar rendah. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diduga bahwa interaksi antara penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dengan minat belajar siswa kategori tinggi akan memberikan pengaruh yang paling besar terhadap perkembangan kemampuan kognitif siswa. Secara sederhana kerangka berfikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: commit to user Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berfikir

C. Hipotesis