Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
cenderung akan keluar dari pekerjaannya sehingga akan berdampak pada performa organisasi Lockwood, 2007.
Employee engagement penting karena dapat mempengaruhi hasil dari suatu organisasi serta memberikan dampak positif pada kesejahteraan psikologis
karyawan Robertson dan Cooper, 2009; Rothmann Welsh, 2013. Ketika individu memiliki kesejahteraan psikologis, maka ia akan mampu menjalankan
fungsinya dengan baik, mengerjakan segala tugas dan bertanggung jawab Zulkarnain, 2013. Kesejahteraan psikologis juga dapat mempengaruhi komitmen
seseorang terhadap organisasi yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi Rathi, 2011. Selain itu, pekerja dengan
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi juga dapat menurunkan tingkat turnover Zulkarnain Akbar, 2013 dan absenteeism Spector, 1997, serta
meningkatkan performa dan kepuasan kerja Russel, 2008. Salah satu faktor yang mempengaruhi engagement adalah job resource.
Job resource dapat berupa otonomi, feedback atas peformanya, dukungan sosial, supervisory coaching, skill variety, dan kesempatan untuk belajar, yang mana
dapat mengurangi job demands yang merupakan tuntutan dan tekanan dari pekerjaan Bakker Demerouti, 2004. Individu yang merasa tertekan dalam
jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan stress yang berakibat pada gangguan fisik, psikis dan gangguan sosial Moretti
Postružnik, 2011. Bullying dan pelecehan dapat di kategorikan sebagai job demand semmer
dalam Law, dkk, 2011. Bullying merupakan suatu tindakan yang secara sadar, disengaja dan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk merugikan,
4
menyebabkan ketakutan melalui ancaman kekerasan dan terror Coloroso, 2004, sehingga dapat dikatakan bahwa bullying terjadi ketika seseorang dengan sengaja
melukai, mengganggu atau mengintimidasi orang lain. Bullying yang terjadi di tempat kerja disebut juga dengan workplace
bullying. Individu yang di-bully merasa bahwa ia dihianati oleh organisasi yang mempekerjakannya Oade, 2009. Menurut Oade, perilaku yang tergolong
bullying adalah perilaku yang menjatuhkan self-esteem orang, perilaku yang menyebabkan kualitas pekerjaan seseorang menjadi rendah, perilaku yang
mengurangi rasa percaya diri orang lain, perilaku yang meniadakan orang lain tidak disertakan dalam segala hal, dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan isi
artikel yang di tulis oleh Supriyanto, seorang konselor dan trauma therapist, bahwa ada kliennya mengalami kekerasan di tempat kerja. Kekerasan yang
dialaminya berupa omelan yang tidak jelas untuk pekerjaan yang sudah dilakukan dengan benar, disalahkan, direndahkan dengan memarahinya di depan orang lain,
yang menyebabkan kliennya merasa bersalah atas apa yang telah dilakukannya walaupun itu benar Kompasiana, 2011.
Bullying ini dapat dikatakan sebagai topik yang cukup menarik, sebab selama ini bullying masih saja dianggap sebagai hal yang biasa saja, padahal
bullying memberikan dampak negatif pada targetnya dan perilaku ini semakin lama semakin meningkat Gunawan, Prihanto Yuwanto; 2009; Peyton, 2003.
Individu yang menjadi target bullying juga jarang melaporkan perlakuan yang diterimanya, sebab mereka takut akan memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan karir mereka About The House, 2012.
5
Bullying memiliki dampak negatif, bila dilihat dari konteks pekerjaan, bullying memberikan dampak buruk bagi individu yang menjadi target maupun
bagi organisasi tempat individu bekerja. Individu target bullying memiliki kemungkinan mengalami luka fisik, depresi, cemas, menarik diri, berkurangnya
rasa percaya diri, berkurangnya performa kerja atau dapat dikatakan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraannya sehingga dapat berdampak pada
produktivitas suatu organisasi Australian Government Comcare, 2009; Clifford, 2006; Daniel, 2009; Einarsen, 1994.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Einarsen, Matthiensen, Skogstad 1998 didapatkan bahwa subjek penelitiannya yang mengalami bullying merasa
lebih burnout dibandingkan subjek lainnya yang tidak mengalami bullying. Organisasi dapat mencegah burnout dengan cara fokus pada pembangunan
engagement pada karyawan Maslach, 2001. Hal ini berarti semakin sering bullying terjadi atau semakin tinggi intensitas bullying yang terjadi di lingkungan
kerja, maka engagement karyawan akan semakin menurun. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, peneliti sangat tertarik untuk
mengetahui pengaruh bullying di tempat kerja terhadap employee engagement.