24
yang dituliskan dalam bentuk perilaku yang tidak mengarahkan pada istilah-istilah bullying atau kekerasan. Skala ini mengukur seberapa sering responden telah
mengalami berbagai tindakan negatif dan perilaku yang berpotensi mengganggu selama 6 bulan terakhir.
NAQ-R merupakan kuisioner yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisikan 26 buah aitem yang memuat daftar-daftar perilaku negatif yang telah
dirasakan dalam enam bulan terakhir. Kategori respon yang diberikan berupa: tidak pernah, ada kalanya, setiap bulan, setiap minggu dan setiap hari. Pada
bagian kedua, responden diberikan pertanyaan mengenai seberapa sering mereka di-bully enam bulan belakangan ini. Kategori respon yang diberikan berupa: tidak
pernah, pernah tetapi jarang, pernah, ada kalanya, beberapa kali dalam seminggu, hampir setiap hari Tambur Vadi, 2009. Semakin sering karyawan merasakan
dirinya di-bullying, maka semakin tinggi pula intensitas bullying yang ada. Sebaliknya, semakin karyawan tidak merasa dirinya dikenai bullying, maka
semakin rendah pula intensitas bullying.
2. Employee Engagement
Employee engagement adalah perasaan atau pemikiran positif karyawan mengenai pekerjaannya yang menyebabkan performa, komitmen dan loyalitasnya
semakin besar yang dapat dilihat dari tingkat energi dan resilisensi mental yang tinggi ketika bekerja, keterlibatannya dalam pekerjaan dan pengalaman dalam
merasakan antusias, dan tantangan, serta konsentrasi penuh dan dengan senang melakukan pekerjaannya. Engagement dapat diukur menggunakan Utrecht Work
25
Engagement Scale UWES yang dikembangkan oleh Schaufeli 2002. Skala tersebut merupakan kuesioner self report yang dapat mengukur ketiga dimensi
dari employee engagement, yaitu dedication, vigor, dan absorption. UWES awalnya terdiri dari 24 aitem, namun setelah dievaluasi oleh pakar psikometri
menjadi 17 aitem dimensi dedication 5 aitem, dimensi vigor 6 aitem, dan dimensi absorption 6 aitem. Skala tersebut terdiri dari tujuh buah rentang respon yang
dimulai dari tidak pernah sampai setiap hari. Semakin tinggi nilai yang diperoleh, semakin tinggi pula engagement yang dimiliki karyawan dan sebalikya semakin
rendah nilai yang diperoleh, maka semakin rendah pula engagement yang dimiliki karyawan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu yang bekerja pada suatu perusahaan atau disebut juga dengan karyawan yang berada di
kota Medan. 2.
Sampel Penelitian
Mengingat besarnya jumlah populasi, keterbatasan peneliti, dan tidak semua individu yang bekerja cocok sebagai subjek dalam penelitian ini, maka
subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang disebut dengan sampel.