Pembahasan Hasil Analisis Data

commit to user Tabel 4.9. Rangkuman Komparasi Ganda Komparasi Ganda Rerata Statistik Uji Harga Kritik P kesimpulan 1 2 F 0,05 B 1 vs B 2 70,74 49,69 42,48 3,99 0,05 B 1 B 2 Perhitungan uji uji komparasi ganda selengkapnya terdapat pada lampiran. Keputusan uji: Berdasarkan tabel 4.9. dapat disimpulkan hasil uji coba rerata yaitu: F B12 = 42,69 F 0.05; 1.66 = 3,99 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara baris B 1 minat belajar tinggi dengan baris B 2 minat belajar rendah terhadap kemampuan kognitif siswa. Lampiran

C. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan analisis variansi dan Uji lanjut anava dapat diuraikan hal-hal sebagai hasil penelitian:

1. Uji Hipotesis Pertama

:  i A H  Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry terbimbing A 1 dan penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry bebas termodifikasi A 2 terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor :  i A H  : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan metode discovery- inquiry melalui sistem discovery-inquiry terbimbing A 1 dan penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry bebas termodifikasi A 2 terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry terbimbing A 1 dan penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry bebas termodifikasi A 2 terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor Hasil penelitian setelah diuji anava commit to user didapatkan nilai F A12 = 2,02 lebih kecil dari F 0,05;1.66 = 3,99. Pada uji lanjut anava tersebut menunjukkan bahwa perbedaan rerata kemampuan kognitif siswa antara penggunaan metode discovery-inquiry melalui sistem discovery-inquiry terbimbing dan penggunaan metode discovery-incuiry melalui sistem discovery- inquiry bebas termodifikasi tidak signifikan. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode discovery-inquiry terbimbing menghasilkan kemampuan kognitif yang hampir sama dengan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi. Berbeda dengan hasil penelitian relevan yang digunakan sebagai referensi oleh peneliti. Dalam penelitian yang relevan diperoleh hasil bahwa penggunaan pendekatan discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi memberikan pengaruh yang lebih baik teradap kemampuan analisis kognitif daripada pendekatan discovery-inquiry terbimbing. Sedangkan pada penelitian yang lain menyatakan bahwa pembelajaran Fisika dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses melalui metode discovery-inquiry terbimbing mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada melalui metode discovery-inquiry bebas yang dimodifikasi. Dari perbedaan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kedua metode pembelajaran yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta memiliki kecocokan yang berbeda sesuai dengan jenjang pendidikan dari peserta didik. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab ditolaknya hipotesis dari peneliti. Penyebab lain ditolaknya hipotesis adalah pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery-inquiry terbimbing dan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi belum bisa berjalan secara optimal. Karena metode discovery- inquiry merupakan metode pembelajaran yang diadopsi dari luar dan baru pertama kali digunakan di sekolah yang diteliti sehingga tidak semua siswa langsung paham dalam mengikuti pembelajaran baik dengan metode discovery-inquiry terbimbing maupun metode discovery-inquiry bebas termodifikasi. Dimungkinkan karena siswa SMP kelas VII kurang terbiasa dengan kemandirian dalam pembelajaran penemuan. Mereka lebih cenderung menerima daripada mencari dan menemukan konsep materi yang dipelajari. Upaya untuk dapat memancing siswa commit to user agar lebih aktif dalam pembelajaran telah dilakukan, namun karena baru pertama kali kedua metode pembelajaran discovery-inquiry tersebut diberikan, sehingga siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengungkap konsep materi. Dan untuk menghindari kesalahan konsep dalam pembelajaran, maka penelitian yang dilakukan dengan metode discovery-inquiry bebas termodifikasi guru masih harus terlibat aktif dalam pembelajaran yang seharusnya keterlibatan guru hanya dilakukan saat menggunakan discovery-inquiry terbimbing saja. Hal seperti itulah yang menyebabkan hasil belajar kognitif kedua kelas memiliki perbedaan rerata yang tidak signifikan. .

2. Uji Hipotesis Kedua

:  j B H  : Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi B 1 dengan minat belajar rendah B 2 terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor : 1  j B H  : Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar tinggi B 1 dengan minat belajar rendah B 2 terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa: Ada perbedaan pengaruh minat belajar siswa yang tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa. Dari uji lanjut anava menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara siswa yang memiliki minat belajar kategori tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah. Rerata siswa yang memiliki minat belajar tinggi 70,74 sedangkan siswa yang memiliki minat belajar rendah 49,69. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik daripada siswa yang memiliki minat belajar rendah. Hal ini disebabkan siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah. Dengan perbedaan semacam ini maka penguasaan terhadap materi pelajaran bagi siswa yang memiliki minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar rendah. commit to user

3. Uji Hipotesis Ketiga

:  ij AB H  : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode belajar discovery-inquiry A dan minat belajar siswa B terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor. : 1  ij AB H  : Ada interaksi antara penggunaan metode belajar discovery- inquiry A dan minat belajar siswa B terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Interaksi antara penggunaan metode belajar discovery-inquiry A dan minat belajar siswa B terhadap terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Kalor. Jadi antara penggunaan metode discovery-inquiry baik melalui sistem discovery-inquiry terbimbing maupun penggunaan metode discovery- inquiry bebas termodifikasi dengan minat belajar yang dimiliki siswa mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap kemampuan kognitif siswa

D. Keterbatasan Penelitian