Definisi Bullying Bullying di Tempat Kerja

15 kepada seorang atau sekelompok pekerja yang menyebabkan pekerja tersebut berada pada posisi yang tidak berdaya. Leymann 1996 menyatakan bahwa durasi bullying harus berlangsung sampai 6 bulan dan paling tidak terjadi sekali dalam seminggu Bullying dipandang sebagai suatu masalah, bukan hanya bagi individu yang mengalaminya, melainkan bagi organisasi dimana bullying terjadi dan komutias yang lebih luas Einarsen, 1994; Clifford, 2006; Australian Government Comcare, 2009; Daniel, 2009; Oade, 2009; Monks Coyne, 2011. Menurut Oade 2009 masalah yang timbul pada individu yang mengalami bullying adalah masalah dalam reaksi emosi dan psikologis yang berupa: rasa cemas, rasa terisolasi dan kesepian, kehilangan kepercayaan diri, kehilangan self-esteem, rasa marah, mengalami mood swing, kurang motivasi dan tidak bertenaga, dan rasa depresi. Bahkan ada pula reaksi fisik yang umumnya muncul, yakni: merasa mual, sakit kepala dan migrain, jantung berdebar-debar, masalah kulit, sakit punggung, berkeringat dan gemetar, kehilangan nafsu makan, bahkan dapat kehilangan sistem imun. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bullying di tempat kerja merupakan perilaku negatif yang berulang-ulang terjadi, baik yang ditujukan secara langsung maupun tidak langsung kepada seorang atau sekelompok pekerja dalam kurun waktu tertentu yang bertujuan untuk menyakiti atau menyusahkan target yang mengakibatkan efek negatif kepada targetnya. 16

2. Jenis Bullying

Menurut Australian Government Comcare 2009, bullying yang terjadi di tempat kerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. Direct Bullying merupakan perilaku yang secara langsung ditujukan kepada targetnya, seperti: 1 Abusive, insulting atau offensive language, 2 Menyebarkan rumor-rumor atau informasi yang salah, 3 Komentar yang tidak pantas mengenai penampilan, gaya hidup atau mengenai keluarganya, 4 Mengganggu atau menggunakan seseorang sebagai bahan lelucon, 5 Ancaman atau serangan fisik, dan lain sebagainya. b. Indirect Bullying merupakan perilaku yang ditujukan secara tidak langsung kepada targetnya, contohnya: 1 Tanpa alasan memberikan tugas yang sangat banyak, 2 Tidak memberikan pekerjaan yang sesuai dengan jabatannya, 3 Dengan sengaja tidak memberikan akses pada informasi, konsultasi atau pun sumber daya, 4 Perlakuan yang tidak adil, 5 Isolasi fisik atau sosial ostracism, seperti tidak mengikutsertakan target dalam aktivitas pekerjaan, mengabaikan atau tidak merespon pada kehadiran ataupun komentar dari target, meninggalkan ruangan saat target memasuki ruangan, 17 6 Undermining, seperti memberikan kritikan tanpa alsan secara terus menerus Menurut Rayner dan Hoel dalam Cowie, Naylora, Riversb, Smithc Pereira, 2000 perilaku yang termasuk dalam kategori bullying adalah: a. Ancaman terhadap status professional, seperti meremehkan pendapat, penghinaan publik, menuduh karyawan kurang berusaha. b. Ancaman terhadap posisi pribadi, seperti memberi nama panggilan yang mengejek, penghinaan, intimidasi, dan merendahkan dengan mengacu kepada usia karyawan. c. Isolasi, seperti mencegah akses untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan, isolasi fisik maupun isolasi dan penundaan pemberian informasi. d. Beban kerja yang berlebihan, seperti memberikan tekanan yang tidak semestinya, deadline yang mustahil, dan gangguan yang tidak diperlukan. e. Destabilisasi, seperti mengingatkan berulangkali pada kesalahan yang pernah dilakukan, memberikan tugas yang tidak berarti, penghapusan tanggung jawab dan sengaja menggagalkan tugas yang telah diselesaikan karyawan.

3. Komponen Bullying

Menurut Coloroso 2004 bullying akan selalu melibatkan 3 elemen berikut: a. Imbalance power Bullying bukan merupakan sekedar pertikaian antar saudara sibling rivalry, juga bukan merupakan pertengkaran antar individu yang memiliki kekuatan 18 yang sama. Individu yang melakukan bullying bisa saja lebih tua, lebih besar fisiknya, lebih kuat, lebih tinggi kelas sosialnya, berbeda ras, maupun berlawanan sex. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan Coloroso adalah individu yang melakukan bullying merupakan individu yang memiliki power yang lebih besar dibandingkan dengan targetnya. b. Intent to harm Individu yang melakukan perilaku bullying bermaksud untuk membebankan emosional danatau luka fisik, berharap tindakan yang dilakukan akan melukai targetnya, dan merasa senang atas penderitaan yang dialami oleh targetnya. Perilaku bullying bukan merupakan perilaku yang tidak disengaja atau kesalahan belaka, c. Threat of further aggression Baik individu yang melakukan bullying maupun targetnya mengetahui bahwa perilaku bullying ini akan muncul kembali, yang mana ini bukan perlilaku yang terjadi sekali saja.

4. Dimesi bullying

Bullying di tempat kerja dapat dibagi menjadi dua dimensi Einarsen, Hoel, Notelaers, 2009 ; Giorgi, 2008; Giorgi , Arenas, Leon-Perez, 2011, yaitu: a. work-related bullying, yang merupakan perilaku bullying yang bertujuan untuk menyusahkan pekerjaan target, seperti memberikan tugas dengan