1’2 α ‘β
2.3.2 Fungsi Antarpersona
Fungsi antarpersona adalah fungsi bahasa yang mampu mempertukarkan pengalaman dalam interaksi sosial. Fungsi antarpersona merupakan aksi yang dilakukan
pemakai bahasa dalam saling bertukar pengalaman linguistik. Dengan kemampuan berinteraksi sosial, maka manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam melakukan suatu
aksi maka dari segi semantik, aksi terbagi dalam empat aksi dasar yang disebut dengan protoaksi yaitu pernyataan memberi informasi, pertanyaan meminta informasi, tawaran
memberi barang dan jasa, dan perintah meminta barang dan jasa. Keempat aksi dasar atau protoaksi tersebut kemudian direalisasikan ke dalam
tingkat tata bahasa yang disebut modus. Aksi pernyataan biasanya direalisasikan ke dalam modus deklaratif. Aksi pertanyaan biasanya direalisasikan oleh modus interogatif dan aksi
perintah direalisasikan oleh modus imperatif. Namun, aksi tawaran tidak mempunyai modus karena tidak mempunyai modus yang Bermarkah sebagai realisasinya. Dengan
demikian, tawaran dapat direalisasikan oleh salah satu dari ketiga modus. Modus itu dibangun oleh lima unsur yaitu subjek, finit, predikator, komplemen, dan adjunct.
Tabel 2.3: Posisi Subjek, Finit, Predikator, Komplemen, dan Adjuct dalam Teks
Kami Subjek
Akan Finit
Mengadakan Predikator
Rapat Komplemen
besok pagi Adjunct
Mood Residue
2.3.3 Fungsi Tekstual
Fungsi ketiga dari bahasa adalah merangkai pengalaman yang disebut dengan fungsi tekstual. Fungsi tekstual bahasa adalah sebuah interpretasi bahasa dalam fungsinya
sebagai pesan. Hal ini diinterpretasikan sebagai sebuah fungsi intrinsik kepada bahasa itu sendiri, dalam arti bahwa bahasa berkaitan dnegan aspek situasional dimana bahasa atau
teks terdapat di dalamnya. Dengan kata lain, fungsi titik temu membuat bahasa atau teks relevan secara internal ke dalam bahasa itu sendiri demikian juga secara eksternal kepada
konteks atau situasi di mana bahasa itu digunakan. Fungsi ini memberi kemampuan kepada seseorang untuk membedakan sebuah teks sebagai bahasa yang termotivasi secara
fungsional dan kontekstual dan pada sisi yang lain dari yang bukan teks sebagai bahasa terpisah dari yang lain.
2.4 Teks
Dalam pandangan Halliday 1992 dalam Mascahaya 2010:61, teks dimaknai secara dinamis. Teks adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam
konteks situasi. Teks adalah contoh interaksi lingual tempat masyarakat secara aktual menggunakan bahasa; apa saja yang dikatakan atau ditulis; dalam konteks yang operasional
operational context yang dibedakan dengan konteks kutipan a citational context, seperti kata-kata yang didaftarkan dalam kamus 1978:109. Teks berkaitan dengan apa yang
secara aktual ‘dilakukan’, ‘dimaknai’ dan ‘dikatakan’ oleh masyarakat. Terkait dengan teks, Halliday memberikan beberapa penjelasan sebagai berikut:
Pertama, teks adalah unit semantis. Menurut Halliday 1978:135 kualitas tekstur ditak didefinisikan dari ukuran. Teks adalah sebuah konsep semantis. Meskipun terdapat
pengertian sebagai sesuatu di atas kalimat super-sentence, sesuatu yang lebih besar daripada kalimat, dalam pandangan Halliday hal ini secara esensial salah tunjuk pada
kualitas teks. Kita tidak dapat merumuskan bahwa teks itu lebih besar atau lebih panjang daripada kalimat atau klausa. Detegaskan oleh Halliday 1978:135 dalam kenyataannya