Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian DBD

37 1. Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya sampah. 2. Mempunyai tutup, mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan. 3. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

2.2.5.4 Pembuangan Air Limbah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi Azwar, 1995. Air limbah rumah tangga sullage adalah air limbah yang berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian, dan lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen. Ada beberapa cara pembuangan air limbah rumah tangga yaitu pembuangan umum, digunakan untuk menyiram tanaman kebun, dibuang ke lahan peresapan, dialirkan ke saluran terbuka, dan dialirkan ke saluran tertutup atau selokan Chandra, 2007.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian DBD

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue, antara lain: Universitas Sumatera Utara 38 1. Faktor Sanitasi Lingkungan Rumah Faktor fisik lingkungan rumah yang berkaitan dengan kejadian DBD adalah: a. Pemasangan kawat kasa pada ventilasi Ventilasi yang dipasang kawat kasa akan mengurangi jalan masuk bagi nyamuk Aedes aegypti ke dalam rumah sehingga akan mengurangi kontak langsung dengan penghuni rumah. Berdasarakan penelitian Maria 2013 di Kota Makassar diketahui bahwa ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat yaitu tidak berkasa menjadi faktor risiko terhadap kejadian DBD dengan nilai OR = 9,048. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamza, Suhartono dan Darminto 2013 di Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung menyimpulkan bahwa pemasangan kawat kasa pada ventilasi mempunyai hubungan dengan kejadian DBD p=0,038 nilai OR = 4,753. b. Kerapatan dinding Dinding yang memenuhi syarat yaitu terbuat dari pasangan batu bata atau papan, bersifat kokoh dan kuat sehingga tidak mudah runtuh. Apabila sebagian dinding menggunakan papan maka susunannya harus rapat agar nyamuk tidak mudah masuk ke dalam rumah, harus tegak lurus, dan harus terpisah dari pondasi agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung Universitas Sumatera Utara 39 2015, diketahui bahwa terdapat hubungan antara kerapatan dinding rumah dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan Perjuangan dengan OR = 0,196. c. Langit-langitPlafon Langit-langitPlafon rumah adalah area yang membatasi antara lantai dan atap. Pemasangan langit-langit yang baik berguna untuk menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, dan harus menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan. Syarat yang baik untuk langit- langit adalah dengan tinggi dari lantai minimal 2,5 meter. Jika terlalu pendek dapat mengakibatkan ruangan menjadi pengap dan terasa panas sehingga mengurangi kenyamanan di dalam ruangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung 2015, diketahui bahwa terdapat hubungan antara langit-langitplafon rumah dengan kejadian DBD di Kecamatan Medan Perjuangan dengan OR = 0,036. d. Pencahayaan Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat hinggap dan beristirahat di tempat-tempat yang agak gelap. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya jendela luasnya sekurang- kurangnya 10 sampai 20 dari luas lantai rumah. Berdasarkan penelitian Salawati, dkk 2010, di Kecamatan Banyumanik diketahui Universitas Sumatera Utara 40 bahwa terdapat hubungan pencahayaan ruangan dengan kejadian DBD p=0,013 dengan OR=1,460. Demikian pula dengan penelitian Sholihah 2014 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pencahayaan dengan kejadian DBD p=0,021. e. Kelembaban Nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat hinggap dan beristirahat di dalam ruang relatif lembab dengan intensitas cahaya yang rendah agak gelap. Pengaruh buruk akibat kurangnya ventilasi adalah berkurangnya kadar gas CO 2 , adanya bau pengap, suhu udara ruang naik dan kelembaban udara ruang bertambah. Menurut Mardihusodo 1988 disebutkan bahwa kelembaban udara yang berkisar 81,5 - 89,5 merupakan kelembaban yang optimal untuk proses embriosasi dan ketahanan hidup embrio nyamuk. Berdasarakan penelitian Maria 2013 di Kota Makassar diketahui bahwa kelembaban berisiko terhadap kejadian DBD Odds ratio = 3,364. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudhastuti dan Vidiyani 2005 di Kota Surabaya menunjukkan bahwa kelembaban berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. f. Pengelolaan Sampah Berdasarkan penelitian yan dilakukan oleh Stiawati 2013 di Kota Palembang diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan sampah padat dengan kejadian DBD pada anak SD di Kota Palembang p=0,0004 dan Odds Ratio=3,9. Universitas Sumatera Utara 41 g. Saluran Pembuangan Air Limbah Berdasarkan Penelitian Wahyuni 2013 di Gorontalo diperoleh kesimpulan bahwa saluran pembuangan air limbah menjadi faktor risiko kejadian DBD dengan nilai OR=1,42. h. Tempat penampungan air sebagai tempat perindukan Keadaan tempat penampungan air bersih yang tidak memenuhi syarat mendukung terjadinya penyakit DBD, dimana tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak menutup rapat, merupakan tempat yang potensial untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Agar tidak menjadi media pertumbuhan nyamuk, maka tempat penyimpanan air hendaknya berupa wadah yang tertutup, mudah dibersihkan minimal seminggu sekali dan diberikan bubuk abate minimal 2-3 bulan. Untuk wadah-wadah penyimpanan air yang biasa digunakan seperti tong, bak mandi, dan pada tempat cadangan air harus diberi penutup yang rapat untuk mencegah tempat tersebut agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes. Berdasarkan penelitian Hanike, dkk 2015 di Kecamatan Manggala Kota Makassar diketahui bahwa terdapat hubungan tempat perindukan nyamuk dengan kejadian DBD p=0,001. 2. Karakteristik Individu a. Umur Umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap infeksi virus Dengue. Semua golongan umur dapat terserang virus Universitas Sumatera Utara 42 Dengue, meskipun baru berumur beberapa hari setelah lahir. Berdasarkan penelitian Hasyimi 2011 diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian DBD p=0,014. b. Jenis Kelamin Sejauh ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD dikaitkan dengan perbedaan jenis kelamin. Berdasarkan penelitian Darjito 2008 di Banyumas menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian DBD dengan OR sebesar 4,896. c. Pendidikan Kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi cenderung lebih mengetahui cara-cara mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue, misalnya dengan melakukan PSN, program 3M, dan pemberian bubuk abate. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roose 2008 di Bukit Raya diketahui bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan kejadian DBD p0,05. d. Pekerjaan Jenis pekerjaan dapat berperan di dalam timbulnya penyakit diantaranya pekerjaan yang banyak terdapat di sekitar rumah pada pagi maupun sore hari akan beresiko terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roose 2008 di Bukit Raya diketahui bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian DBD p0,05. Universitas Sumatera Utara 43 e. Perilaku Upaya pencegahan penyakit DBD salah satunya adalah melalui pendidikan kesehatan masyarakat dengan tujuan akhirnya adalah perubahan perilaku yang belum sehat menjadi perilaku sehat. Selain faktor di atas, menurut Depkes RI 2014 dalam Lestari 2015, ada beberapa faktor lain yang menjadi faktor risiko terjadinya penularan dan berkembangnya penyakit DBD, yaitu pertumbuhan jumlah penduduk, faktor urbanisasi yang tidak berencana dan terkontrol dengan baik, semakin majunya sistem transportasi sehingga mobilitas penduduk sangat mudah, sistem pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih yang tidak memadai, berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk, kurangnya sistem pengendalian nyamuk yang efektif, serta melemahnya struktur kesehatan masyarakat. Selain faktor tersebut, status imunologi dan strain virus yang menginfeksi, umur dan riwayat genetik juga berpengaruh terhadap penyakit. Universitas Sumatera Utara 44

2.4 Kerangka Konsep Variabel Independen

Dokumen yang terkait

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Permukiman Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Aliran Sungai Deli Kota Medan Tahun 2011

11 97 145

Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2008

3 56 108

AMBARAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 6 18

Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 7

Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 38

Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 8 4

Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tinggal Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 37