Hasil Utama Penelitian Hasil Penelitian

42 dengan rentang 1-5 sehingga dihasilkan total skor minimum 20 dan total skor maksimum 100. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh total skor maksimum 64 dan skor minimum 20. Hasil perhitungan nilai rata-rata empirik dan nilai rata-rata hipotetik bullying dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut ini: Tabel 4.6.Perbandingan Mean Hipotetik dan Rata-Rata Empirik Bullying Variabel Bullying Nilai Hipotetik Empirik Min 20 20 Maks 100 64 Mean 60 30,42 SD 13,33 7,599 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hipotetik bullying sebesar 60 dengan standar deviasi sebesar 13,33 dan nilai rata-rata empirik sebesar 30,42 dengan standar deviasi sebesar 7,599. ii. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Engagement Peneliti menggunakan skala employee engagement UWES untuk melihat gambaran engagement subjek penelitian. Setelah dilakukan uji reliabilitas digunakan 21 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian di analisis menjadi data penelitian dengan rentang 0-6 sehingga dihasilkan total skor minimum 0 dan total skor maksimum 126. 43 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor maksimum 115 dan skor minimum 50. Hasil perhitungan rata-rata empirik dan rata-rata hipotetik engagement dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut ini: Tabel 4.7.Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Engagement Variabel Engagement Nilai Hipotetik Empirik Min 50 Maks 126 115 Mean 63 83,95 SD 21 12,737 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hipotetik engagement sebesar 63 dengan standar deviasi sebesar 21 dan nilai rata-rata empirik sebesar 83,95 dengan standar deviasi sebesar 12,737.

c. Kategorisasi Data Penelitian

i. Kategorisasi Variabel Bullying di Tempat Kerja

Norma kategorisasi variabel bullying di tempat kerja yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 4.8. Norma Kategorisasi Variabel Bullying Rentang Nilai Kategori X µ - 1.0 SD Rendah µ - 1.0 SD ≤ X µ + 1.0 SD Sedang X ≥ µ + 1.0 SD Tinggi 44 Besar nilai rata-rata hipotetik bullying adalah 60 dengan standar deviasi 10 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.9. Kategorisasi Data bullying Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X 46,67 Rendah 153 92,17 46,67 ≤ X 73,33 Sedang 12 7,23 X ≥ 73,33 Tinggi 1 0,60 Total 166 100 Tabel di atas menujukkan bahwa subjek penelitian yang lebih banyak memiliki skor bullying rendah, yaitu sebanyak 153 orang 96,99. Subjek penelitian memiliki skor bullying sedang sebanyak 5 orang 3,01 dan hanya satu subjek penelitian yang tergolong pada bullying yang tinggi 0,60. Semakin tinggi skor bullying seseorang menunjukkan bahwa intensitas subjek mengalami bullying semakin tinggi, dan sebaliknya semakin rendah skor bullying subjek maka semakin rendah intensitas subjek mengalami bullying. ii. Katgorisasi Variabel Engagement Norma kategorisasi variabel engagement yang digunakan adalah sebagai berikut: 45 Tabel 4.10. Norma Kategorisasi Variabel Engagement Rentang Nilai Kategori X µ - 1.0 SD Rendah µ - 1.0 SD ≤ X µ + 1.0 SD Sedang X ≥ µ + 1.0 SD Tinggi Besar nilai rata-rata hipotetik engagement adalah 63 dengan standar deviasi 21 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.11. Kategorisasi Data Engagement Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X 42 Rendah 42 ≤ X 84 Sedang 91 54,82 X ≥ 84 Tinggi 75 45,18 Total 166 100 Berdasarkan tabel 4.11. dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang memiliki tingkat engagement yang tinggi sebanyak 75 orang atau sebesar 45,18, sedangkan 54,82 dari subjek penelitian atau 91 orang memiliki tingkat engagement yang sedang, dan tidak ada subjek penelitian yang tergolong pada tingkat engagement yang rendah. 46

