91
22. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 53 responden yang setuju bahwa responden membagikan
informasi yang diperoleh dengan orang lain, 1 responen menyatakan tidak setuju, 12 responden menyatakan kurang setuju, dan 30
responden menyatakan sangat setuju.
4.2 Pembahasan 1. Pembahasan Substruktur 1 : Pergaruh
personal relevance, interactivity, message, dan brand familiarity terhadap preferensi konsumen
A. Melihat Kelayakan Model Regresi Tabel 4.11
Uji Kelayakan Model Regresi Substruktur 1
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
159.698 4
39.924 14.122
.000
a
Residual 257.261
91 2.827
Total 416.958
95 a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message
b. Dependent Variable: Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom
F yakni sebesar 14,112 dengan tingkat signifikansi 0,000.Sedangkan F Tabel pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,005 adalah 2,6. Oleh karena kedua perhitungannya yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05,
maka model regresi dinyatakan layak.
92
B. Menguji Ketepatan Predictor Tabel 4. 12
Uji Ketepatan Predictor Subtruktur 1
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Personal Relevance
96 6.00
15.00 12.4896
1.69594 Interactivity
96 10.00
15.00 12.5104
1.73633 Message
96 10.00
15.00 12.8646
1.71882 Brand Familiarity
96 10.00
15.00 13.0208
1.69634 Preferensi Konsumen
96 14.00
25.00 20.3958
2.09500 Valid N listwise
96
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .619
a
.383 .356
1.68138 1.970
a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message b. Dependent Variable: Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Dari Tabel 4.12 Dapat dilihat bahwa angka standart error of estimate
angka standar deviasi, maka predictor yang digunakan layakbenar. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai standar deviasi personal relevance 1,69,
interactivity 1,73, message 1,71, brand familiarity 1,69 diatas angka standart
error of estimate 1,68.
93
C. Menguji Kelayakan Koefisien Regresi
Tabel 4.13 Uji Kelayakan Koefisien Regresi Substruktur 1
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4.378
2.186 2.002
.048 Personal Relevance
.362 .124
.269 2.921
.004 Interactivity
.364 .133
.250 2.732
.008 Message
.277 .135
.188 2.048
.043 Brand Familiarity
.259 .140
.170 1.854
.067 a. Dependent Variable: Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 Diatas maka variabel eksogen yang memiliki nilai
signifikan adalah personal relevance sebesar 0,004 P0,05, interactivity 0,008 P0,05, message 0,043 P0,05. Sedangkan nilai signifikan dari brand
familiarity adalah 0,067. Dengan demikian hanya personal relevance,
interactivity,
dan message yang koefisien regresinya dinyatakan layak. D.
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng. Data yang baik adalah data mempunyai pola seperti distribusi normalenceng ke kanan. Ada dua cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah
data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan histogram dan pendekatan Kolmogrov – Smirnov.
1. Pendekatan Histogram
94
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas Variabel Preferensi Konsumen
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel preferensi konsumen berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. 2. Pendekatan Kolmogrov – Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian
95
normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non parametik Kolmogrov Smirnov
K – S untuk memastikan apakah benar data berdistribusi normal.
Tabel 4.14 One Sample Kolmogrov – Smirnov Test Variabel Preferensi Konsumen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.64560239
Most Extreme Differences Absolute
.070 Positive
.070 Negative
-.066 Kolmogorov-Smirnov Z
.682 Asymp. Sig. 2-tailed
.741 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig 2 tailed adalah 0,741
diatas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov – Smirnov yakni 0,682 lebih kecil dari 1,97 berarti tidak
ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.
E. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jikavarians dari residual satu pengamatan k epengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitasdan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
96
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
1. Metode Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang membentuk pola
tertentu, maka mengindikasi terlah terjadi heterokedastisitas.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015
Gambar 4.2 Grafik
Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Variabel Preferensi Konsumen
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat terlihat dari grafik scaterplott yang disajikan, terlihat titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola
tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
97
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi preferensi konsumen, berdasarkan masukan variabel independennya.
2. Uji Glejser Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen
dengan nilai absoulut residualnya, jika nilai signifikansi atara variabel independen dengan absolut residual dengan lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Tabel 4.15 Uji Glejser Variabel Preferensi Konsumen
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.137 1.376
-.100 .921
Personal Relevance
-.148 .078
-.215 -1.896
.061 Interactivity
.091 .084
.122 1.082
.282 Message
.135 .085
.179 1.589
.116 Brand Familiarity
.027 .088
.035 .307
.759 a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Dari Tabel 4.15 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel
independen yang signifikan mempengaruhi variabel absolut Ut absut. Hal ini terliaht dari probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5, jadi
disimpulkan model regresi tidak mempengaruhi heteroskedastitsitas.
F. Uji Multikoleniaritas
98 Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak ditemukan adanya korelasi di antar avariabel independen.
Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas Variabel Preferensi Konsumen
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Toleranc
e VIF
1 Constant
4.378 2.186
2.002 .048
Personal Relevance
.362 .124
.269 2.921
.004 .800
1.251 Interactivity
.364 .133
.250 2.732
.008 .813
1.230 Message
.277 .135
.188 2.048
.043 .807
1.239 Brand
Familiarity .259
.140 .170
1.854 .067
.804 1.244
a. Dependent Variable: Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel
personal relevance, interactivity, message, dan brand familiarity lebih kecil atau
dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinearitas anatara variabel independen dalam model regresi. Nilai tolerance dari variabel personal relevance,
interactivity, message, dan brand familiarity lebih besar dari 0,1 tolerance 0,1,
ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
99
G. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah terdapat autokorelasi atau tidak dengan membandingkan nilai DW. Jika nilai DW berada pada 1 DW 3,
maka tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.17 Uji Autokorelasi Untuk Variabel Preferensi Konsumen
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .619
a
.383 .356
1.68138 1.970
a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message b. Dependent Variable: Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa nilai DW sebesar 1, 970. Berarti nilai DW
berada pada 1 DW 1,970 3 maka tidak terjadi autokorelasi.
H. Uji Liniearitas
Untuk melihat linearitas bisa menggunakan normal PP plot, jika titik – titik data membentuk garis lurus bisa disimpulkan bahwa linearitas dalam regresi
sudah dipenuhi.
100
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4. 3 Grafik Normal P – P Plot Uji Normalitas Untuk Variabel Terikat Minat Beli
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel personal relevance, interactivity, message, brand familiarity
terhadap preferensi konsumen adalah berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat pada scaterplot,
terlihat titik – titik yang mengikuti garis normal.
I. Pembahasan Uji Hipotesis Sub Struktur 1 : Pengaruh personal
relevance, interactivity, message, dan brand familiarity terhadap preferensi konsumen
1. Pengujian Koefisien Determinan
�
�
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi �
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien
determinasi �
2
adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. Koefisien determinan
�
2
berkisar antra 0 nol sampai dengan satu 1
101
satu , 0 ≤ �
2
≤ 1. Hal ini berarti �
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 adalah besar
terhadap variabel terikat Y1 dan Y2. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.18 Pengujian Koefisien Determinan
�
�
Variabel Preferensi Konsumen Sebagai Variabel Terikat
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.619
a
.383 .356
1.68138 a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance,
Interactivity, Message
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 BerdasarkanTabel 4.18 dapat dilihat bahwa:
1. R = 0,619 berarti hubungan variabel personal relevance, interactivity, message,
dan brand familiarity terhadap preferensi konsumen sebesar 61,9 yang berarti hubungannya erat.
2. R Square sebesar 0,383 berarti 38,3 variabel endogen preferensi konsumen dapat dijelaskan oleh variabel eksogen personal relevance,
interactivity, message, dan brand familiarity. Sedangkan sisanya sebesar
64,4 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
102
3. Standard Error of Estimate standar deviasi artinya menilai ukuran variasi
dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 1,68138, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin
baik. 2.
Uji Signifikan Simultan Uji - F Tabel 4.19
Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F Variabel Preferensi Konsumen
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
159.698 4
39.924 14.122
.000
a
Residual 257.261
91 2.827
Total 416.958
95 a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message
b. Dependent Variable: Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom
F yakni sebesar 14,122 dengan tingkat signifikansi 0,000.Sedangkan F Tabel pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,005 adalah 2,6. Dengan demikian hipotesis diterima bahwa persnoal relevance, interactivity, message, interactivity, dan
brand familiarity secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap preferensi konsumen. Oleh karena kedua perhitungannya yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh
variabel eksogen personal relevance, interactivity, message, dan brand familiarity
secara serempak atau simultan adalah signifikan terhadap preferensi konsumen.
103
3. Uji Signifikan Parsial Uji - t
Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji - t Variabel Preferensi Konsumen
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4.378
2.186 2.002
.048 Personal Relevance
.362 .124
.269 2.921
.004 Interactivity
.364 .133
.250 2.732
.008 Message
.277 .135
.188 2.048
.043 Brand Familiarity
.259 .140
.170 1.854
.067 a. Dependent Variable: Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa:
a. Variabel personal relevance �
1
Nilai �
ℎ�����
variabel eksogen personal relevance adalah 2,921 dan nilai �
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen personal relevance berpengaruh positif dan
signifikan 0,004 0,05 secara parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya jika ditingkatkan variabel personal relevance sebesar satu satuan
maka preferensi konsumen akan meningkat sebesar 0,269 satuan. b. Variabel interactivity
�
2
Nilai �
ℎ�����
variabel eksogen dari interactivity adalah 2,732 dan nilai �
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel interactivity berpengaruh positif dan signifikan 0,008
0,05 secara parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya jika
104
ditingkatkan variabel eksogen interactivity sebesaar satu satuan maka preferensi konsumen akan meningkat sebesar 0,250 satuan.
c. Variabel message �
3
Nilai �
ℎ�����
variabel eksogen dari message adalah 2,048 dan nilai �
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel message berpengaruh positif dan signifikan 0,043 0,05 secara
parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya jika ditingkatkan variabel eksogen message sebesar satu satuan maka preferensi konsumen akan
meningkat sebesar 0,188 satuan. d. Variabel brand familiarity
�
4
Nilai �
ℎ�����
variabel brand familiarity adalah 1,854 dan nilai �
�����
adalah 1,661 maka
�
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel brand familiarity
berpengaruh positif dan tidak signifikan 0,067 0,05 secara parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya walaupun
ditingkatkan variabel brand familiarity sebesar satu satuan maka preferensi konsumen akan meningkat sebesar 0,170 satuan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.22 maka diperoleh persamaan hasil analisis jalur sebagai berikut:
�
�
= �, ����
�
+ 0,250 �
�
+ 0,118 �
�
+ 0,170 �
�
+ 0,785 �
�
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
105
a. Koefisien �
1
= 0,269 ini menunjukkan bahwa apabila variabel personal relevance
ditingkatkan dan variabel interactivity, message, dan brand familiarity
adalah konstan maka akan meningkatkan preferensi konsumen sebesar 0,269 satuan.
b. Koefisien �
2
= 0,250 ini menunjukkan bahwa apabila variabel interactivity ditingkatkan dan variabel personal relevance, message, dan brand
familiarity adalah konstan maka akan meningkatkan preferensi konsumen
sebesar 0,250 satuan. c. Koefisien
�
3
= 0,188 ini menunjukkan bahwa apabila variabel message ditingkatkan dan variabel personal relevance, interactivity, dan brand
familiarity adalah konstan maka akan meningkatkan preferensi konsumen
sebesar 0,188 satuan. d. Koefisien
�
4
= 0,170 ini menunjukkan bahwa apabila variabel brand familiarity
ditingkatkan dan variabel personal relevance, interactivity, dan message
adalah konstan maka tidak akan meningkatkan preferensi konsumen sebesar 0,170 satuan. Adapun penyebab tidak meningkatnya
preferensi konsumen dikarenakan nilai signifikan 0,67 diatas lebih besar dari 0,05.
106
4. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi
Tabel 4. 21 Nilai Koefisien Korelasi
Personal Relevance
Interacti vity
Messa ge
Brand Familiarity
Preferensi Konsumen
Personal Relevance
Pearson Correlation
1 .339
.345 .300
.470 Sig. 2-tailed
.001 .001
.003 .000
N 96
96 96
96 96
Interactivity Pearson
Correlation .339
1 .277
.335 .450
Sig. 2-tailed .001
.006 .001
.000 N
96 96
96 96
96 Message
Pearson Correlation
.345 .277
1 .341
.408 Sig. 2-tailed
.001 .006
.001 .000
N 96
96 96
96 96
Brand Familiarity
Pearson Correlation
.300 .335
.341 1
.399 Sig. 2-tailed
.003 .001
.001 .000
N 96
96 96
96 96
Preferensi Konsumen
Pearson Correlation
.470 .450
.408 .399
1 Sig. 2-tailed
.000 .000
.000 .000
N 96
96 96
96 96
Sig. 2-tailed .000
.000 .000
.000 .000
N 96
96 96
96 96
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Dari hasil perhitungan tabel 4. diatas terlihat bahwa:
a. Hubungan personal relevance terhadap interactivity dan sebaliknya adalah lemah 0,339 dan signifikan 0,001.
b. Hubungan personal relevance terhadap message dan sebaliknya adalah lemah 0,345 dan signifikan 0,001.
107
c. Hubungan personal relevance terhadap brand familiarity dan sebaliknya adalah lemah 0,300 dan signifikan 0,00.
d. Hubungan personal relevance terhadap preferensi konsumen dan sebaliknya adalah cukup erat 0,470 dan signifikan 0,00.
e. Hubungan interactivity terhadap message dan sebaliknya adalah lemah 0,277 dan signifikan 0,006.
f. Hubungan interactivity terhadap brand familiarity dan sebaliknya adalah lemah 0,335 dan signifikan 0,01.
g. Hubungan interactivity terhadap preferensi konsumen dan sebaliknya adalah cukup erat 0,450 dan signifikan 0,00.
h. Hubungan message terhadap brand familiarity dan sebaliknya adalah lemah 0,341 dan signifikan 0,01.
i. Hubungan message terhadap preferensi konsumen dan sebaliknya adalah cukup erat 0,408 dan signifikan 0,00.
j. Hubungan brand familiarity terhadap preferensi konsumen dan sebaliknya adalah lemah 0,399 dan signifikan 0,00.
108
5. Menggambarkan Koefisien Jalur I
R = 0,619, �
2
= 0,383, F Hitung = 14, 122
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4. 4 Koefisien Jalur I
6. Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substruktur I
Tabel 4. 22 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub Struktur 1
Dari Ke
Standart Coefficient
T Hitung
F Hitung
Hasil Pengujian
�
2
e X1
Y1 0,269
2,921 14.122 H0 ditolak 0,383 0,785
X2 0,250
2.732 H0 ditolak
X3 0,118
2.048 H0 ditolak
X4 0,170
1.854 H0
diterima Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Msaret,2015
a. Secara simultan promosi melalui media sosial yang terdiri dari personal relevance, interactivity, message,
dan brand familiariry berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi konsumen
Personal Relevance
X1
Interactivity X2
Message X3
Brand Familiarity X4
Preferensi Konsumen Y1
0,269 0,250
0,188
0,255 0,339
0,188
0,341 0,345
0,300 e1 = 0,781
109
b. Secara parsial personal relevance, interactivity, dan message berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi konsumen.
Sedangkan brand familiarity berpengaruh positif tidak signifikan terhadap prefensi konsumen
c. R Square sebesar 0,383 berarti 38,3 variabel endogen preferensi konsumen dapat dijelaskan oleh variabel eksogen personal relevance,
interactivity, message, dan brand familiarity. Sedangkan sisanya
sebesar 64,4 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
d. Hasil pengujian dari variabel personal relevance, interactivity, dan message
terhadap preferensi konsumen adalah H0 ditolak maka hipotesis diterima. Sedangkan brand familiarity terhadap preferensi
konsumen adalah H0 diterima maka hipotesis ditolak.
2. Pembahasan Substruktur 2 : Pengaruh Personal Relevance, Interactivity,
Message, dan Brand Familiarity Terhadap Minat Beli A.
Melihat Kelayakan Model Regresi Tabel 4.23
Uji Kelayakan Model Regresi Substruktur 1
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
150.157 4
37.539 14.508
.000
a
Residual 235.468
91 2.588
Total 385.625
95 a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015
110
Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom F yakni sebesar 14,508 dengan tingkat signifikansi 0,000.Sedangkan F Tabel pada
tingkat kepercayaan 95 α = 0,005 adalah 2,6. Oleh karena kedua
perhitungannya yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05, maka model regresi dinyatakan layak.
B. Menguji Ketepatan Predictor
Tabel 4.24 Uji Ketepatan Predictor Substruktur 1
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Personal Relevance
96 6.00
15.00 12.4896
1.65594 Interactivity
96 10.00
15.00 12.5104
1.63633 Message
96 10.00
15.00 12.8646
1.61882 Brand Familiarity
96 10.00
15.00 13.0208
1.69634 Minat Beli
96 17.00
25.00 21.0625
2.01475 Valid N listwise
96
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .624
a
.389 .363
1.60859 1.999
a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Dari Tabel 4.26 Dapat dilihat bahwa angka standart error of estimate
angka standar deviasi, maka predictor yang digunakan layaklbenar. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai standar deviasi personal relevance 1,63,
interactivity 1,65, message 1,61, brand familiarity 1,69 diatas angka standart
error of estimate 1,60.
111
C. Menguji Kelayakan Koefisien Regresi
Tabel 4.25 Uji Kelayakan Regresi Substruktur 2
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 5.262
2.092 2.516
.014 Personal Relevance
.184 .119
.142 1.551
.124 Interactivity
.232 .127
.166 1.824
.071 Message
.362 .129
.255 2.793
.006 Brand Familiarity
.456 .134
.312 3.412
.001 a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.27 Diatas maka variabel eksogen yang memiliki
nilai signifikan adalah personal relevance sebesar 0,124 P0,05, interactivity 0,071 P0,05, message 0,006 P0,05. Sedangkan nilai signifikan dari brand
familiarity adalah 0,001P0,05. Dengan demikian hanya message dan brand
familiarity yang koefisien regresinya dinyatakan layak.
112
D. Uji Normalitas
1. Pendekatan Histogram
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4.5 Grafik Histogram Uji Normalitas Variabel Minat Beli
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa hubungan variabel personal relevance, interacitivity, message,
dan brand familiarity terhadap minat beli adalah berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh gambar histogramnya
yang tidak terlihat menceng ke kiri atau ke kanan. 2. Pendekatan Kolmogrof – Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian
113
normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non pramaetik Kolmogrov Smirnov
K – S untuk memastikan apakah benar data berdistribusi normal.
Tabel 4.26 One Sample Kolmogrov – Smirnov Test Variabel Minat Beli
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.57435880
Most Extreme Differences Absolute
.068 Positive
.051 Negative
-.068 Kolmogorov-Smirnov Z
.662 Asymp. Sig. 2-tailed
.774 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Dari Tabel 4.15 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig 2 tailed adalah 0,774 dan
diatas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov – Smirnov yakni 0,682 dan 0,662 lebih kecil dari 1,97
berartitidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik ata dengan kata lain data dikatakan normal.
E. Uji Heteroskedastisitas
1.
Metode Grafik
114
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015
Gambar 4.6 Grafik
Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Variabel Minat Beli
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat terlihat dari grafik scaterplott yang disajikan, terlihat titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola
tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi minat beli berdasarkan masukan variabel independennya.
115 2.
Uji Glejser
Tabel 4.27 Uji Glejser Untuk Variabel Minat Beli
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.408 1.233
-.331 .741
Personal Relevance
.060 .070
.099 .857
.394 Interactivity
.049 .075
.075 .657
.513 Message
-.053 .076
-.079 -.694
.490 Brand Familiarity
.075 .079
.109 .950
.344 a. Dependent Variable: absut1
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Dari Tabel 4.27 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel absolut Ut absut. Hal ini
terliaht dari probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5, jadi disimpulkan model regresi tidak mempengaruhi heteroskedastitsitas.
F. Uji Multikoleniaritas
Tabel 4.28 Uji Multikolinearitas Variabel Minat Beli
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Toleranc
e VIF
1 Constant
5.262 2.092
2.516 .014
Personal Relevance
.184 .119
.142 1.551
.124 .800
1.251 Interactivity
.232 .127
.166 1.824
.071 .813
1.230 Message
.362 .129
.255 2.793
.006 .807
1.239 Brand
Familiarity .456
.134 .312
3.412 .001
.804 1.244
a. Dependent Variable: Minat Beli
116
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel
personal relevance, interactivity, message, dan brand familiarity lebih kecil atau
dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinearitas anatara variabel independen dalam model regresi. Nilai tolerance dari variabel personal relevance,
interactivity, message, dan brand familiarity lebih besar dari 0,1 tolerance 0,1,
ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
G. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah terdapat autokorelasi atau tidak dengan membandingkan nilai DW. Jika nilai DW berada pada 1 DW 3,
maka tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.29 Uji Autokorelasi Variabel Minat Beli
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .624
a
.389 .363
1.60859 1.999
a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Pada Tabel 4.29 terlihat bahwa nilai DW sebesar 1, 999. Berarti nilai DW
berada pada 1 DW 1,999 3 maka tidak terjadi autokorelasi.
117
H. Uji Liniearitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4. 7 Grafik Normal P – P Plot Uji Normalitas Variabel Minat Beli
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel personal relevance, interactivity, message, brand familiarity
terhadap minat beli adalah berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat pada scaterplot, terlihat titik
– titik yang mengikuti garis normal.
118
I. Pembahasan Uji Hipotesis Sub Struktur 2 : Pengaruh personal
relevance, interactivity, message, dan brand familiarity terhadap minat beli
1. Pengujian Koefisien Determinan
�
�
Tabel 4.30 Koefisien Determinan
�
�
Substruktur 2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.624
a
.389 .363
1.60859 a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance,
Interactivity, Message
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 BerdasarkanTabel 4.30 dapat dilihat bahwa:
1. R = 0,624 berarti hubungan variabel personal relevance, interactivity, message,
dan brand familiarity terhadap minat beli sebesar 62,4 yang berarti hubungannya erat.
2. R Square sebesar 0,389 berarti 38,9 variabel endogen minat beli dapat dijelaskan oleh variabel eksogen personal relevance, interactivity,
message, dan brand familiarity. Sedangkan sisanya sebesar 61,1 dapat
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Standard Error of Estimate standar deviasi artinya menilai ukuran variasi
dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 1,60859, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin
baik.
119
2.Uji Signifikan Simultan Uji - F Tabel 4.31
Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F Variabel Minat Beli
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
150.157 4
37.539 14.508
.000
a
Residual 235.468
91 2.588
Total 385.625
95 a. Predictors: Constant, Brand Familiarity, Personal Relevance, Interactivity, Message
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.31 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom
F yakni sebesar 14,508 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F Tabel pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,005 adalah 2,6. Dengan demikian hipotesis diterima bahwa persnoal relevance, interactivity, message, interactivity, dan
brand familiarity secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli. Oleh karena kedua perhitungannya yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel
eksogen personal relevance, interactivity, message, dan brand familiarity secara serempak atau simultan adalah signifikan terhadap minat beli.
120
3. Uji Signifikan Parsial Tabel 4.32
Hasil Uji Signifikan Parsial Uji - t Variabel Minat Beli
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 5.262
2.092 2.516
.014 Personal Relevance
.184 .119
.142 1.551
.124 Interactivity
.232 .127
.166 1.824
.071 Message
.362 .129
.255 2.793
.006 Brand Familiarity
.456 .134
.312 3.412
.001 a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.32 dapat dilihat bahwa:
a. Variabel personal relevance �
1
Nilai �
ℎ�����
variabel eksogen dari personal relevance adalah 1,551 dan nilai
�
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen personal relevance berpengaruh positif dan tidak
signifikan 0,124 0,05 secara parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya jika ditingkatkan variabel personal relevance sebesaar satu satuan
maka preferensi konsumen tidak akan meningkat sebesar 0,145 satuan. b. Variabel interactivity
�
2
Nilai �
ℎ�����
variabel eksogen dari interactivity adalah 1,824 dan nilai �
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen interactivity berpengaruh positif dan signifikan
0,071 0,05 secara parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya jika
121
ditingkatkan variabel interactivity sebesar satu satuan maka preferensi konsumen tidak akan meningkat sebesar 0,250 satuan.
