BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif
. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta
di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian. Menurut Brannen 1997: 9-12, secara epistemologis memang ada sedikit
perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori bahan, penelitian kualitatif justru
sebaliknya. Perbedaan penting pada keduanya terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument pengumpul data, mengikuti asumsi kultural, dan
mengikuti data. Dalam penelitian kualitatif peneliti terlebih dahulu harus benar-benar mengetahui data. Sebagai contoh, apabila sumber data tersebut berupa teks maka ia harus
dibaca berulang-ulang sehingga dapat benar-benar dapat dianalisis. Penelitian kualitatif termasuk penelitian historis dan deskriptif adalah penelitian
yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan
digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan
dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri.
3.2 Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerita-cerita rakyat Melayu yang sudah berkembang secara lisan di tengah-tengah masyarakat, khususnya
masyarakat Melayu. Namun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah cerita- cerita rakyat Melayu yang dibukukan dalam buku yang berjudul: ‘Bunga Rampai Cerita
Rakyat Sumatera Utara ’. Dari buku ini diambil tiga cerita rakyat Melayu yang masing-
masing judulnya: 1.
Hikayat Ketapel Awang Bungsu 2.
Legenda Pantai Cermin 3.
Buyung Besar. Dari ke tiga judul cerita inilah data proyeksi yang berupa klausa-klausa kompleks diambil
dan diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel- tabel agar lebih mudah dalam memaparkan dan menganalis data.
Pemilihan tiga cerita ini berdasarkan pada anggapan bahwa semua cerita rakyat yang ada di Indonesia, khususnya cerita rakyat Melayu pada umumnya mengajarkan nilai-
nilai kebaikan dan keluhuran, namun harus ada yang diputuskan untuk menjadi sampel dari sekian banyak cerita. Dengan kata lain, semua cerita rakyat Melayu dianggap sebagai
populasi, sedangkan ke tiga cerita yang dipilih adalah sebagai sampel dari populasi itu yang memudahkan penelitian. Alasan lain memilih judul-judul cerita rakyat tersebut adalah
karena banyaknya data proyeksi yang terdapat dalam alur cerita-cerita rakyat ini. Hal ini
dikarenakan tidak semua penyajian cerita yang telah dibaca memaparkan ceritanya dengan struktur yang dikategorikan sebagai ‘proyeksi’ dalam Linguistik Fungsional Sistemik.
3.3 Teknik Pengumpulan Data