C. Tambahan Hasil Penelitian

Sebagai tambahan dari hasil penelitian, peneliti ingin melihat pengaruh dari dimensi-dimensi bullying terhadap engagement karyawan. Kedua dimensi tersebut adalah work-related bullying dan personal bullying. Pengolahan data tersebut menggunakan analisa regresi sederhana. Hasil dari pengaruh dimensi work-related bullying dan personal bullying terhadap engagement subjek dapat dilihat di tabel berikut ini. Tabel 4.12. Hasil Analisis Regresi Sederhana antara Dimensi Bullying dengan Employee Engagement Dimensi Bullying Employee Engagement R Adjusted R square Sig. 1-tailed N Work-related bullying -.619 0.380 0.000 166 Personal bullying -.601 0.358 0.000 166 Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua dimensi bullying juga berkorelasi negatif dengan engagement. Dimensi work-related bullying memiliki korelasi sebesar -0.619 dengan engagement dan berpengaruh sebesar 38 terhadap engagement, sedangkan dimensi personal bullying memiliki korelasi -0.601 dengan engagement dan berpengaruh sebesar 35,8 terhadap engagement.

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bullying di tempat kerja memiliki hubungan yang negatif dengan engagement r = - 0,682 dan juga memiliki 47 pengaruh yang negatif terhadap engagement karyawan sebanyak 46,2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas bullying yang dialami karyawan, semakin rendah tingkat engagement yang dimilikinya. Sebaliknya, bila intensitas bullying yang dialami karyawan rendah, maka semakin tinggi tingkat engagementnya, serta bullying di tempat kerja dapat menurunkan engagement karyawan. Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan pengaruh bullying di tempat kerja terhadap engagement pada karyawan. Pertama, bullying berpengaruh negatif dengan beberapa dimensi engagement, yaitu vigor yang mengindikasikan resiliensi metal yang tinggi dan kesehatan fisik dan mental yang baik Shirom, 2003; Schaufeli Bakker, 2004. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan yang baik berkorelasi positif dengan vigor Demerouti, Bakker, De Jonge, Janssen Schaufeli, 2001. Bullying memberikan dampak negatif pada kesehatan targetnya serta menyebabkan psikosomatis dan gangguan kejiwaan Einarsen, 2005, yang mana hal ini menyebabkan skor pada dimensi vigor menjadi rendah yang mempengaruhi engagement menjadi rendah. Kemudian dimensi absorption yang ditandai dengan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi membantu individu untuk menyerap informasi dengan cepat dan efisien. Traget bullying cenderung merasakan depresi Vartia, 2001; Giorgi, 2008. Kurang konsentrasi merupakan salah satu gejala dari depresi. Depresi menyebabkan individu menjadi kurang fokus akan apa yang ia kerjakan yang juga berdampak pada performa kerjanya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bullying dapat mengakibatkan kinerja targetnya menurun Australian 48 Government Comcare, 2009; Clifford, 2006; Daniel, 2009; Einarsen, 1994 dan menurunkan produktivitasnya Giorgi, 2008; Markos, 2010. Kedua, salah satu ciri individu yang engage adalah performanya yang baik Robin, 2004. Pada individu yang mengalami bullying, mereka akan cenderung lebih merasa burnout Einarsen, Matthiensen, Skogstad; 1998, yang mana individu yang merasa burnout menjadi kurang dapat memberikan kontribusi yang maksimal pada pekerjaannya. Burnout dan engagement berada dalam dua kutub yang berlawanan dalam suatu kontinum Maslach and Leiter, 1997; Bakker, 2009, sehingga semakin rendah burnout yang dirasakan, maka semakin tinggi engagement. Oleh karena itu, dengan mengurangi bullying maka akan meningkatkan engagement. Ketiga, iklim kerja yang aman terbukti memiliki hubungan dengan perilaku kerja yang aman dan performa yang baik Clarke, 2006; Flin et al., 2000; Zohar, 2010; Law, R., F.Dollard, M., MichelleR.Tuckeya, ChristianDormann; 2011. Pada lingkungan kerja yang memiliki intensitas bullying yang tinggi dapat digolongkan pada psychosocial safety climate PSC yang rendah sehingga dapat mengakibatkan disstress dan lelah secara emosional Law, R., F.Dollard, M., MichelleR.Tuckeya, ChristianDormann; 2011. