32
2. Promosi penjualan Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
produk atau jasa. 3. Hubungan masyarakat
Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan
yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan.
4. Penjualan personal Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. 5. Pemasaran langsung
Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun
hubungan pelanggan yang langgeng.
3.1.3 Promosi Melalui Media Sosial
Ketika mendiskusikan tentang promosi dan strategi pemasaran saat ini, tidak lengkap rasanya jika tidak mempertimbangkan penggunaan media sosial.
Revolusi media sosial telah mengubah lanskap komunikasi dan memberikan pengaruh yang signifikan dalam komunikasi pemasaran. Kenyataan komunikasi
pemasaran yang terjadi saat ini menghadirkan tantangan dan kesempatan baru bagi
33
perusahaan sebagaimana keputusan pembelian konsumen semakin meningkat dengan adanya interaksi di media sosial.
Media sosial adalah sebuah platform komunikasi di mana anggota kelompok bersosialisasi dan berbagi informasi. Definisi media sosial menurut
Kietzmann, dkk 2011 adalah teknologi berbasis web dan mobile yang diciptakan untuk platform interaktif tinggi melalui individu dan komunitas yang saling
berbagi, berdiskusi, co-create, dan mengubah content yang dihasilkan pengguna. Menurut Hoffman, Fordor 2010 ada delapan aplikasi berbeda dari sosial media
yaitu Blog seperti blogspot dan wordpress, Microblog seperti Twitter, Cocreation seperi NIKEid, Social bookmarking seperti StumbleUpon, Forum and discussion
boards seperti Google Group dan Kaskus , Product review seperti Amazon ,
Social networks seperti Facebook, LinkedIn dan Google+, Video and
Photosharing seperti Youtube dan Instagram.
Dengan meningkatnya penggunaan media sosial, tidak hanya pengguna social networkers
individual, namun perusahaan bisnis dan organisasi pemerintahan juga menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi. Melalui
penggunaan media sosial, memungkinan untuk aktivitas pemasaran terintegrasi dengan usaha dan biaya yang lebih rendah dari sebelumnya Kim, Ko : 2011.
Kartajaya 2010 : 65 berpendapat bahwa, pola komunikasi pada internet berbasis media sosial bersifat horizontal. Konsumen lebih mempercayai informasi
yang diberikan oleh konsumen lain dibandingkan dengan bentuk komunikasi searah yang dijalankan oleh perusahaan selama ini. Mangold dan Faulds 2009 :
34
358-359 berpendapat bahwa media sosial merupakan elemen dari bauran promosi. Pertama, dalam pengertian tradisional perusahaan dapat berbicara
dengan pelanggan mereka. Kedua, pengertian non tradisional pelanggan dapat berkomunikasi langsung satu sama lain. Media interaktif ini memberikan dampak
bagi pemasaran di internet dimana dapat merubah cara perusahaan dalam mendesain dan melaksanakan strategi pemasaran serta berpengaruh pada program
komunikasi pemasaran. Berikut adalah gambar mengenai pardigma baru dalam dunia komunikasi bauran pemasaran :
Gambar 2.3 The New Communication Paradigm
Sumber: Mangold dan Faulds, 2009 : 360
Pada gambar 2.3 Mangold dan Faulds memberikan pandangan mengenai paradigma komunikasi baru. Pada bauran promosi konvensional, organisasi
35
menggunakan jasa agensi iklan, marketing research, dan public relation dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran melalui sales promotion,
perikalanan, public relation, personal selling, dan direct marketing. Paradigma baru ini, media sosial merupakan bauran promosi dimana informasi tentang
produk dan jasa berasal dari pasar. Informasi ini merupakan pengalaman dari individu yang disalurkan melalui promosi campuran tradisional. Pemasar harus
menyadari perkembangan konsumen yang menggunakan media sosial. Bentuk komunikasi melalui media sosial, yaitu komunikasi dan interaksi yang dilakukan
konsumen dengan konsumen lainnya. Organisasi atau perusahaan harus menggunakan sarana media sosial untuk menjalin keterikatan dengan konsumen.
