Komponen Bullying Bullying di Tempat Kerja

19 deadline yang tidak beralasan, mendapat pengawasan yang lebih ketat, dan menyembunyikan informasi yang dapat mempengaruhi kinerja target. b. personal bullying, merupakan perilaku bullying yang ditujukan kepada target yang sifatnya personal, seperti menyebarkan rumor atau gosip mengenai target di tempat kerja, mengucilkan target, mencemarkan nama baik. Berdasarkan dimensi work-related personal bullying inilah, Einarsen Raknes mengembangkan alat untuk mengukur bullying. Alat ukur yang dikembangkan ini kemudian disebut dengan Negative Acts Questionnaire Revised NAQ-R.

C. Pengaruh Bullying Di Tempat Kerja Terhadap Employee Engagement

Employee engagement memegang peranan penting dalam keberlangsungan suatu organisasi yang mana merupakan faktor keberhasilan suatu organisasi Right Management, 2009. Penelitian menunjukkan bahwa employee engagement memiliki dampak positif terhadap performa dari organisasi, seperti employee retention; produktivitas; keuntungan; keamanan, loyalitas, dan kepuasan pelanggan Coffman, 2000; Ellis Sorensen, 2007; Towers Perrin Talent Report, 2003; Hewitt Associates, 2004; Heintzman Marson, 2005; Coffman Gonzalez-Molina, 2002; Markos, 2010. Hasil penelitian Bakker 2009 menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi engagement adalah job resource, seperti social support, feedback, dan kesempatan untuk belajar dapat mengurangi job demand yang merupakan penghambat dalam mencapai tujuan pekerjaan dan mengembangkan diri. 20 Penelitian lainnya secara konsisten menunjukkan bahwa beberapa job demands, seperti tekanan pekerjaan dan emotional demands, menyebabkanmemberikan efek negatif seperti masalah kesehatan yang berupa distress psikologis Bakker et al., 2004. Bullying juga dikategorikan sebagai job demand semmer dalam Law, dkk, 2011, dengan demikian bullying juga memberikan dampak negatif kepada targetnya. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Robinson, Perryman Hayday 2004, karyawan yang merasa dihargai dan terlibat organisasi dimana mereka bekerja akan menyebabkan karyawan merasa lebih engage. Pada karyawan yang dibully, mereka cenderung dipersulit dan dikucilkan Giorgi, 2008, hal ini akan menyebabkan tingkat engagement karyawan menurun. Karyawan yang merasa kurang engage akan lebih mengalami emosi yang kurang positif yang meyebabkan mereka kurang bahagia dan tidak produktif Salanova Schaufeli, 2007; Schaufeli Van Rhenen, 2006. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa karyawan yang engage dapat mentransfer engagement pada karyawan lain Barsade, 2002, dapat membentuk job dan personal resource sendiri sehingga individu merasa lebih sejahtera secara emosional Fredricksonā€˜s, 2001, memiliki kesehatan yang lebih baik daripada yang tidak engage, yang mana kesehatan berkolerasi positif dengan vigour Demerouti, Bakker, De Jonge, Janssen Schaufeli, 2001. Pada karyawan yang dibully, mereka cenderung mengalami maslah pada kesehatannya Einarsen, 2005, yang mana dapat menyebabkan engagement karyawan menurun.