1988. Tujuannya untuk mendapatkan tafsiran idealogi teks. Teori, metode dan cara analisis berlandaskan pada teori, metode, dan cara analisis yang diadobsi dari Halliday
1994, 2004, 2005, 2006, Martin 1992, 2000, Eggins 1994, 2004 dan lain-lain. Untuk mendapatkan interpretasi ideologi, teori yang digunakan adalah teori Fairclough 1989,
1995, 2001, dan 2004, Wodak 1996, dan Young dan Brigid 2006. Adapun hasil penelitian yang didapat adalah berupa konstruksi kompleks dan
realisasi pengalaman dan stuktur generik tiap-tiap teks beserta tafsiran ideologinya. Penelitian ini begitu banyak membantu penulis dalam memahami tentang klausa dan
klausa kompleks, parataksis dan hipotaksis dalam proyeksi.
2.9.6 Ideational Functions in Motivational Speech of Martin Luther King Jr. “I HAVE
A DREAM” and Winston Shurchill “BLOOD TOIL TEARS AND SWEAT” Suryani, 2011
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi fungsi logis dan fungsi eksperensial yang terdapat dalam pidato-pidato Raja Martin Luther Junior dan Winston Shurchill. Pemilihan
pidato-pidato yang memberikan semangat ini bertujuan agar dapat diimplementasikan oleh pemimpin dan para guru dalam membimbing murid-muridnya.
Dalam penelitian ini ditemukan data dari fungsi logis dan fungsi eksperensial. Dari fungsi eksperiensial ditemukan 6 proses; proses yang paling mendominasi adalah proses
material sekitar 47,57 dan yang terendah adalah prores behavioral yaitu hanya mencapai jumlah 1,62. Dari fungsi logis ditemukan keberadaan hipotaksis 35 dan parataksis
65. Ekspansi 98,70 dan proyeksi hanya 1,3 persen. Setelah diamati kenapa proyeksi dalam tesis ini hanya mendapat porsi yang kecil, ditemukan jawaban bahwa tesis ini
meneliti pidato-pidato yang memberi motivasi kepada orang lain. Oleh karena itu ekspansi lebih banyak ditemukan.
Penganalisisan data untuk mengidentifikasi jenis-jenis ekspansi dan proyeksi yang terdapat dalam pidato-pidato yang diteliti memperjelas pengetahuan penulis dalam
menganalisis data proyeksi yang terdapat dalam cerita-cerita rakyat Melayu yang dipilih.
2.9.7 Fungsi dan Implikasi Makna Logis Pantun Melayu dan Serdang Mulyani. 2012
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menggali bentuk wacana budaya Melayu Deli dan Serdang, yaitu pantun, dan diharapkan dapat memberi kontribusi untuk
pemertahanan budaya daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi logis yang direalisasikan pantun
Melayu dan Serdang, dan mengiterpretasikan implikasi makna logis dari pantun Melayu Deli dan Serdang.
Mulyani 2012 memakai metode deskriptif kuantitatif dalam penelitiannya. Beliau mengambil data pantun tertulis, yang terdiri dari: dua puluh pantun anak-anak PAA, dua
puluh pantun orang muda POM, dan dua puluh pantun orang tua POT. Tiap-tiap pantun terdiri dari empat klausa kompleks, semuanya berjumlah 239. Kemudian data pantun lisan
berbalas pantun berjumlah sepuluh bait pantun, dan pantun adat pernikahan berjumlah dua belas bait.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pada hubungan logis, sampiran 1 – 2
dalam PAA, POM, dan POT yang terdiri atas masing-masing 20 klausa kompleks, dan semuanya berjumlah 60 klausa kompleks, setelah direalisasikan ke dalam 10 jenis fungsi
logis, didapati bahwa fungsi logis yang dominan ada dua, yaitu ganda hipotaktik αxβ, dan
ekstensi parataktik, yaitu sama-sama berjumlah 21 35. Pada hubungan logis sampiran 1
– 2 dan isi 3 – 4 ada empat hubungan logis yang kosong, yaitu lokusi parataktik 1”2, lokusi hipotaktik α”β, ide parataktik 1’2 dan ide hipotaktik α’β.
Dari hasil penelitian didapati bahwa hubungan logis ekspansi yang paling banyak terdapat dalam pantun-pantun yang diteliti dan tidak ditemukan jenis proyeksi baik dalam
parataksis maupun dalam hipotaksis. Penelitian ini memberikan kontribusi kepada penulis bagaimana cara mepaparkan,
menganalisis secara terstruktur dan terperinci. Penyajian tentang teori Linguistik Sistemik Fungsional juga dalam disertasi ini cukup memberi penyegaran tentang teori ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian