72
3.10.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakan distribusi sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan Situmorang dan Luthfi 2014 : 100. Untuk menguji normalitas data menggunakan pendekatan histogram melalui kurva normal yaitu memiliki ciri –
ciri khusus, salah satunya bahwa mean, mode, dan median pada tempat yang sama. Pendekatan kedua menggunakan pendekatan grafik dengan penilaian
bahawa data yang normal menunjukan pada scatterplot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal. Dan pendekatan ketiga dengan
melakukan uji Kolmogorov – Smirnov 1 sample KS dengan criteria sebagai berikut :
a. apabila nilai asymp. sig. 2-tailed nilai signifikan, maka data residual berdistribusi normal.
b. apabila nilai Kolmogorov – Smirnov Z 1,97, maka data dikatakan normal.
3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Digunakan untuk menguji model regresi, apakan terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika residual dari suatu
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Alat untuk menguji
73
heteroskedastisitas yakni dengan alat analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistk Situmorang dan Lutfhfi, 2014 : 108. Analisis grafik
dilakukan dengan pembacaan grafik scatterplot. Apabila terlihat titik – titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan
tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regeresi. Analisis statistik dilakukan
melalui uji glejser. Suatu model regeresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas apabila tidak ada variabel independen yang signifikan secara
statistic mempengaruhi variabel independen.
3.10.2.3 Uji Multikolinearitas
Istilah kolinearitas ganda multicolinearity berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantar variabel – variabel bebas dalam model regeresi
Situmorang dan Luthfi 2014 : 133. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala mulitikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor VIF, dengan criteria sebagai berikut:
a. Apabila VIF 5, maka diduga memiliki persoalan multikolinearitas b. Apabila VIF 5, maka tidak terdapat multikolinearitas
c. Apabila tolerance 0,1, maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.
d. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas
74
3.10.2.4 Uji Autokorelasi