c. Variabel message �
3
Nilai �
ℎ�����
variabel eksogen dari message adalah 2,793 dan nilai �
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel eksgen message berpengaruh positif dan signifikan 0,006 0,05
secara parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya jika ditingkatkan variabel message sebesaar satu satuan maka preferensi konsumen akan
meningkat sebesar 0,312 satuan. d. Variabel brand familiarity
�
4
Nilai �
ℎ�����
variabel eksogen dari brand familiarity adalah 3,515 dan nilai �
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen brand familiarity berpengaruh positif dan tidak
signifikan 0,001 0,05 secara parsial terhadap preferensi konsumen. Artinya walaupun ditingkatkan variabel brand familiarity sebesar satu
satuan maka preferensi konsumen akan meningkat sebesar 0,346 satuan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.23
maka diperoleh persamaan hasil analisis jalur sebagai berikut: �
�
= 0, 142 �
�
+0, 166 �
�
+0,255 �
�
+0,312 �
�
+ 0,781 �
�
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
122
a. Koefisien �
1
= 0,142 ini menunjukkan bahwa apabila variabel personal relevance
ditingkatkan dan variabel interactivity, message, dan brand familiarity
adalah konstan maka tidak akan meningkatkan preferensi konsumen sebesar 0,142 satuan. Adapun penyebab tidak meningkatnya
preferensi konsumen dikarenakan nilai signifikan 0,124 diatas lebih besar dari 0,05.
b. Koefisien �
2
= 0,166 ini menunjukkan bahwa apabila variabel interactivity ditingkatkan dan variabel personal relevance, message, dan brand
familiarity adalah konstan maka tidak akan meningkatkan preferensi
konsumen sebesar 0,166 satuan. Adapun penyebab tidak meningkatnya preferensi konsumen dikarenakan nilai signifikan 0,071 diatas lebih besar
dari 0,05. c. Koefisien
�
3
= 0,255 ini menunjukkan bahwa apabila variabel message ditingkatkan dan variabel personal relevance, interactivity, dan brand
familiarity adalah konstan maka akan meningkatkan preferensi konsumen
sebesar 0,255 satuan. d. Koefisien
�
4
= 0,312 ini menunjukkan bahwa apabila variabel brand familiarity
ditingkatkan dan variabel personal relevance, interactivity, dan message
adalah konstan maka tidak akan meningkatkan preferensi konsumen sebesar 0,312 satuan.
123
4. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi
Tabel 4. 33 Nilai Koefisien Korelasi
Personal Relevance
Interacti vity
Messa ge
Brand Familiarity
Minat Beli
Personal Relevance
Pearson Correlation
1 .339
.345 .300
.380 Sig. 2-tailed
.001 .001
.003 .000
N 96
96 96
96 96
Interactivity Pearson
Correlation .339
1 .277
.335 .389
Sig. 2-tailed .001
.006 .001
.000 N
96 96
96 96
96 Message
Pearson Correlation
.345 .277
1 .341
.456 Sig. 2-tailed
.001 .006
.001 .000
N 96
96 96
96 96
Brand Familiarity
Pearson Correlation
.300 .335
.341 1
.497 Sig. 2-tailed
.003 .001
.001 .000
N 96
96 96
96 96
Sig. 2-tailed .000
.000 .000
.000 .000
N 96
96 96
96 96
Minat Beli Pearson
Correlation .380
.389 .456
.497 1
Sig. 2-tailed .000
.000 .000
.000 N
96 96
96 96
96
Dari hasil perhitungan tabel 4. 33 diatas terlihat bahwa: a. Hubungan personal relevance terhadap interactivity dan sebaliknya
adalah lemah 0,339 dan signifikan 0,001. b. Hubungan personal relevance terhadap message dan sebaliknya adalah
lemah 0,345 dan signifikan 0,001.
124
c. Hubungan personal relevance terhadap brand familiarity dan sebaliknya adalah lemah 0,300 dan signifikan 0,00.
d. Hubungan personal relevance terhadap minat beli dan sebaliknya adalah lemah 0,380 dan signifikan 0,00.
e. Hubungan interactivity terhadap message dan sebaliknya adalah lemah 0,277 dan signifikan 0,006.
f. Hubungan interactivity terhadap brand familiarity dan sebaliknya adalah lemah 0,335 dan signifikan 0,01.
g. Hubungan interactivity terhadap minat beli dan sebaliknya adalah lemah 0,389 dan signifikan 0,00.
h. Hubungan message terhadap brand familiarity dan sebaliknya adalah lemah 0,341 dan signifikan 0,01.
i. Hubungan message terhadap minat beli dan sebaliknya adalah cukup erat 0,456 dan signifikan 0,00.
j. Hubungan brand familiarity terhadap minat beli dan sebaliknya adalah cukup erat 0,497 dan signifikan 0,00.
