percakapan degan nelayan dan pentani MS menjadi bagian budaya dan produk budaya MS.
Pemaparan tentang proses-proses dalam sistem transitivitas, bahasa dalam konteks budaya dan situasi secara khusus mencerahkan penulis dalam proses penulisan tesis ini.
2.9.4 Proyeksi dalam Teks Berita dan Tajuk Rencana dalam Harian Waspada Nurlela, 2002
Dalam penelitiannya,
Nurlela mengkaji
proyeksi yang
ada dalam
Teks Berita dan Tajuk Rencana pada Harian Waspada. Adapun variabel yang diteliti adalah: Lokusi Parataktik, Lokusi Hipotaktik, Ide Hipotaktik dan Relasional.
Dari penelitiannya ditemukan 119 unit proyeksi dari 7 Teks Berita dan 34 unit dari 7 Teks Tajuk Rencana yang dianalisis. Perbedaan proyeksi yang amat signifikan ini
disebabkan oleh fungsi kedua jenis teks yang menyebabkan rasio hampir 1:4. Dari empat variabel yang diamati dari semua teks hanya ditemukan tiga variabel, yaitu: Lokusi
Hipotaktis, Ide Hipotaksis dan Relasional, sedangkan Lokusi Parataksis sama sekali tidak digunakan oleh wartawan dalam kedua jenis teks.
Proyeksi Relasional mendominasi dalam Teks Berita dengan proporsi 53 dan sangat rendah pemakaiannya dalam Teks Tajuk Rencana dengan proporsi 15. Proyeksi Lokusi
Hipotaksis dominan dalam Teks Berita dengan proporsi 41. Proyeksi Ide Hipotaksis menempati urutan kedua dalam Teks Tajuk Rencana dengan proporsi 32 dan hanya
menjadi pelengkap dalam Teks Berita dengan proporsi 7. Perbedaan proyeksi dari kedua jenis teks yang dianalisis bersifat kuantitatif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakuk an tentang ‘Proyeksi dan
Cerita-cerita Rakyat Melayu adalah dalam penelitian ini tidak ditemukan jenis proyeksi
‘lokusi parataksis’ sedangkan di tesis ini jenis ini yang paling dominan. Setelah diamati dan disimak ternyata hal itu disebabkan oleh objek penelitian yang berbeda. Dalam tesis
Nurlela, proyeksi relasional dan proyeksi lokusi hipotaksis mendominasi karena dalam objek yang dikaji adalah berupa berita dalam harian waspada yang lebih banyak
melaporkan daripada mengutip kata-kata secara langsung. Manfaat yang didapat penulis setelah menelaah tesis ini adalah penyajian isi Tesis
ini yang begitu sistematis dan pemilihan kata-katanya yang komunikatif sehingga pembaca pembaca terbantu untuk memahami isinya. Selain bersifat komunikatif, tesis ini juga
tergolong menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pemaparan tentang proyeksi sendiri terpapar dengan terperinci di tesis ini sehingga memberikan inspirasi
kepada penulis dalam memaparkan kerangka teori dan pembahasan dalam tesis penulis.
2.9.5 Klausa Kompleks dan Realisasi Pengalaman dalam Teks Peradilan Kasus Bom Bali I: Sebuah Analisis LFS Setia, 2008
Setia 2008 melakukan penelitian mengenai klausa kompleks dan realisasi pengalaman pada teks peradilan. Beliau menganalisis tentang salingketergantungan klausa
yang satu dengan yang lainnya yang disebut taksis. Sturktur taksis ada dua jenis; yaitu parataksis dan hipotaksis. Bagian teks peradilan yang dianalisis adalah hubungan
semantikmakna logisnya; yaitu ekspansi dan proyeksi. Dalam ekspansi dianalasis elaborasi, eksistensi, dan ganda. Sedangkan dalam proyeksi dianalisis lokusi dan ide.
Kedua makna logis ini diteliti baik yang dalam bentuk parataksis dan hipotaksis. Setia 2008 mengambil data berupa klausa dan klausa kompleks dari sebelas teks.
Data tersebut dianalisis berdasarkan pada permasalahan yang dipilih dengan menggunakan metode kuantitatif dengan merujuk pada metode yang digunakan oleh Nesbitt dan Plum
1988. Tujuannya untuk mendapatkan tafsiran idealogi teks. Teori, metode dan cara analisis berlandaskan pada teori, metode, dan cara analisis yang diadobsi dari Halliday
1994, 2004, 2005, 2006, Martin 1992, 2000, Eggins 1994, 2004 dan lain-lain. Untuk mendapatkan interpretasi ideologi, teori yang digunakan adalah teori Fairclough 1989,
1995, 2001, dan 2004, Wodak 1996, dan Young dan Brigid 2006. Adapun hasil penelitian yang didapat adalah berupa konstruksi kompleks dan
realisasi pengalaman dan stuktur generik tiap-tiap teks beserta tafsiran ideologinya. Penelitian ini begitu banyak membantu penulis dalam memahami tentang klausa dan
klausa kompleks, parataksis dan hipotaksis dalam proyeksi.
2.9.6 Ideational Functions in Motivational Speech of Martin Luther King Jr. “I HAVE