27
faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk melihat apakah faktor bullying berkaitan dengan faktor employee engagement, sehingga dapat dilihat
hubungan kedua hal tersebut melalui hasil korelasi yang didapatkan. Setelah diperoleh hubungan antara kedua variabel tersebut, kemudian peneliti dapat
mengetahui pengaruh bullying di tempat kerja terhadap employee engagement.
F. Metode Dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala. Menurut Azwar 2010, penggunaan
skala merupakan metode untuk mendapatkan jawaban subjektif dari subjek dengan menempatkan respon pada titik-titik yang kontinum, sedangkan stimulus
diberikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Skala yang akan diberikan di dalam penelitian ini merupakan skala likert yang menyediakan respon yang
kontinum dari respon negatif sampai dengan respon positif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala psikologis, yaitu
skala Utrecht Work Engagement Scale UWES dan Negative Acts Questionnaire Revised NAQ-R.
1. Skala Bullying di Tempat Kerja
Penyusunan skala bullying dikembangkan berdasarkan skala Negative Acts Questionnaire Revised NAQ-R oleh Einarsen dan Raknes 1997. Skala NAQ-R
28
ini terdiri dari 24 buah aitem dengan rentang lima buah respon yang bergerak dari tidak pernah sampai dengan setiap hari. Kuisioner NAQ-R terdiri dari dimensi
bullying, yang mencakup perilaku bullying yang berhubungan dengan pekerjaan work-related dan area personal personal. Distribusi aitem untuk skala bullying
dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 – Distribusi Aitem Skala Bullying di Tempat Kerja
No. Kategori
Nomor Aitem Favorable
1. Work-related behavior
1, 2, 6, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 18, 21, 22 2.
Personal behavior 3, 4, 5, 7, 8, 12, 16, 17, 19, 20, 23, 24
Total aitem 24
Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi intensitas bullying yang dialami, sebaliknya semakin rendah skor
jawaban yang diperoleh berarti bahwa semakin rendah intensitas bullying yang dialami karyawan.
2. Skala Engagement
Penyusunan skala engagement dikembangkan berdasarkan skala Utrecht Work Engagement Scale UWES oleh Bakker Schaufeli 2004 yang terdiri
tiga aspek engagement, yaitu vigor, dedication, dan Absorbtion. Skala ini menyediakan tujuh rentang respon, dari tidak pernah sampai
selalusetiap hari dialamidirasakan. Responden dapat memberikan angka sebagai