125
5. Menggambarkan Koefisien Jalur 2
R = 0,624, �
2
= 0,389, F hitung = 14, 508
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4. 8 Koefisien Jalur 2
6. Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substruktur 2: Pengaruh personal
relevance, interactivity, message, dan brand familiarity terhadap minat beli
Tabel 4. 34 Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktur 2
Dari Ke
Standart Coefficient
T Hitung
F Hitung
Hasil Pengujian
�
2
E X1
Y2 0,142
1.551 14.508
H0 diterima
0,389 0,781 X2
0,166 1.824
H0 diterima
X3 0,255
2.793 H0 ditolak
X4 0,312
3.412 H0 ditolak
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret,2015
Personal Relevance
X1
Interactivity X2
Message X3
Brand Familiarity X4
Minat Beli Y2 0,142
0,166
0,255
0,312 0,339
0,188
0,341 0,345
0,300 E2 = 0,785
126
a. Secara simultan promosi melalui media sosial yang terdiri dari personal relevance, interactivity, message,
dan brand familiariry berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
b. Secara parsial message dan brand familiarity berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Sedangkan personal relevance
dan interactivity berpengaruh positif tidak signifikan terhadap minat beli
c. R Square sebesar 0,389 berarti 38,9 variabel endogen minat beli dapat dijelaskan oleh variabel eksogen personal relevance,
interactivity, message, dan brand familiarity. Sedangkan sisanya
sebesar 61,1 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
d. Hasil pengujian dari variabel personal relvance dan interactivity terhadap minat beli adalah H0 diterima maka hipotesis ditolak.
Sedangkan message dan brand familiarity terhadap minat beli adalah H0 ditolak maka hipotesis diterima.
127
3.
Pembahasan Substruktur 3 : Pengaruh preferensi konsumen terhadap minat beli
A. Melihat Kelayakan Model Regresi
Tabel 4.35 Uji Kelayakan Model Regresi Substruktur 3
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
130.902 1
130.902 48.306
.000
a
Residual 254.723
94 2.710
Total 385.625
95 a. Predictors: Constant, Preferensi Konsumen
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom
F yakni sebesar 48,306 dengan tingkat signifikansi 0,000.Sedangkan F Tabel pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,005 adalah 2,6. Oleh karena kedua perhitungannya yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05,
maka model regresi dinyatakan layak.
B. Menguji Ketepatan Predictor
Tabel 4. 36 Uji Ketepatan Predictor Substruktur 3
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Preferensi Konsumen
96 14.00
25.00 20.3958
2.09500 Minat Beli
96 17.00
25.00 21.0625
2.01475 Valid N listwise
96
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .583
a
.339 .332
1.64615 1.848
a. Predictors: Constant, Preferensi Konsumen b. Dependent Variable: Minat Beli
128
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Dari Tabel 4.36 Dapat dilihat bahwa angka standart error of estimate
angka standar deviasi, maka predictor yang digunakan layaklbenar. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai standar deviasi preferensi konsumen adalah 2,09
diatas angka standart error of estimate 1,64.
C. Menguji Kelayakan Koefisien Regresi
Tabel 4.37 Uji Kelayakan Koefisien Substruktur 3
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 9.635
1.653 5.829
.000 Preferensi Konsumen
.560 .081
.583 6.950
.000 a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015 Berdasarkan Tabel 4.37 Diatas maka variabel eksogen yang memiliki nilai
signifikan 0,000 P0,05. Dengan demikian koefisien regresinya dinyatakan layak.
129
D. Uji Normalitas
1. Pendekatan Histogram
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4.9 Grafik Histogram Uji Normalitas Variabel Minat Beli
Berdasarkan Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa hubungan variabel preferensi konsumen terhadap minat beli adalah berdistribusi normal. Hal ini
ditunjukkan oleh gambar histogramnya yang tidak terlihat menceng ke kiri atau ke kanan.
2. Pendekatan Kolmogrof – Smirnov Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,
padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non pramaetik Kolmogrov
Smirnov K – S untuk memastikan apakah benar data berdistribusi normal.
130
Tabel 4.39 One Sample Kolmogrov – Smirnov Test Variabel Minat Beli
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.63746625
Most Extreme Differences Absolute
.054 Positive
.052 Negative
-.054 Kolmogorov-Smirnov Z
.527 Asymp. Sig. 2-tailed
.944 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Dari Tabel 4.39 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig 2 tailed adalah 0,944 dan
diatas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov – Smirnov yakni 0,527 lebih kecil dari 1,97 berarti tidak
ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik ata dengan kata lain data dikatan normal.
E. Uji Heteroskedastisitas
1. Metode Grafik
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015
131
Gambar 4.10 Grafik
Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Variabel Minat Beli
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat terlihat dari grafik scaterplott yang disajikan, terlihat titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola
tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi minat beli berdasarkan masukan variabel independennya.
2. Uji Glejser
Tabel 4.40 Uji Glejser Untuk Variabel Minat Beli
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.254 1.033
1.214 .228
Preferensi Konsumen .001
.050 .002
.017 .987
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Dari Tabel 4.40 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel absolut Ut absut. Hal ini
terliaht dari probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5, jadi disimpulkan model regresi tidak mempengaruhi heteroskedastitsitas.