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa iklim kerja yang kurang aman memiliki job demand bullying yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi engagement. Hal ini sejalan dengan pendapat Rothmann Welsh 2013 yang menyatakan bahwa karyawan yang merasa kurang aman akan menurunkan engagement yang dimilikinya. 49 Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan May, Gilson Harter 2004 didapatkan bahwa hubungan baik dengan rekan kerja akan meningkatkan psychological meaningfullness yang berkorelasi positif dengan engagement. Pada lingkungan kerja yang tinggi akan bullying menunjukkan adanya hubungan antar rekan kerja yang kurang baik yang akan menghambat engagement karyawan yang bekerja pada lingkungan tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Itam Singh 2011 yang menyatakan bahwa diperlukannya keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi agar dapat meningkatkan engagement. Selanjutnya, hasil tambahan dari penelitian menunjukkan bahwa work- related factor dan personal bullying sama-sama memiliki pengaruh yang negatif dengan engagement. Dimensi work-related bullying memiliki korelasi sebesar R = -0.619 dan berpengaruh sebesar 38, sedangkan dimensi personal bullying memiliki korelasi R = -0.601 dengan engagement karyawan dan berpengaruh sebesar 35,8. Penelitian yang dilakukan oleh Tambur dan Vadi 2009, dan Jiménez, Muñoz, dan Gamarra 2007 menemukann bahwa work-related bullying lebih banyak terjadi daripada personal bullying. Hal ini mengindikasikan bahwa bullying yang terjadi cenderung terkait dengan masalah pekerjaan dan lebih jarang dikarenakan masalah pribadi, yang mana sejalan dengan pendapat Leyman 1996 dan Einarsen 1994 yang mengklaim bahwa bullying cenderung terjadi karena dipicu oleh konflik yang berhubungan dengan pekerjaan terlebih dahulu Einarsen, 1999. 50 Work-related bullying cenderung terjadi karena kompetisi untuk mendapatkan status dan posisi dan juga dikarenakan kecemburuan Einarsen, 1999. Kecemburuan dapat mengakibatkan kepuasan kerja menjadi menurun, yang mana kepuasan kerja berkorelasi positif dengan engagement Schmidt, 1993; Itam Singh, 2012. Work-related bullying juga dapat menyebabkan ambiguitas pada ekspektasi karyawan akan tugas dan kewajibannya, sehingga karyawan menjadi frustasi dan bermasalah dengan rekan kerjanya Einarsen, 2005 yang berujung pada kepuasan kerja yang rendah. Menurunnya kepuasan kerja menyebabkan engagement pada karyawan pun menurun. Kemudian dimensi kedua bullying personal bullying juga berpengaruh negatif terhadap engagement. Dimensi kedua bullying ini sifatnya lebih personal, seperti menyebarkan gossip atau rumor yang tidak baik, mengucilkan target, mencemarkan nama baik, intimidasi dan membuat lelucon mengenai target Einarsen, Hoel, Zapf, Cooper; 2003. Ketika self image target diserang, hal ini akan menyebabkan keterlibatan emosional yang intens seperti rasa benci, curiga dan marah yang timbul pada target bullying Einarsen, 1999, yang mana hal ini akan menyebabkan hubungan antar rekan kerja pembuli dan target bully menjadi tidak baik. Padahal hubungan yang baik dengan rekan kerja dapat meningkatkan rasa aman pada diri setiap karyawan yang mana dapat meningkatkan engagement Rothmann Welsh, 2013. Hal ini sejalan dengan White yang menyatakan bahwa hubungan yang baik antar rekan kerja manager-employee sangat penting dalam employee engagement Markos, 2010. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bullying terbukti memiliki korelasi yang dengan engagement pada karyawan, serta bullying memiliki pengaruh negatif terhadap engagement. Hal ini menunjukkan bahwa bullying dapat menurunkan engagement. 2. Masing-masing dimensi bullying work-related bullying dan personal bullying juga memiliki pengaruh yang negatif terhadap engagement. 3. Hasil kategorisasi data bullying menunjukkan bahwa intensitas bullying yang dialami subjek penelitian tergolong rendah. Sedangkan hasil ketegoriasi data engagement didapatkan bahwa tingkat engagement karyawan tergolong sedang.

