Dimesi bullying Bullying di Tempat Kerja

20 Penelitian lainnya secara konsisten menunjukkan bahwa beberapa job demands, seperti tekanan pekerjaan dan emotional demands, menyebabkanmemberikan efek negatif seperti masalah kesehatan yang berupa distress psikologis Bakker et al., 2004. Bullying juga dikategorikan sebagai job demand semmer dalam Law, dkk, 2011, dengan demikian bullying juga memberikan dampak negatif kepada targetnya. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Robinson, Perryman Hayday 2004, karyawan yang merasa dihargai dan terlibat organisasi dimana mereka bekerja akan menyebabkan karyawan merasa lebih engage. Pada karyawan yang dibully, mereka cenderung dipersulit dan dikucilkan Giorgi, 2008, hal ini akan menyebabkan tingkat engagement karyawan menurun. Karyawan yang merasa kurang engage akan lebih mengalami emosi yang kurang positif yang meyebabkan mereka kurang bahagia dan tidak produktif Salanova Schaufeli, 2007; Schaufeli Van Rhenen, 2006. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa karyawan yang engage dapat mentransfer engagement pada karyawan lain Barsade, 2002, dapat membentuk job dan personal resource sendiri sehingga individu merasa lebih sejahtera secara emosional Fredrickson‘s, 2001, memiliki kesehatan yang lebih baik daripada yang tidak engage, yang mana kesehatan berkolerasi positif dengan vigour Demerouti, Bakker, De Jonge, Janssen Schaufeli, 2001. Pada karyawan yang dibully, mereka cenderung mengalami maslah pada kesehatannya Einarsen, 2005, yang mana dapat menyebabkan engagement karyawan menurun. 21 Work-related bullying yang berupa perilaku bullying yang bertujuan untuk menyusahkan target dengan memberikan deadline yang tidak wajar, pengawasan yang lebih ketat, serta menyembunyikan informasi sehingga mempengarui kinerja target dapat memberikan dampak negatif seperti masalah kesehatan, frustasi dan bermasalah dengan rekan kerjanya Einarsen, 2005, yang dapat menyebabkan burnout. Karyawan yang merasa burnout cenderung merasa lelah secara emosional dan mengurangi personal accomplishment yang mana hal ini dapat menurunkan engagement karyawan Schaufeli, Leiter, Maslach, 2008. Selain itu, personal bullying seperti menyebarkan rumor, mengucilkan dan mencemarkan nama baik target dapat menyebabkan keterlibatan emosional yang intens, seperti rasa benci dan marah yang timbul pada target Einarsen,1999 yang akan menyebabkan rasa tidak nyaman berada di lingkungan tersebut. Rasa tidak aman yang dirasakan karyawan akan menurunkan tingkat engagement karyawan Rothmann Welsh, 2003. Penelitian lain menunjukkan bahwa paparan bullying di tempat kerja secara terus-menerus menyebabkan gangguan pada kesehatan targetnya dan menghasilkan reaksi emosional yang parah, seperti ketakutan, kecemasan, tidak berdaya, depresi dan shock Einarsen Mikkelsen, 2003, serta dapat menyebabkan pervasive emotional, psikosomatik, dan masalah kejiwaan O’Moore et al., 1998; Einarsen Raknes, 1997; Einarsen, 2005. Dampak dari bullying ini juga akan menyebabkan engagement menjadi rendah, sebab karyawan yang menjadi target bullying akan merasa tidak ada kekuatan untuk mengontrol