Metode Pembelajaran a. Metode Discovery

commit to user benda-benda di alam terbagi atas 2 bagian: alam makro yaitu benda-benda yang ukurannya besar dapat dilihat dengan alat-alat yang ada saat ini; alam yang besar ini termasuk benda-benda yang sangat besar dengan jarak antara 2 benda juga besar kali, misalnya bulan, matahari, bumu dan lain-lain. Alam mikro adalah benda-benda kecil sekali dengan jarak antara benda tersebut sangat kecil, benda- benda mikro ini tak dapat dilihat dengan alat-alat biasa. Tujuan belajar fisika adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap penerapan konsep-konsep fisika dan metode ilmiah yang melibatkan ketrampilan proses untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, melalui belajar fisika diharapkan pula untuk dapat meningkatkan perkembangan IPTEK, pelestarian lingkungan serta kekayaan alam. Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian alam yang bersifat fisik dan dapat dipelajari secara pengamatan dan eksperimen serta teori. Secara pengamatan dan eksperimen, Fisika dapat dipelajari di alam secara langsung di laboratorium, sedangkan secara teori Fisika dapat dipelajari dengan kegiatan berdasarkan analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah ditemukan sebelumnya. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori yang selanjutnya dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Metode Pembelajaran a. Metode Discovery

Menurut Sund, yang dikutip Roestyah N. K. 2001 : 20 dicovery adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip-prinsip. Discovery terjadi apabila siswa terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. commit to user Menurut Carl J. Wenning dalam jurnal internasional “Levels of inquiry” 2004:3 “Discovery learning is perhaps the most fundamental form of inquiry-oriented learning. The focus of discovery learning is not on finding applications for knowledge but, rather, on constructing meaning or knowledge from experiences. As such, discovery learning employs reflection as the key to understanding. Pembelajaran discovery merupakan bentuk paling dasar dari inquiry. Focus dari pembelajaran discovery tidaklah terpancang pada aplikasi pengetahuan saja, tetapi lebih diartikan untuk membangun pengetahuan dari pengalaman. Sedemikian rupa sehingga pembelajaran discovery merupakan kunci dari pemahaman.” Cara belajar dengan metode discovery menurut E. Mulyasa 2005:110, menempuh langkah-langkah berikut : 1 Adanya masalah yang akan dipecahkan 2 Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik 3 Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas. 4 Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan. 5 Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar. 6 Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data. 7 Garu harus memberikan jawaban dengan cepat dan tepat dengan data informasi yang diperlukan peserta didik Adapun keunggulan teknik discovery yang dirangkum menurut pendapat Roestiyah N.K 2001:20-21 adalah : 1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan siswa. 2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. 3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa. 4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing. commit to user 5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. 6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri. 7. Strategi ini berpusat pada diri siswea tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja. Sedangkan kelemahannya antara lain : 1 Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadan sekitarnya dengan baik. 2 Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.. 3 Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan. 4 Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa. 5 Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

b. Metode Inquiry