B. SARAN PENELITIAN

Adapun saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Saran Metodologis a. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan teknik sampling yang lebih memadai, seperti probability sampling, sehingga penelitian dapat digeneralisasikan dan batas generalisasi juga dapat diketahui. 52 b. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mengambil data pada satu perusahaan yang spesifik saja untuk mengetahui hubungan dari bullying dengan employee engagement, beserta intensitas bullying yang ada di dalam perusahaan tersebut. 2. Saran Praktis Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dengan menurunkan bullying, maka turut dapat membantu meningkatkan engagement individu itu sendiri. Salah satu upaya yang mungkin dapat dilakukan pihak perusahaan adalah melakukan pengawasan apakah ada indikasi terjadinya perilaku bullying dan apabila diperlukan, perusahaan dapat melakukan intervensi guna mengurangi perilaku bullying tersebut agar engagement dapat meningkat. 53 DAFTAR PUSTAKA Admasachew, L., Dawson, J. --. Employee engagement – a brief review of definitions, theoretical perspectives and measures. Aston Business School. Anastasi, A., Urbina, S. 2007. Tes psikologi edisi 7. Jakarta: PT Indeks. Ariyanti, F. 2014. Pengusaha: Perlu perbaikan diri agar ri tak bangkrut. Diunggah pada 28 Maret 2014, dari Liputan6 : http:bisnis.liputan6.comread832217pengusaha-perlu-perbaikan-diri- agar-ri-tak-bangkrut Australian Government Comcare. 2009. Bullying at work a guide for employees. [online]. http:www.comcare.gov.au__dataassetspdf_file001670414Bullying_a t_work_-_A_guide_for_employees_OHS78.pdf. Diakses pada 10 Maret 2014. Azwar, S. 2010. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bakker, A. B. 2009. Building engagement in the workplace. Routledge, Oxon, UK. Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunan. --. Sejarah MAC. [Online]. http:www.bpkp.go.idsesmakonten234mac-sejarah. Diakses pada 09 Maret 2014. Bal, P. M., De Cooman, R., Mol, S. T. 2011. Dynamics of psychological contracts with work engagement and turnover intention: The Influence of organizational tenure. European Journal of Work and Organizational Psychology , 1 - 30. Carbo, J., Hughes, A. 2010. Workplace bullying: Developing a human rights definition from the perspective and experiences of targets. Working USA, 133, 387- 403. Clifford, L. 2006. survive bullying at work : how to stand up for yourself and take control. London: AC Black Publisher Ltd. Coloroso, B. 2004. The bully, the bullied, and the bystander. New York: HarperCollins Publisher Inc. Cowie, H., Naylor, P., Rivers, I., Smith, P. K., Pereira, B. 2002. Measuring workplace bullying. Agression And Vionelt Behavior , 33 - 51. 54 Donald Super Developmental self-concept. 2012. Diakses pada 02 Februari, 2015, dari careersnz mana rapuara aotearoa: http:www.careers.govt.nzfileadmindocscareer_theory_model_super.pdf Donnellan, C. 2006. Bullying issues. England: Independence Educational Publishers Cambridge. Einarsen, S. 2005. The nature, causes and consequences of bullying at work: the norwegian experience. Perspectives interdisciplinaires sur le travail et la santé , 1-16. Einarsen, S. 1999. The nature and causes of bullying at work:. International Journal of Manpower, 20, 16-27. Einarsen, S., Hoel, H., Zapf, D., Cooper, C. 2003. Bullying and emotional abuse in the workplace : International perspective in research and practice. London New York: Taylor Francis Inc. Einarsen, S., Matthiesen, S., Skogstad, A. 1998. Bullying At Work : Bullying, burnout and well-being among asistant nurses. J Occup Health Safety , 14 6, 563-568 Einarsen, S., Mikkelsen, E. G., Matthiesen, S. B. 2002.The psychology of bullying at work: explaining the detrimental effects on victim. Department of Psychosocial Science, University of Bergen, Norway . Fapohunda, T. M. 2013. Managing workplace bullying. Journal of Human Resource Management , 1 3, 39-47. Government Of South Australia. 2012. Dealing with workplace bullying : A practical guide for employees. [Online]. www.stopbullyingsa.com.audocumentsbullying_employees.pdf. Diakses pada 10 Maret 2014. Gunawan, R., Prihanto, S., Yuwanto, L. 2009. Causes and the intensity of workplace bullying. Anima, Indonesian Psychological Journal, 251, 47- 54. Harter, J. K., Schmidt, F. L., Hayes, T. L. 2002. Business-unit-level relationship between employee satisfaction, employee engagement, and business outcomes: a meta-analysis. Journal Of Applied Psychology , 87 2, 268-279. Holbeche, L. Springett, N. 2003 In Search of meaning in the workplace. Horsham, Roffey Park. 55 Itam, U. J., Singh, S. 2012. Key dimensions of employee engagement : A study on hyderabad organized retailing. SUMEDHA Journal of Management , 114, 55-61. Jiménez, B. M., Muñoz, A. R., Gamarra, M. M. 2007. Assessing workplace bullying: spanish validation of a reduced version of the negative acts questionnaire. The Spanish Journal of Psychology , 10 2, 449-457. Krisbiyanto, N. 2013, Januari. Indonesian human resource management. Diunggah pada 11 April 2014, dari PortalHR : http:www.portalhr.comkomunitasopiniperjalanan-mencari-makna- engagement bagi-organisasi Kular, S., Gatenby, M., Rees, C., Soane, E., Truss, K. 2008, Oktober. Employee engagement : A literature review. London, UK. Law, R., F.Dollard, M., MichelleR.Tuckeya, ChristianDormann. 