Selain itu perusahaan menjaga loyalitas konsumen dengan ikut terlibat dalam promosi menggunakan media sosial. Dalam penggunaan media sosial, konsumen
lebih mempercayai rekomendasi orang lain dalam keputusan pembelian Promosi melalui media sosial dapat diartikan sebagai bentuk lain dari
bauran promosi yang mencakup segala bentuk komunikasi tentang sebuah organisasi, produk, jasa, atau ide yang menggunakan media sosial sebagai
medianya. Untuk mengukur tingkat efektifitas promosi melalui media sosial dapat digunakan Model AIDA awareness, interest, desire, action. Model AIDA adalah
salah satu model hirarki respon yang cukup populer bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. AIDA menggambarkan
sebuah tahapan yang menggambarkan sebuah proses calon pelanggan potensial menuju pembelian.
36
Berikut tahap - tahap dari proses respon model AIDA menurut Shah dan D’souza 2009:189-192 :
1. Kesadaran awareness Pada tahap awal, sebagian besar target audiens tidak menyadari produk
atau merek dan oleh sebab itu tujuan komunikator adalah membangun kesadaran, mungkin hanya sebuah pengakuan nama dengan pesan
sederhana yang mengulangi nama merk, atau memberikan informasi dasar tentang produk. Dalam kategori produk yang relatif baru, fungsi asumsi ini
penting dimaksimalkan. 2. Ketertarikan Interest
Pada tahap ini, konsumen lulus dari kesadaran tentang produk kemudian tertarik dengan produk tersebut. Pemasar perlu mengetahui apa yang
konsumen rasakan tentang produk mereka. Apakah produk tersebut dibuang? Apakah mereka menyukainya ? Apakah mereka menemukan hal
yang cukup menarik? Minat terhadap produk dapat dibuat dengan menunjukan beberapa fitur unik dari produk, menunjukkan cara kerjanya,
menyajikan iklan yang menghibur, menggunakan selebriti populer dll. 3. Keinginan Desire
Tidaklah cukup hanya membangun minat pada produk. Setelah target audiens menyadari tentang produk dan tertarik, fungsi iklan adalah untuk
membuat mereka cenderung kearah positif untuk membeli, dengan
37
menciptakan keinginan dan preferensi untuk produk yang diiklankan. Keinginan dapat dibangun dengan menunjukkan bagaimana produk
memenuhi kebutuhan spesifik konsumen dan dengan kreatif melakukan promosi yang berkualitas, nilai dan fitur penting lainnya.
4. Tindakan Action Iklan belum memainkan bagiannya sampai mereka telah mencapai tujuan
mereka yaitu mendorong target audiens untuk melakukan tindakan. Dalam kebanyakan kasus, tindakan yang diinginkan adalah mendorong konsumen
untuk membeli, tetapi dalam kasus tertentu juga bisa untuk menghasilkan pertanyaan, menyebabkan kunjungan ritel, menunjukkan partisipasi dalam
promosi dll. Iklan yang membangun merek atau citra, tidak akan langsung mendapatkan tindakan untuk pembelian, tetapi akan menciptakan
preferensi dan keinginan yang pada akhirnya akan menghasilkan pembelian. Hal ini merupakan strategi jangka panjang. Di sisi lain,
pembicaraan atau promosi iklan langsung melalui penawaran insentif kepada konsumen jika mereka langsung membeli produk, hal ini
merupakan strategi jangka pendek.
Selain itu, Blumer dan Katz dalam Teori Uses and Gratifications kegunaan dan kepuasan menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran
aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak aktif dalam proses komunikasi. Artinya, teori uses
38
and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif
untuk memuaskan kebutuhannya Nurudin, 2007 : 191. Teori uses and gratifications
menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya ialah khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus
Effendy,2003 : 289.
2.1.4 Personal Relevance