commit to user
d. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran, konveksi atau aliran, dan radiasi atau pancaran.
1 Konduksi atau hantaran Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut .
Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu: a Konduktor
Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium, dll
b Isolator Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik.
Contoh : kayu, plastik, kertas, kaca, air, dll 2 Konveksi atau aliran.
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut.
Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Dapat dipahami peristiwa konveksi, antara lain:
a Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal system pemanasan air, sistem aliran air panas.
b Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara
yang lebih dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik.
Gambar 2.5 Konveksi pada Zat Cair
commit to user
3 Radiasi atau Pancaran Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.
Alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat radiasi berbagai permukaan disebut
termoskop diferensial. a Dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena
cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam ruang hampa;
b Radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.
B. Kerangka Berpikir
Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, sehingga guru sulit
menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa, misalnya metode pembelajaran mana yang dipakai dalam menyajikan suatu
bahan untuk memberi kesan positif dan dapat membantu kejelasan konsep pada diri siswa selama ini, sehingga dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam
belajar terutamanya pelajaran fisika yang bagi sebagian orang dikategorikan sebagai pelajaran yang sulit. Untuk itu guru dituntut kreatifitasnya dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa sehingga melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis antara guru dan siswa. Dengan demikian, tujuan belajar yang
telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan kajian teori dan uraian sebelumnya dapat dinyatakan bahwa
kemampuan kognitif siswa dipengaruhi oleh penggunaan metode mengajar dan minat belajar siswa. Metode pembelajaran fisika yang dicobakan dalam proses
penelitian adalah metode discovery-Inquiry. Seperti yang telah diuraikan pada kajian teori sebelumnnya, maka dapat dikemukakan kerangka berfikir sebagai
berikut: 1. Pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dan metode
discovery-inquiry bebas termodifikasi pada pembelajaran Fisika terhadap kemampuan kognitif siswa.