2011. Psychosocial safety climate as a lead indicator of workplace bullying and harassment, job resources, psychological health and employee engagement. Accident Analysis and Prevention, 1 - 12. Leymann, H. 1996. The content and developmental of mobbing at work. European Jurnal Of Work And Organizational Psychology, l52, 165 – 184. Lockwood, N. R. 2007. Leveraging employee engagement for a competitive advantage: HRs strategic role. USA: Society for Human Resource Management. MA-L, V. 2001. Consequences of workplace bullying with respect to the well- being of its target and the observers of bullying. Scandinavian Journal of Work, Environment Health, 27 1, 63-69. Markos, S. 2010. Employee engagement: The key to improving performance. International Journal of Business and Management, 512, 89 - 96. Maslach, C. 2011. Burnout and engagement in the workplace: The European Health Psychologist , 44 – 47. May, D.R. Gilson, R.L. Harter, L.M. 2004. The psychological conditions of meaningfulness, safety and availability and the engagement of the human spirit at work, Journal of Occupational and Organisational Psychology, 77, 11-37. Monks, C. P., Coyne, L. 2011. bullying in different context. New York: Cambridge University Press. 56 Moretti, M., Postružnik, N. 2011. Stress management and employee engagement: A case study. Europe. Morrow, P. C., McElroy, J. C. 1987. Work commitment and job satisfaction over three career stages. Journal of Organizational Bahavior, 30, 330-346. Oade, A. 2009. Managing workplace bullying: How to identify, respond to and manage bullying behavior in workplace. New York: Palgrave Macmillan. Perrin T. 2003. Working today: Understanding what drives employee engagement the 2003 towers perrin talent report u.s report. [Online] http:www.towersperrin.comtpgetwebcachedoc?Webc=HRSUSA2003 200309Talent_2003.pdf. diakses pada 22 Mei 2014. Psychometrics Canada. 2011. Control, opportunity leadership : A study of employee engagement in the canadian workplace. [Online]. http:www.psychometrics.comdocsengagement_study.pdf. Diakses pada 20 Maret 2014. Rathi, N. 2011. Psychological well-being and organizational commitment: Exploration of the relationship. Working Paper No.1062011 . Robinson, D., Perryman, S., Hayday, S. 2004. The drivers of employee engagement. IES Report No. 408. Brighton, UK: Institute for Employment Studies. Rothmann, S., Welsh, C. 2013. Employee engagement: The role of. Management Dynamics, 22,1, 14 - 25. Russel, Joy, E. 2008. Promoting subjective well-being at work. Journal of Career Assessment,16 , I, 117-131. Sakovska, M. 2012. Importance of employee engagement in business environment : Measuring the engagement level of administrative personnel in VUC Aarhus and detecting factors requiring improvement. Aarhus School of Business and Social Sciences. Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., Savanova, M. 2006. The measurement of work engagement with a short questionnaire : A cross - national study. Educational and Psychological Measurement , 701 - 716. Spector, P. 1997. Job satisfaction: Application, assessment, cause, and consequences. California: Sage Publication Inc. Supriyanto. 2011, November 03. Kekerasan di tempat kerja. Diunggah pada 12 Februari 2015, dari Kompasiana : http:kesehatan.kompasiana.comkejiwaan20111103kekerasan-di- tempat-kerja-409328.html 57 Suryabata, S. 2010. Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Tambur, M., Vadi, M. 2009. Bullying at work: Research in estonia using the negative acts questionnaire revised NAQ-R. Review of International Comparative Management , 10 4, 791-805. Trenas, A. F., Cabrera, J. H., Osuna, M. J. 2010. Predictors for bullying at work in the field of education. Spanyol, Cordoba. Vatria, M. 2001. Consequences of workplace bullying with respect to the well- being of its targets and the observers of bullying. Scandinavian Journal of Work, Environment and Health, 27, 63-69. Weidert, J. M. 2011. The physiological measurement of employee engagement. Thesis , 1-73. [online] . http:digitool.library.colostate.eduexlibrisdtld3_1apache_mediaL2V4 bGlicmlzL2R0bC9kM18xL2FwYWNoZV9tZWRpYS8xMjA1Mjc=.pdf. Diakses pada 05 Juli 2014 Zulkarnain, A. 2013. The mediating effect of quality of work life on the relationship between career development and psychological well-being. International Journal of Research Studies in Psychology, 33, 67-80. Zulkarnain, Akbar, K. P. 2013. Analysis of psychological well-being and turnover intentions of hotel employees: An empirical study. International Journal of Innovation and Applied Studies, 3, 662-671. 1 LAMPIRAN A

1. Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Variabel Bullying di Tempat Kerja

2. Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Variabel Engagement

2

1. Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Variabel Bullying di Tempat Kerja

Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .871 24 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted WLB1 36.49 120.354 .015 .884 WLB2 36.82 114.070 .515 .865 PB1 36.99 120.038 .121 .874 PB2 36.56 113.490 .334 .870 PB3 36.76 112.437 .457 .866 WLB3 36.64 117.272 .221 .873 PB4 37.07 117.918 .382 .869 PB5 36.99 112.671 .620 .863 WLB4 36.32 111.260 .424 .867 WLB5 36.60 110.471 .538 .863 WLB6 36.79 111.106 .554 .863 PB6 36.70 109.706 .630 .861 WLB7 36.60 113.003 .409 .867 WLB8 36.54 105.695 .561 .862 WLB9 36.90 113.610 .598 .864 PB7 36.85 110.737 .502 .864 PB8 37.11 116.152 .537 .866 WLB10 36.74 112.449 .573 .863 PB9 36.99 111.506 .536 .864 PB10 36.71 109.575 .625 .861 WLB11 36.65 108.965 .550 .863 WLB12 37.01 115.709 .402 .868 PB11 36.68 115.716 .239 .873 3 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted WLB1 36.49 120.354 .015 .884 WLB2 36.82 114.070 .515 .865 PB1 36.99 120.038 .121 .874 PB2 36.56 113.490 .334 .870 PB3 36.76 112.437 .457 .866 WLB3 36.64 117.272 .221 .873 PB4 37.07 117.918 .382 .869 PB5 36.99 112.671 .620 .863 WLB4 36.32 111.260 .424 .867 WLB5 36.60 110.471 .538 .863 WLB6 36.79 111.106 .554 .863 PB6 36.70 109.706 .630 .861 WLB7 36.60 113.003 .409 .867 WLB8 36.54 105.695 .561 .862 WLB9 36.90 113.610 .598 .864 PB7 36.85 110.737 .502 .864 PB8 37.11 116.152 .537 .866 WLB10 36.74 112.449 .573 .863 PB9 36.99 111.506 .536 .864 PB10 36.71 109.575 .625 .861 WLB11 36.65 108.965 .550 .863 WLB12 37.01 115.709 .402 .868 PB11 36.68 115.716 .239 .873 PB12 36.82 108.779 .670 .859

2. Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Variabel Engagement

Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items