132
F. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.41 Uji Multikolinearitas Variabel Minat Beli
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Toleranc
e VIF
1 Constant
9.635 1.653
5.829 .000
Preferensi Konsumen
.560 .081
.583 6.950
.000 1.000
1.000 a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel
prefernsi konsumen lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinearitas anatara variabel independen dalam model regresi. Nilai tolerance
dari variabel preferensi konsumen lebih besar dari 0,1 tolerance 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
G. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah terdapat autokorelasi atau tidak dengan membandingkan nilai DW. Jika nilai DW berada pada 1 DW 3,
maka tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 4.42 Uji Autokorelasi Untuk Variabel Minat Beli
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .583
a
.339 .332
1.64615 1.848
a. Predictors: Constant, Preferensi Konsumen b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
133
Pada Tabel 4.42 terlihat bahwa nilai DW sebesar 1, 848. Berarti nilai DW berada pada 1 DW 1,848 3 maka tidak terjadi autokorelasi.
H. Uji Linearitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4. 11 Grafik Normal P – P Plot Uji Normalitas Variabel Minat Beli
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel preferensi konsumen terhadap minat beli adalah berdistribusi normal. Hal tersebut
dapat dilihat pada scaterplot, terlihat titik – titik yang mengikuti garis normal.
134
I. Pembahasan Uji Hipotesis Sub Struktur 3 : Pengaruh preferensi
konsumen terhadap minat beli 1.
Uji Koefisien Determinasi
�
�
Tabel 4.43 Uji Koefisien Determinasi
�
�
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.583
a
.339 .332
1.64615 a. Predictors: Constant, Preferensi Konsumen
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 BerdasarkanTabel 4.43 dapat dilihat bahwa:
1. R = 0,583 berarti hubungan variabel preferensi konsumen terhadap minat beli sebesar 58,3 yang berarti hubungannya cukup erat.
2. R Square sebesar 0,33 berarti 33,9 variabel endogen minat beli dapat dijelaskan oleh variabel eksogen preferensi konsumen. Sedangkan sisanya
sebesar 66,1 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Standard Error of Estimate standar deviasi artinya menilai ukuran variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah
1,64615, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
135
2. Uji Signifikan Simultan Uji - F
Tabel 4.44 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
130.902 1
130.902 48.306
.000
a
Residual 254.723
94 2.710
Total 385.625
95 a. Predictors: Constant, Preferensi Konsumen
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015 Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom
F yakni sebesar 48, 306 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F Tabel pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,005 adalah 2,6. Dengan demikian hipotesis diterima bahwa preferensi konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli. Oleh karena kedua perhitungannya yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel eksogen
preferensi konsumen secara serempak atau simultan adalah signifikan terhadap minat beli
3. Uji Signifikan Parsial Uji – T
Tabel 4.45 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji - t Untuk Preferensi Konsumen Sebagai
Variabel Bebas dan Minat Beli Sebagai Variabel Terikat
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 9.635
1.653 5.829
.000 Preferensi Konsumen
.560 .081
.583 6.950
.000 a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret 2015
136
Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat bahwa nilai �
ℎ�����
variabel eksogen dari preferensi konsumen adalah 6,950 dan nilai
�
�����
adalah 1,661 maka �
ℎ�����
�
�����
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen preferensi konsumen berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0,05 secara parsial terhadap minat
beli. Artinya jika ditingkatkan variabel mpreferensi konsumen sebesar satu satuan maka minat beli akan meningkat sebesar 0,583 satuan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.45 maka diperoleh persamaan hasil analisis jalur sebagai berikut:
�
�
= 0,583 �
�
+ 0,813 �
�
Koefisien �
1
= 0,583 ini menunjukkan bahwa apabila variabel preferensi ditingkatkan akan meningkatkan preferensi konsumen sebesar 0,583
satuan.
4. Menghitung Koefisien Korelasi
Tabel 4.46 Koefisien Korelasi Sub Struktur 3
Preferensi Konsumen Minat Beli
Preferensi Konsumen
Pearson Correlation
1 .583
Sig. 2-tailed .000
N 96
96 Minat Beli
Pearson Correlation
.583 1
Sig. 2-tailed .000
N 96
96
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
137
Berdasarkan Tabel 4.46 dapat dilihat bahwa hubungan preferensi konsumen terhadap minat beli dan sebaliknya adalah cukup erat 0,583 dan
signifikan 0,00.
5. Menggambarkan Koefisien Jalur 3
R = 0,583 , �
2
= 0, 339, F hitung = 48, 306
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret, 2015
Gambar 4.12 Koefisien Jalur 3
6. Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substruktur 3: Preferensi
konsumen terhadap minat beli Tabel 4.47
Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktur 3
Dari Ke
Standart Coefficient
T Hitung
F Hitung
Hasil Pengujian
�
2
e Y1
Y2 0,583
6.950 48.306 H0 ditolak 0,339 0,813
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Maret,2015 a. Secara simultan preferensi konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli b. Secara parsial prefernsi konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli c. R Square sebesar 0,339 berarti 33,9 variabel endogen minat beli dapat
dijelaskan oleh variabel eksogen preferensi konsumen. Sedangkan Preferensi
Konsumen Y1
Minat Beli Y2
0, 583
138
sisanya sebesar 66,1 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
d. Hasil pengujian preferensi konsumen terhadap minat beli adalah H0 ditolak maka hipotesis diterima
4.3 Menggambarkan Analisis Jalur